05

1.5K 266 16
                                    


.
.
.
.
.
San sudah berdiri didepan rumah Wooyoung dengan tangan menggenggam keranjang berisi buah. San ingin masuk kedalam tapi dia bimbang, apakah Wooyoung akan menerimanya dengan baik atau tidak.

"Hah, sudah lah." San melangkah masuk, mengetuk pintu kayu berwarna putih itu beberapa kali.

Cklek

"Siap- oh tuan Choi." Wooyoung sedikit terkejut saat menemukan San sedang berdiri didepan pintu rumahnya.

"Aku datang ingin menjengukmu, aku dengar dari teman tinggi mu itu kau sedang sakit." Wooyoung tersenyum ramah, dia membuka pintu rumah nya sedikit lebar, mempersilakan San masuk kedalam rumah kecilnya.

"Duduk lah, kau ingin minum kopi atau teh?" San yang sudah duduk disofa ruang tamu milik Wooyoung langsung menatap laki-laki itu.

"Kopi saja, jika kau tidak keberatan." Wooyoung mengangguk, dia segera pergi kedapur dan membuatkan secangkir kopi untuk San.

"Maaf, aku hanya bisa memberikan ini." San tersenyum saat Wooyoung meletakan cangkir kopi dihadapannya.

"Tidak apa."
.
.
.
.
.
Yunho menatap Byungchan dan Jongho yang sedang bermain diruang bermain dengan senyum yang terukir tulus diwajahnya. Dia bahagia saat ini, dia juga bersyukur karena bertemu Wooyoung tujuh tahun lalu. Jika tidak mungkin tidak akan ada Byungchan dihidupnya, tidak akan ada tawa lagi dihidupnya.

"Kak Yunho, apa aku harus menghubungi tuan Choi agar menjemput Jongho?" Yunho menoleh kearah Jisung kemudian menggeleng.

"Tidak usah, biar aku sendiri yang akan menghubunginya nanti, aku akan mengajak Jongho ke rumah Wooyoung dulu." Jisung mengangguk. Dia tau seberapa sayangnya Yunho pada Wooyoung.

"Kalau begitu, aku pulang duluan ya kak, kak Minho dan Jongin sudah menunggu didepan." Yunho mengangguk. Dia tersenyum ramah pada Jisung.

Yunho terkadang merasa iri pada Jisung, di usianya yang masih sangat muda, dia mempunyai suami yang sangat setia, tidak seperti dirinya.

"Hah, apa yang aku pikirkan." Yunho menggelengkan kepalanya guna mengusir pikiran-pikiran jelek itu.

"Byungchan, Jongho!" dua anak yang sedang bermain itu langsung menoleh saat mendengar Yunho memanggil mereka.

"Sudah sore, Hoho mau ikut paman dulu?" Jongho berkedip imut saat mendengar itu.

"Ikut? Kemana?" Yunho tersenyum dan mengacak rambut Jongho, Byungchan sudah menempel pada punggungnya, mengkode untuk digendong.

"Kerumah mama Wooyoung, mau?" mata Jongho berbinar mendengar nama Wooyoung, anak itu langsung mengangguk penuh semangat.

"Mau paman mau!" Yunho tertawa.

"Mama, Byungchan mau bobo di rumah paman Uyoung, boleh?" Yunho tentu saja mengangguk, sudah terlalu sering Byungchan tidur dirumah Wooyoung, apa lagi saat Yunho harus kembali bekerja saat malam hari.

"Baik, ayo kita kerumah paman Wooyoung, ayo Hoho paman antar bertemu mama." Yunho menggandeng tangan dua bocah kecil itu di kiri dan kanan nya, rasanya seperti memiliki dua orang anak.

"Yey, bertemu mama, Hoho lapar!"
.
.
.
.
.
"Wooyoung, maaf sepertinya aku harus menjemput Jongho lebih dulu." Wooyoung melihat bagaimana paniknya San saat menyadari jam sudah lebih dari waktu tutup daycare.

"Tenang lah, Yunho sedang perjalanan kemari bersama Byungchan juga Jongho, lebih baik kau tunggu disini." San bernafas lega mendengar penjelasan Wooyoung, dia bersyukur ada Yunho disana.

"Wooyoung." Wooyoung menoleh menatap San bingung, saat laki-laki itu memanggilnya.

"Ya?"

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya, wajahmu sangat familiar."

TimelinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang