09

1.5K 250 4
                                    


.
.
.
.
.
Hongjoong menatap khawatir pada Wooyoung yang sedang tidak sadarkan diri diatas ranjang kamar tamu dirumahnya. Raut wajahnya terlihat sangat emosi. Dia beruntung Wooyoung belum sempat tertabrak tadi, meskipun pemuda manis itu berakhir pingsan.

"Hongjoongie." Hongjoong menoleh pada Seonghwa yang menyerahkan selembar kertas ditangannya.

"Apa itu?"

"Kau harus membacanya, aku temukan itu disaku celana Wooyoung." Hongjoong langsung meraih kertas itu dan membacanya.

"Choi San sialan!" Hongjoong meremas kertas itu.

"Kau jaga Wooyoung disini, aku akan segera kembali." Hongjoong meraih kunci mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Seonghwa.

"Hati-hati Joongie."
.
.
.
.
.
Brak

"Dimana Cho San?!" Mingi yang baru saja kembali dari dapur terkejut dengan teriakan Hongjoong.

"Kak Hongjoong ada apa?" Mingi sedikit begidik ngeri saat melihat tatapan tajam Hongjoong.

"Panggilkan San!?" keributan yang dibuat Hongjoong memancing San keluar dari kamarnya, matanya memicing saat melihat Hongjoong terlihat marah diruang tamunya.

"Ada apa ini? Kenapa kau marah-marah kak?"

Buagh

Buagh

Buagh

Hongjoong langsung melanyangkan pukulan saat San mendekat kearahnya.

"Kak Hongjoong apa yang kau lakukan?" Mingi yang terkejut segera memisahkan Hongjoong dari San.

"Apa yang aku lakukan?" Hongjoong menatap kearah San yang sedang dibantu berdiri oleh Yunho. Ya yunho memutuskan menginap setelah mendengarkan penjelasan Mingi, ditambah Byungchan tidak ingin pulang.

"Tanyakan pada bajingan tidak memiliki hati itu!" San berdecih saat mengerti arah pembicaraan Hongjoong.

"Apa jalang itu mengadu padamu? Ah benar kau sahabatnya bukan?" Mingi dan Yunho menatap San dan Hongjoong bingung. Sedangkan Hongjoong mengepalkan tangannya.

"Orang yang kau sebut jalang itu adalah ibu dari anakmu Choi San!?" San tersenyum sinis.

"Aku tidak akan mengakui anak itu sebagai anakku, aku sudah memintanya menggugurkannya." mata Hongjoong terbelalak begitu pula Yunho dan Mingi.

"Kau gila San, ya dari dulu kau memang gila, sama seperti Yeosang." San tersulut emosi saat Hongjoong menyebut mendiang istrinya gila.

"Berhenti menjelekan istriku Kim Hongjoong!?" Hongjoong tertawa remeh.

"Aku mengatakan apa yang sebenarnya San."

"Haruskah aku memberitahu mu sesuatu?" Hongjoong mengeluarkan sebuah surat hasil dna dan melemparkannya pada San.

"Kau menghancurkan hidupnya dua kali San, saat ini juga tujuh tahun lalu." San terdiam mendengar ucapan Hongjoong.

"Aku tidak pernah menghancurkan hidup siapapun!"

"Oh ya? Lalu bagaimana dengan anak yang kau perkosa saat kau mabuk tujuh tahun lalu?" San tertawa remeh pada Hongjoong.

"Aku menikahinya, aku memperkosa Yeosang saat itu." Sekarang giliran Hongjoong yang tertawa.

"Kau bodoh San, bukan Wooyoung yang menjebakmu tapi Yeosanglah yang menjebakmu." Mingi dan Yunho terpaku mendengar nama Wooyoung ikut disebut.

"Tujuh tahun lalu,Yeosang menjebakmu dan membuatmu mabuk, lalu dia juga menjebak Wooyoung hingga akhirnya kau menidurinya, apa kau tidak ingat itu Choi San?"

Deg

San terpaku mendengar sebuah fakta yang baru saja diungkapkan oleh Hongjoong.

"Jangan bercanda Kim Hongjoong, Yeosang datang padaku dan meminta pertanggung jawabanku karena dia hamil!!" Hongjoong geram melihat San yang masih tidak percaya padanya.

"Yeosang memang hamil saat itu San, tapi bukan anakmu, saat itu Wooyoung lah yang hamil anakmu!?" Yunho menutup mulutnya saat mengetahui bahwa San lah ayah dari bayi yang dikandung Wooyoung dulu.

"J-jangan bercanda Kim!"

"Aku tidak bercanda San, aku mengenal Yeosang sejak kecil, aku tau bagaimana liciknya Yeosang saat keinginannya tidak terkabul."

"Yeosang menipumu, yang memberimu bekal makan siang saat masih sekolah dulu adalah Wooyoung, bukan Yeosang, Wooyoung lah yang mencintaimu bukan Yeosang." San memundurkan kakinya tidak percaya.

"Tidak mungkin, lalu J-jongho?" Hongjoong menghela nafas.

"Jongho anakmu, putra kandungmu dengan Wooyoung. Saat Yeosang kecelakaan bayi yang dikandung Yeosang tidak bisa diselamatkan, disaat yang sama Wooyoung sedang melahirkan dirumah sakit yang sama dengan Yeosang. Yeosang yang mengetahui itu, mengambil paksa Jongho dari tangan Wooyoung dan mengatakan bahwa lebih baik Jongho dirawat oleh ayah kandungnya." San menatap tidak percaya hasil tes dna di tangannya.

"Kau tau kak? dan kau diam saja melihatku dibodohi oleh Yeosang?" Hongjoong menunduk.

"Itulah kebodohanku, aku diam saja, dan berakhir menyakiti malaikat seperti Wooyoung, yang bahkan masih bersedia memaafkanku."

"J-jadi k-kalian alasan Wooyoung hidup seperti mayat hidup tujuh tahun lalu!?" San, Hongjoong dan Mingi menatap Yunho bingung.

"Apa maksudmu Yun?" Yunho mengusap air matanya.

"Wooyoung beberapa kali mencoba mengakhiri hidupnya sendiri, dia menyalahkan dirinya sendiri ksrena tidak bisa menjaga anaknya dan membuat dia kehilangan harta satu-satunya." Mingi menatap Yunho bingung.

"Kau mengenal Wooyoung?" Yunho mengangguk.

"Wooyoung yang menolongku tujuh tahun lalu, dia yang mencegahku menggugurkan Byungchan, dia bahkan berjanji akan membantuku merawat Byungchan. Memberikan ku tempat tinggal dan menganggapku seperti adiknya sendiri, tanpa Wooyoung mungkin Byungchan tidak akan pernah lahir didunia ini, dan aku mungkin akan menyesal seumur hidup."

Grep.

Mingi memeluk tubuh Yunho, bagaimana pun Yunho masih istrinya, mereka tidak pernah bercerai meskipun berpisah selama ini.

"Sekarang dimana Wooyoung?" Hongjoong menatap tajam pada San.

"Tidak tau, dia pergi setelah menemuiku." setelah mengatakan itu Hongjoong bergeges pergi meninggalkan rumah San. Dia harus segera pulang dan melihat keadaan Wooyoung. Seonghwa pasti kelelahan jika harus menjaga Wooyoung semalaman, istrinya itu juga sedang hamil.

"Kau harus berusaha untuk menemukannya dan membuatnya kembali padamu Choi San!"
.
.
.
.
.
Wooyoung benar-benar hilang bak ditelan bumi. San sudah mendatangi rumah pemuda itu tapi yang didapat hanyalah kekosongan. San juga mencari ke daycare setiap hari tapi tidak pernah bertemu dengan laki-laki manis itu, Yunho mengatakan sejak hari itu Wooyoung sama sekali tidak pernah datang ke daycare.

Yunho sudah berdamai dengan Mingi, saat ini keduanya tinggal diapartemen Mingi, bersama Byungchan juga pastinya.

Sudah empat bulan sejak malam itu, San seperti mayat hidup. Dia merasa bersalah pada Wooyoung, hingga terus mencari keberadaan laki-laki manis itu, ditambah Jongho juga terus mencari dan menanyakan dimana Wooyoung, kenapa sang mama tidak pernah datang dan menemuinya.

Empat bulan banyak sekali hal yang berubah dari hidup San, hidupnya berantakam tapi dia masih harus terlihat kuat untuk Jongho. San sudah berjanji akan membuat Jongho merasakan kasih sayang mamanya, San juga berjanji akan menerima anak yang dikandung Wooyoung. Anaknya, anak keduanya, darah dagingnya.

Drrt
Drrt
Drrt

San menepikan mobilnya dan segera mengangkat panggilan dari Mingi.

"San kerumah sakit sekarang, Jongho sakit."

San yang mendengar itu tanpa menunggu lama langsung menginjak pedal gasnya untuk pergi kerumah sakit.

"Ya tuhan, maafkan aku, ijin kan aku membahagiakan mereka!"

San bahkan tidak peduli saat dia beberapa kali hampir menabrak pengendara mobil lain. Dipikirannya hanya ada Jongho.
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.

TimelinesWhere stories live. Discover now