Chapter 5

175 27 6
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya🎉

Bella pun menampar Axel dengan keras, sehingga kepalanya menoleh kesamping.

"BRENGSEK!"

Happy reading!

"Maksud lo apa? Enak banget lo ngomong kayak gitu! Kenapa baru sekarang lo nikahin gue? Kenapa nggak dari dulu aja?Jawab!!" sentak Bella kepada Axel.

Axel hanya diam sedari tadi, apa yang diucapkan Bella memang benar! Kenapa nggak dari dulu ia bertanggung jawab kenapa malah sekarang. Ia kira setelah minta maaf dengan Bella ia akan diterima olehnya, ternyata tidak.

"Maaf," lirih Axel, ia menangis. Dia menyesal telah meninggalkan Bella waktu itu.

Bella sama halnya dengan Axel ia menangis tersedu-sedu.

"Maaf aja, nggak cukup buat gue!" ketus Bella. Jujur ia rindu kepada laki-laki yang ada di depannya ini, ia masih mencintainya, tapi rasa kecewanya lebih besar.

Setelah itu Bella pergi dari sana, tanpa menyadari seseorang yang sedari tadi menguping percakapan mereka dari awal hingga akhir.

'Oh, ternyata dia yang sudah menghamili Bella! Dasar Brengsek!' batin orang itu.

Di koridor Bella bertemu Gema yang sedang berjalan barengan bersama teman-temannya, ia hanya melirik Gema sebentar lalu pergi.

Gema bingung dengan keadaan Bella, saat Bella melewatinya ia melihat Bella habis menangis, matanya sembab, hidungnya yang merah, ada apa dengan gadis itu? Pikirnya

"Kalian duluan aja! Gue mau nyusul Bella," pinta Gema lalu berlari menyusul Bella.

"Bella, tunggu!" teriak Gema yang tak dihiraukan oleh Bella

Bella terus berjalan tak tentu arah, pikirannya kosong, ia tak memperdulikan tatapan mata semua murid.

Pada akhirnya Gema berhasil menarik tangan Bella sedikit kasar lalu menggendongnya ala bridal style. Banyak tatapan iri dan kagum dari para murid.

Bella yang digendong terkejut, ia memberontak pun tak bisa, karena tenaganya kalah besar dengan Gema.

"Gema! Turunin!" ucap Bella meronta-ronta

Gema tidak menjawab, ia terus berjalan hingga sampailah mereka di rooftop. Ya ternyata Gema mengajak Bella ke Rooftop.

Setelah itu Gema menurunkan Bella dari gendongannya.

"Ngapain lo bawa gue ke rooftop?" tanya Bella

"Nggak papa sih, cuma pengen kesini aja, tapi sama lo!" ucap Gema lalu berjalan ke sofa yang ada di rooftop dan merebahkan tubuhnya di sana lalu tidur.

"Nyebelin banget sih! Gunanya gue disini apa coba! Masa disuruh liatin orang tidur!" cibir Bella dengan kesal

Lalu Bella memutuskan untuk pergi dari sana, tapi sebelum itu Gema berucap.

"Berani maju satu langkah dari sana! Gue buntingin lo!" ucap Gema santai, seolah- olah tidak mempunyai beban

"Lah terus gue ngapain disini? Liatin orang tidur? Gue sih ogah!"

"Sini, duduk samping gue," ucap Gema sambil menepuk sofa yang ada disampingnya agar Bella mendekat.

Dengan malas Bella berjalan ke arah Gema dan mendudukkan dirinya di sofa samping Gema.

"Apa?"tanya Bella

Bukanya menjawab Gema langsung merebahkan tubuhnya di sofa dan paha Bella sebagai bantalannya.

"Elusin rambut gue," jawab Gema dengan lembut lalu menarik tangan Bella agar mengelus rambutnya.

Bella hanya menurut saja, karena ia malas berdebat.

Tanpa sadar keduanya telah tertidur pulas, hingga beberapa saat datanglah tiga makhluk halus yang menganggu tidur mereka, siapa lagi kalo bukan Arya, Fajar dan juga Axel.

"Woy bangun! Diem-diem bae, ngopi ngapa!" teriak Arya

Gema terbangun dari tidurnya karena teriakan Arya, tapi tidak dengan Bella, ia masih tertidur mungkin kelelahan habis menangis.

"Apasih setan!" ucap Gema kesal

"Kalian berdua nggak pulang? Enak ya bos, bolos bareng pacar! Bolos nggak ngajak kita bertiga lagi!" sindir Fajar

"Hah? Pulang? Emang jam berapa sih!"ucap Gema bertanya-tanya

"Duh Pak bos! Ini udah waktunya pulang! Nih liat udah jam 3 noh," ucap Arya sambil memperhatikan jam tangannya kepada Gema.

"Oh."

"Oh doang nih, apa nggak ada jawaban yang lain!" ucap Axel

Tanpa menjawab pertanyaan Axel ia pun menggendong Gadisnya, apa? Gadisnya? Ia sudah mengeklaim Bella sebagai gadisnya.

Gema berjalan melewati ketiga sahabatnya, ia terus berjalan, hingga sampai di parkiran ia membuka mobilnya dan memasukkan Bella kedalam mobil termasuk dirinya.

"Jalan Pak," ucap Gema kepada sopirnya.

"Baik den."

Diperjalanan Gema terus saja memandang wajah Bella tanpa bosan."Ih, kenapa lo gemesin banget sih Bell," gemas Gema lalu mencubit kedua pipi Bella.

Tak sampai di situ saja ia pun mengigit, serta menguyel-nguyel pipi Bella. Bella yang kesakitan lantas membuka matanya, ia melotot karena Gema ada di depannya dalam jarak yang sangat dekat.

"Anjir kaget gue," ucap Bella lalu menabok wajah Gema dengan keras agar wajah laki-laki itu menjauh.

"Kasar banget jadi cewek."

"Biarin!" ketus Bella lalu merogoh ponselnya dan memainkannya.

Gema yang merasa di abaikan merebut ponsel yang ada di tangan Bella, yang membuat Bella mengeram marah."Balikin!" rengek Bella

"Kenapa kontak gue, nggak lo save!" ucap Gema kesal

"Karna lo nggak penting buat gue!" ucap Bella santai, tanpa sadar ucapan itu membuat hati Gema tersentil.

'Hm, Gak penting ya? Terus selama ini gue di anggep apa? Mungkin cuma orang asing!'Batin Gema

'Duh, tolol banget gue! Ya iyalah nggak penting kan baru kenal kemarin!' batinnya lagi.

Tapi walaupun begitu hatinya sakit mendengarnya.

Sesampainya didepan gerbang rumah Bella ia pun membukakan pintu untuk Bella.

"Makasih," ucap Bella

"Sama-sama, jangan lupa istirahat," ucap Gema sambil tersenyum manis.

"Hati-hati," ucap Bella lalu masuk ke dalam rumahnya.

-----------------------------------------------------------------
                                    TBC!

Babay

ARABELLA [HIATUS]Where stories live. Discover now