13

854 107 26
                                    

Sudah hampir satu minggu semenjak kejadian menyakitkan yang dialami Taehyun, sejak hari itu kondisinya semakin memburuk, bahkan ia juga belum masuk sekolah, ia hanya terus melamun dan menyendiri di kamarnya.

Hari itu ia benar-benar hancur atas perbuatan dan sikap Beomgyu padanya. Ia tak menyangka bahwa Beomgyu akan tega melakukan hal itu kepadanya dan mengingkari janjinya.

Ia tak sadarkan diri saat Beomgyu memukuliya dengan brutal, dan saat ia terbangun, ia sudah berada di kamarnya, tanpa Beomgyu ada disana, menemaninya. Dan sejak saat itulah ia belum bertemu lagi dengan Beomgyu, lelaki tampan itu juga tak menemuinya untuk sekedar meminta maaf ataupun menjenguknya. Tak ada yang mengetahui kejadian ini, karena saat itu orangtuanya dan orangtua Beomgyu sedang pergi.

Taehyun tak menyangka masalahnya akan menjadi sebesar ini, padahal awalnya ia hanya meminta izin kepada Beomgyu untuk mengikuti lomba, ia tak pernah menyangka kalau akan menjadi malapetaka seperti ini dan menghancurkan dirinya sendiri. Ia tahu, ia memang salah, tapi apakah Beomgyu harus melakukan hal ini kepadanya? Bukankah ini sudah keterlaluan? Batin dan pikirannya berkecamuk.



Cleck!



Taehyun segera. menaikkan maskernya saat seorang wanita memasuki kamarnya, wanita tersebut tersenyum kepadanya dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman untuknya.

"Sayang, makan siang dulu ya" ujarnya dengan lembut, Taehyun melirik nakas, bahkan sarapannya saja belum ia sentuh sejak tadi.

"Kok sarapannya belum di makan sih sayang? Sekarang udah masuk jam makan siang loh" wanita tersebut duduk di tepi ranjang, mengusap dengan lembut surai sang anak, ia benar-benar prihatin dengan kondisi Taehyun saat ini, sikapnya juga berubah drastis, tak seceria dulu.

"Taehyun gak laper, Ma" lirihnya.

"Kapan sembuhnya kalau kamu gak mau makan sama minum obat? Badan kamu masih panas loh ini" ujarnya sambil menempelkan punggung tangannya ke kening Taehyun yang terasa panas.

"Oh ya, Beomgyu kemana sih? Kok Mama gak pernah lihat dia kesini akhir-akhir ini?".

"Kak Beomgyu lagi sibuk Ma, minggu depan tim basketnya tanding, jadi dia sibuk latihan, tapi dia sering kesini kok, tapi lewat balkon, makanya Mama gak lihat" jelas Taehyun, wanita di sampingnya mengangguk mengerti.

"Maskernya di lepas dulu ya sayang, Mama suapin nih" Taehyun segera menahan tangan wanita tersebut saat hendak menurunkan maskernya.

"Jangan Ma, Taehyun masih pilek, nanti Mama ketularan" ujarnya, padahal kenyataannya ia tak ingin wanita tersebut melihat bekas tamparan dan pukulan Beomgyu di wajahnya.

"Sayang, kamu sebenernya kenapa sih? Kamu belum mau cerita apapun ke Mama? Kalau ada apa-apa jangan dipendam sendiri, cerita ke sama Mama Papa. Kalau kamu lagi kesulitan, Mama sama Papa pasti bakal bantu kamu" Taehyun langsung menangis, rasa sakit dan sesak di dadanya yang selama ini ia tahan meluap sudah.

"Mama... hiks... Taehyun sakit, sakit banget rasanya! Taehyun bodoh! Bodoh banget! Maafin Taehyun Ma" tangisnya sambil memukuli dirinya sendiri, sang Mama yang tak tega melihatnya langsung memeluknya dengan erat.

"Sayang, jangan kaya gini, kamu gak boleh ngelukain diri kamu sendiri" ujarnya sambil mencoba menenangkan sang anak.

"Sakit Ma... Taehyun emang bodoh banget! Maafin Taehyun hiks".

"Sayang, kamu anak baik kok, kamu gak boleh bicara kaya gitu, dimana yang sakit sayang? Kasih tau Mama!".

"Taehyun hancur Ma! Sakit! Taehyun emang bodoh banget!".

"Sayang! Udah! Jangan nyakitin diri kamu sendiri".

"Taehyun gak mau tinggal disini lagi Ma, Taehyun pengen pindah sekolah, pindah rumah, Taehyun gak mau disini lagi hiks" tangisnya.

CINTA [Beomtae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang