38

321 25 2
                                    

Pemakaman Junho telah dilaksanakan 2 hari yang lalu, tepat satu hari setelah autopsi dilakukan. Sementara hasil dari autopsi akan keluar dalam kurun waktu 1 sampai 2 minggu. Hasil autopsi tersebut yang nantinya akan dijadikan bukti kuat dalam persidangan.

Lee Eunsang juga sudah menyerahkan dirinya pada kepolisian dihari pemakaman Junho, tepatnya setelah ikut menghadiri pemakaman. Pemuda itu mengaku bahwa dirinya yang sudah menyekap Junho dan melakukan kekerasan seksual hingga Junho meninggal.

Mendengar kabar tersebut, Taehyun dan kedua sahabatnya benar-benar kaget. Mereka tak menyangka bahwa Eunsang akan melakukan hal sejauh ini, mengingat betapa cintanya pemuda itu pada Junho. Tapi mereka juga merasa lega karena pembunuh Junho sudah diamankan dan sangat berharap bahwa mendiang sahabatnya itu akan mendapat keadilan. Eunsang harus menebus semua kesalahannya. Kini polisi juga sedang mencari keberadaan Sihoon karena ia juga ikut membantu Eunsang untuk melancarkan aksinya.

Perbedaan yang sangat kentara tengah mereka rasakan. Ketiganya hanya bisa menatap meja dan kursi Junho yang dipenuhi bunga pemberian teman sekelas, siswa lain, dan juga guru yang ikut merasakan kehilangan. Semua orang yang mengenalnya merasakan duka yang mendalam. Apalagi Junho juga termasuk siswa panutan di sekolah. Tak heran jika hampir satu sekolah mengenalnya.

Namun kini sosok manis nan ceria itu sudah pergi. Meninggalkan kesan baik bagi siapapun yang mengenalnya, termasuk ketiga sahabatnya. Junho memang sudah pergi, namun kenangan bersamanya akan selalu membekas dihati.

"Kaya ada yang kurang ya kalau gak denger ocehannya Juno pagi-pagi begini." Cetus Heeseung, kedua sahabatnya langsung mengangguk.

"Juno, lihat deh! Banyak banget orang yang sayang sama kamu." Ujar Taehyun sembari meletakkan bingkai foto Junho di atas meja, berdiri tegak diantara bunga-bunga. Ia pasti akan sangat merindukan Junho, apalagi tempat duduk mereka bersebelahan.

"Sekarang Juno sama baby udah di surga. Kalian pasti udah bahagian kan di sana? Juno? Keponakan kita laki-laki atau perempuan? Pasti gemesin banget kan?" Taehyun tersenyum getir, nyeri di hatinya belum sepenuhnya membaik.

"Aku janji bakal sering jenguk Juno bareng Kak Heeseung sama Kai. Nanti bakal kita beliin bunga kesukaan Juno biar makam Juno makin cantik."

Bel masuk baru saja berbunyi, siswa siswi yang berada di luar kelas bergegas masuk ke dalam kelas. Mata pelajaran pertama akan segera dimulai.

"Dek, aku sama Heeseung balik ke kelas dulu ya. Nanti kita jemput kesini pas istirahat." Taehyun mengangguk, ia tersenyum manis saat Beomgyu mengusak rambutnya dan memberikan pelukan singkat.

"Taehyun, ayo duduk!" Ajak Hueningkai. Taehyun balas mengangguk dan segera duduk di kursinya.

























"Gyu? Gue udah rela banget lo balikan sama Taehyun. Gue udah gak mau bersaing." Ujar Heeseung saat dirinya dan Beomgyu sedang berjalan menuju kelas Taehyun. Sang lawan bicara nampak kaget dan tak percaya.

"Lah? Seriusan? Baru segini udah nyerah? Ya gak apa juga sih, meringankan beban gue."

"Gue emang cinta sama Taehyun. Tapi janji kita berempat yang buat gue harus mundur." Beomgyu mengernyitkan dahinya.

"Janji? Janji apaan sih?"

"Janji kalau kita berempat gak boleh saling mencintai. Sebenernya gue juga hampir lupa sama janji itu. Tapi beberapa hari sebelum Juno meninggal, gue mimpiin dia, di mimpi itu dia ngingetin gue tentang janji itu dan nyuruh gue buat berhenti. Dan yah... gue berhenti sekarang." Beomgyu terdiam, tak tahu harus memberikan tanggapan seperti apa.

"Ya yang namanya janji emang harus ditepatin sih. Tapi lo jangan khawatir, lo pasti bakal dapetin seseorang yang bener-bener cocok buat lo."

"Awas ya kalau lo sampai nyakitin Taehyun lagi, gue kulitin hidup-hidup lo!"

CINTA [Beomtae]Where stories live. Discover now