XI

8.2K 1K 278
                                        

«ambition»

"Kondisi tuan Jaehyun semakin kritis, jantungnya terus melemah. Kami sudah mencoba semaksimal mungkin, namun bila tetap seperti ini kami sudah tidak memiliki daya apapun untuk menyembuhkan tuan Jaehyun." jelas sang dokter pada Johnny dan Yuta. Keduanya menghela napas, mengeluarkan keresahan masing-masing.

Sudah satu minggu semenjak Johnny bertemu dengan Kim Jongdae, namun setelahnya beta itu justru menghilang tak ada kabar. Johnny jadi menyesali tindakannya yang terlalu baik dengan bernegosiasi, orang seperti Kim harusnya diberi cara yang digunakan Jaehyun selama ini. Beta itu terlalu keras kepala.

Ia tak mungkin berdiam diri sampai menunggu ajal menjemput sahabatnya, alpha itu benar-benar sangat membutuhkan sosok Renjun. Johnny sangat yakin, Renjun adalah obatnya. Ia adalah mate yang ditakdirkan sang dewi bulan padanya.

"kita harus bagaimana?" tanya Yuta ikut merasa cemas. Johnny pun hanya bisa menggeleng pasrah, ia benar-benar tak tau harus bagaimana.

"Injun nguing nguing nyala lampu takut paman!" suara itu kontan membuat Johnny mau pun yuta menoleh. Meski masih di koridor, suara yang sangat khas mereka kenal itu terdengar cukup kencang. Dan rasanya ingin sekali sujud syukur saat melihat omega mungil yang perutnya semakin membuncit itu masuk ke kamar rawat milik Jaehyun.

Ia terlihat meremat lengan beta Kim dengan begitu ketakutan. Wajahnya tampak suram dan sangat pucat bahkan ia terlihat cukup banyak kelihangan berat badan.

"Renjun!" Johnny melonjak dari tempatnya dan lantas menghampiri omega tersebut.

"hyung Johnny baik Injun!" Renjun ikut melonjak senang, bahkan sedikit melompat untuk memeluk Johnny.

"Tuan muda, pelan-pelan." ujar beta Kim sedikit meringis, ia cukup khawatir dengan bayi yang ada didalam kandungan Renjun, belum lagi kondisi Renjun yang belum benar-benar pulih. Ya, hilangnya kabar dari Kim bukan tanpa sebab. Kondisi omega tuannya itu pun drop dan demam parah. Ia meminta minseok merawatnya secara intensif di rumah.

Sisi lain, Yuta hanya bisa mengernyit bingung, siapa sebenarnya yang menjadi suami Renjun ini? Mengapa yang senang sekali justru Johnny?

"Injun hyung kangen, main rumah pohon, berenang ikan sama-sama tangkap."

"iya, hyung juga kangen main bareng kamu." jawab Johnny yang sempat terdiam mencerna ucapan Renjun terlebih dahulu, sudah cukup lama tidak mendengar kata-kata aneh yang terlontar dari omega manis itu. Johnny jadi harus mengasah otaknya lagi.

Berbeda dengan yuta yang masih setia memajang wajah bingungnya akan banyak hal. Namun tak berani bertanya karena takut merusak momen haru itu.

"hyung Jaehyun? Bobo sakit?" pandangan omega itu teralih saat melihat tubuh Jaehyun yang terbaring lemas di tempat tidurnya. Ia mencebikkan bibir ingin menangis, tak kuasa menahan rasa sakit yang tiba-tiba saja menyeruak dihatinya.

Tanpa menunggu jawaban dari Johnny, Renjun langsung naik keatas tempat tidur dan duduk diatas perut Jaehyun. Yang lain hanya bisa mendelik terkejut, namun seakan tak berani mengusik Renjun yang kini terisak menangis.

"hyung bangun, dateng injun hiks mau hyung sama-sama injun, hyung sakit jangan tinggal Injun. Hyung kangen Injun hiks. Hyung maaf injun tinggal pergi, injun gak lagi pergi tinggal-tinggal hyung hueeeee" Renjun menampar-nampar pipi Jaehyun yang bergeming, berusaha membangunkam alphanya. Isakan omega itu semakin jadi bahkan sampai benar-benar histeris. Kim Jongdae cukup terkejut dengan reaksi dari tuannya itu, sedangkan Johnny dan Yuta mengangkat tubuh mungil Renjun dari atas perut Jaehyun berusaha menengkan omega mungil yang sedang mengandung itu.

Ambition [JaeRen]√Where stories live. Discover now