27

498 71 11
                                    









"Bun ko demamnya ga turun turun ya"
Ryunjin berbisik

Heran, pasalnya Taeyong sudah hampir 3 hari demam tapi panasnya tidak turun. Sejak semalam kepulangan Rose sibuk mengurus Taeyong sampai pagi belum sempat beristirahat setelah perjalanan jauhnya. Apa jangan jangan Taeyong pura-pura sakit?!.

"Yong bangun kek, gerakin badan" kata Rose lemes.

"Bunda udah jangan dipaksa, kasian kata ayahnya bang Jeno badannya sakit semua" khawatir Ryunjin

" Yaudah kita harus ngapain ini? Dari tadi diem disini aja bunda laper"

"Iya bun Ryu jugaa"

"Yaudah kalo gitu bunda turun masak dulu, Yong pinjem dapur nya" kata Rose diakhiri meminta izin untuk memakai dapur Taeyong.

"Gausah izin Rose, inikan rumah kita"

"Halah" Rose berjalan keluar kamar sambil mencibir wkwk





Di dapur Rose gaberenti komat kamit, barang-barang dapur emang masih sama. Cuma... Rose gasuka liatnya gak pada tampatnya udah itu kotor lagi, perih dimata.

"Gila ni si Taeyong"

Fakta baru, ternyata dapur dirumah Taeyong ada dua, ruang yang dulu dipake Rose ngejait sekarang jadi dapur. Kan mending pake dapur lama aja ruang jahit kan sempit.

"Astaga...Apa susahnya beresin dapur lama daripada pindah ke sini" monolog Rose

Kebetulan ada asisten rumah tangga yang lewat.

"Mba mba, sini saya minta tolong"

"Iya Bu?"

"Bantuin saya beresin dapur utama dong, sebenernya saya bisa beresin sendiri cuma bakalan lama. Maaf ya ga ngerepotin kan?" Rose memastikan

"Emmm maaf buk saya gak berani, dapurnyakan sudah jadi dapur pribadi Tuan Taeyong"

"Emang kenapa kalo dapur pribadinya Taeyong?" Heran Rose

"Biasanya buk tuan yang beresin seminggu sekali, berhubung tuan sakit jadi gaada yg berani beresin buk"

"Gapapa ayo bantu saya. Nanti saya yang bilang ke Taeyong"
"Ayo kamu sapu lantainya, biar saya yg cuci piring"

"Jangan buk biar saya yang cuci piring, cuci piring kan lebih berat dan memang pekerjaan saya"

"Udah, jangan kelamaan" kata Rose sambil tersenyum

"Ngomong-ngomong kamu siapa namanya?" Tanya Rose.

"Saya Sia buk"

"Sia umur berapa? Tanya Rose lagi"

"Saya seumuran dengan Non Ryunjin buk, ya cuma muka saya boros buk hehe"

"Ngga boros itu normal kok, kamu kan kerja keras cuma kurang dirawat aja. Lagian kamu ga sekolah diumur segini kan harusnya masih sibuk nuntut ilmu"

"Saya sekolah kok buk, baru lulus sampai SMA. Lompat kelas soalnya

"Wahh anak pinter berarti"

Ceklek
Seorang perempuan keluar dari pintu yang rose tau pintu kamar tamu sambil menguap.
Rose memandang heran kearahnya, sampai akhirnya perempuan menatap balik Rose lalu pergi setelah memberi raut muka tak bersahabat.

"Siapa?"

Sia yang mengerti langsung menjawab
"Sama kayak Sia buk, asisten disini. Mba Sana na..."

"Kata siapa? Jangan main-main ya, saya calon nyonya disini" sombongg Sana sambil memegang gelas yang airnya tinggal setengah.

Rose dan Sia yang mendengar sontak saja tertawa keras.

"HAHAHA"
"HAHAHA"

Sana yang geram langsung saja pergi dari dapur tempat Rose dan Sia.

"Ada-ada aja, ngomong gitu kok didepan istri sah" celetuk Rose

"Hah?" Kaget  Sia
"Nyonya maaf saya gak sopan, tadi saya kita nyonya sekertarisnya tuan"

"Kamu pasti tau kan hubungan saya sama Taeyong" Rose menjeda kalimatnya. "Gak masalah lagian kamu sopan kok. Mending sekarang kamu ikut saya ke atas, tolong bawain buburnya ya saya duluan"

"Baik nyonya"

...

"Bundaaaa, lama banget. Ryu cape ayahnya bang Jeno minta pijit terus"

"Masa sih, perasaan bunda ga lama kok"
"Oh apa karena keasikan ngobrol"

"Ngobrol? Ngobrol sama siapa bun?" Tanya Ryunjin

"Sama Sia"

"Sia?"

"Nah itu Sia"
"Ryu kenalin ini Sia, Sia ini Ryunjin"

"Ryunjin" kata Ryunjin sambil mengulurkan tangan

"Saya Sia non, maaf tangan saya penuh jadi gabisa jawab uluran tangan non Ryunjin"

"Ryunjin aja Sia, kan seumuran"

"Iya Ryunjin, kalo mau lebih deket panggil aja Ryu kayak bunda sama abang"

"Ekhem" deheman mengganggu dari Taeyong.





Rose geram, Taeyong udah dikasi mangkuk bubur tapi malah liatin Rose makan dari awal sampe selesai.

"Makan kali Yong" kata Rose sinis

"Emm" Taeyong imut sambil senyum

"Bun, Ryu turun ya naro piring. Punya bunda mau sekalian dicuci?" Tanya Ryunjin.

"Gausah, bunda mau ikut turun juga"

"Ehh bunda bunda gausah turun biar Ryu sama Sia aja yang turun" buru-buru Ryunjin ngambil piring kotor yang sudah disusun Rose,  ngambil tangan Sia langsung kabur. Rose yang liat cengo doang, kelakuan batinnya.

"Apa?" Kata Rose saat menoleh ke arah Taeyong yang ternyata masih merhatiin.

"Ngga hehe" Taeyong cengar-cengir.

"Makan" kata Rose lagi

"Emm... suapin dong, galak amatt"

 suapin dong, galak amatt"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astagaaaa. Sini buburnya" Taeyong mode sakit sengeselin ini emang. Rasanya kalo Taeyong lagi ga sakit pengen Rose srampang aja pake sendal. Yang gini gayaan minta cere.









"Hihihi kira-kira bunda lagi ngapain ya sama ayah" dua bocil lagi cekikikan di dapur. Ehh ngga satu doang satunnya diem.

"Uwu-uwuan kali ya" kata Ryunjin lagi.

"Ryu mulutnya. Kita kan gak tau" peringat Sia

"Udah yuk kita jalan-jalan aja, tinggalin bunda bentar" Ryunjin lagi-lagi narik tangan Sia seenaknya.
...


















Hi!🙌
Lama ya? Maaf soalnya lagi buntu banget hehe

99% →after day [YongRose]Where stories live. Discover now