28

411 78 11
                                    











Keputusan Rose udah bulat, hari ini Rose bakal bawa Taeyong kerumah sakit. Kebetulan Jeno juga udah pulang dari kemaren sore jadi bisa minta tolong Jeno supirin. Kalo sakit lebih dari 3 hari bukannya apa-apa cuma cuma Rose takut ada penyakit seriusnya, amit-amit semoga sih ngga.

"Bun ini masih subuh kali" keluh Jeno

"Iya bun, Ryu ngebo dulu ya bun sampe jam 8 aja" Ryunjin berkata sambil menyender ke Sia

"Gaada-gaada, buruan mandi kita kerumah sakit sekarang. Kasian ayah sakit itu"

Mau gak mau Ryunjin dan Jeno harus nurut, khawatir Taeyong malah kenapa-kenapa kalo ga dianter cepet kerumah sakit.

"Ehh Ryu ngapain narik Sia terus. Sia sini bantu bunda siapin barang diatas"

Kenapa? Iya dari kemaren balik main sama Ryunjin Sia udah manggil Rose dengan sebutan bunda. Pasalnya kemaren Rose ngambek ke Ryunjin dan Sia karena ditinggal jaga Taeyong sendiri, terus syarat biar ga ngambek lagi Sia harus manggil Rose bunda. Jadi mau gak mau walaupun canggung Sia harus manggil Rose bunda. Sebenernya ga masalah Sia manggil bunda, cuma gaenak ke Jeno yang dari kemaren belum ngomong apa-apa ke Sia.

"Iya bun" setelah itu Sia ngekorin Rose ke atas

....

"Tu kan apa Jeno bilang belum buka ini"

"Ti kin ipi jini biling" Rose mencibir anak sulungnya yang sok tau.

"Huuu... Sorakin bang Jeno huuuu. ni buka, cuma masih sepi aja wlee" tambah Ryunjin mengejek

"B aja kali curut" kata Jeno

"Bang mulutnya" kata Taeyong lemes

"Heheh ampun yah"

Rose dan Jeno mapah Taeyong ke kursi roda sedangkan Ryunjin bawa perlengkapan dari rumah dibantu Sia.

"Ini kok ayah enteng banget si, kurang gizi" celetuk Jeno

Sontak saja yang mendengar hal tersebut tertawa kecuali Taeyong yang udah natap Jeno datar.

"Huss matanya" Rose mengibaskan tangannya kedepan muka Taeyong.

"Ampun yang"

"Buaya"—Rose









...

"Jadi dok suami saya kenapa?" Tanya Rose penasaran

"Sepertinya suami Ibu terinfeksi bakteri penyakit tifus. Tapi saya masih belum bisa memastikan, butuh tes laboratorium baru bisa disimpulkan. Saya permisi" *eaaaa kayak disinetron-sinetron ga tuh

"Ekhemm" dehem Jeno

"Ciw ciw" tambah Ryunjin

"Astagaaa apa sih" Rose yang salah tingkah sontak saja menutup wajahnya.

Jeno dan Ryunjin tertawa melihat bundanya sedangkan Sia melihat dengan sedikit iri.

Andai ibunya tidak sakit waktu itu, pasti saat ini Sia akan merasa sangat bahagia. Tapi apa boleh buat siapa bisa melawan takdir. Selain ibu yang sudah tidak ada, Ayahnya pun tidak tau dimana. Karena mungkin ayahnya pun tak tahu dia bernafas, kalo kata orang-orang kampungnya Sia anak haram *maap.











"Rose lepas ya baju sama tutup kepalanya aku malu" rengek Taeyong

"Gabolehh kamu harus tetep anget"

"Ya gak gini juga kali Rose"

"Gapapa kan lucu, tanya anak-anak gemes gak ayah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gapapa kan lucu, tanya anak-anak gemes gak ayah"

"Gemes banget Bun" kata Jeno, Sia dan Ryunjin yang sibuk memotret Taeyong dari arah depan belakang kanan kiri sambil tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Taeyong.

"Jadi gini permainan kalian. mentang-mentang ayah sakit kalian gini"

"Aigooo appa merajuk" goda Jeno yang malah mancing semua tertawa  semakin keras.

Tok tok

"Masuk" kata Rose

"Permisi"

Dokter masuk keruan rawat sontak menahan tawa karena melihat Taeyong. Berbeda dengan perawat dibelakangnya yang tidak bisa menahan tawanya.

"Ekhemm, jadi setelah melakukan tes laboratorium, kami menyimpulkan bahwa Bapak Taeyong terkena penyakit tifus" dokter menjeda
" Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang bisa menyebar melalui makanan, minuman, air yang terkontaminasi dan bisa juga karena terlalu kelelahan"
"Saya sarankan bapak Taeyong untuk rawat inap sampai keadaan benar-benar pulih karena kalau dibiarkan penyakit tifus tersebut bila kurang perawatan bisa saja menjadi  komplikasi, seperti gagal ginjal atau pendarahan usus, mungkin bisa terjadi"
"Saya permisi. Jika masih ada yg ingin ditanyakan silahkan keruangan saya".

"Baik. Terimakasih dok" Rose mengangguk
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




(4 hari setelahnya)

"Kamu pikir aku kambing?!"

"Ya mau gimana lagi, kamu kan baru sembuh"

"Ga gini juga kali, ga seimbang ini"
"Makan kan harus 4 sehat 5 sempurna"

"Itu tau, kenapa ga makan dari dulu?"

"Kamu tau kan aku orang sibuk, jadi ..."

"Bisa ga bunda sama ayah berenti dulu debatnya, Jeno laper" Suara Jeno menghentikan perdebatan Rose Taeyong.

Sedangkan Ryunjin dan sia yang dipaksa Ryunjin sudah duluan makan sambil nonton perdebatan di depannya. Agak kurang ngajar ya. Ya namanya anak-anak

....

Niatnya Rose setelah makan mau pulang kerumahnya, soalnya udah lama ditinggal takut terbengkalai. Sama Taeyong malah diajak ngomong berdua.

"Emm Rose" situsnya agak canggung karena emang bener-bener berdua

Rose menoleh dengan raut bertanya tanpa  berkata

"Baikan yuk"

"Untuk apa?" Rose tertawa kosong

"Untuk anak-anak" jawab Taeyong terdengar keraguannya

"Bukannya kamu yang kekeh pengen pisah, jujur aku mulai terbiasa tanpa kamu. Anak-anak juga ngerti. Untuk apa lagi kita bareng Jeno kuliah gak lagi tinggal dirumah dan mungkin sebentar lagi Ryunjin nyusul. Kalo untuk anak-anak gini juga udah cukup"

"Rose kenapa sih? Kamu ga cinta lagi sama aku? Kamu jangan egois cuma mikirin diri sendiri dong!"

"Aku? Egois? Kamu gimana?" balas Rose sengit
"Bukannya kamu gasuka deket aku. Kamu gak suka aku perhatiin. Kamu ga suka perjuangan aku. Kamu ga suka semua tentang Ryunjin. Sampe sini aja yong atau biarin gini hubungan kita gak ada kejelasan. Aku tau kamu sama Yeri—"

"Rose demi Tuhan aku gak ada apa-apa sama yeri. Aku cuma—"

"Iya aku tau. Waktu kerja aku ketemu Mark sama Yeri, mereka jelasin semuanya. Segitu gak maunya kamu aku ganggu ya... Sampe nyuruh orang pura-puranjadi tunangan"
"Kamu tau? Aku kecewa. Kecewa sama diri aku sendiri bisa-bisanya bertahan nunggu kamu. Kamu bilang aku egois? Itu kenyataannya aku juga gak pernah anggap serius perlakuan kamu ke Ryunjin"

"Rose aku minta maaf soal Ryunjin—."

"Sampe sini, permisi"

....

Harusnya Ryunjin tau, kebahagiaan gak akan pernah ada kalo dia masih bertahan ditengah-tengah bunda, ayahnya bang Jeno dan bang Jeno. Kalo gini apa bedanya gue sama parasit. Ryunjin membatin.

Terhitung 3 hari Ryunjin belum kembali melihat wajah Taeyong setelah menguping pembicaraan Rose dan Taeyong. Keadaan kembali seperti semula setelah bundanya keluar dari kamar Taeyong sambil menangis hari itu.















99% →after day [YongRose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang