04. Buku Cokelat

2.4K 232 6
                                    

Hi, aku update

Bantu rekomendasikan MAHASISWA KOK DUDA yuk, ajak teman Wattpad kalian untuk ikut meramaikan books ini :)

Bantu rekomendasikan MAHASISWA KOK DUDA yuk, ajak teman Wattpad kalian untuk ikut meramaikan books ini :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

04. Buku Cokelat



"Masa rawat Gabrino sudah habis dan dia masih membutuhkan rawat inap di rumah sakit agar saya bisa dengan mudah mengetahui bagaimana keadaannya. Segera urus administrasinya agar Gabrino bisa dirawat di sini untuk satu Minggu kedepan."

Beby duduk di kursi dengan entah sudah berapa kali menghela napas. Gadis itu bingung memikirkan bagaimana caranya ia membayar administrasi perawatan adiknya. Uang yang ia dapatkan dari DJ di club sudah habis ia bayarkan untuk semua kebutuhan kuliahnya.

"Gue harus bayar pake apa?" monolognya.

"Masa iya gue harus buka open BO, gila! Astaghfirullah, sadar Beby! Lo apa-apaan, sih?"

Beby mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu. "Apa gue cari kerja lain aja?"

"Saya yang akan membayar semua administrasinya."

Gadis berambut sepinggang itu mendongak mendapati sosok Alvan yang berdiri di depannya dengan kedua tangan yang berada di saku celana.

"Ngapain lo ke sini? Dasar penguntit!"

Alvan tersenyum tipis, kemudian mengambil duduk di samping Beby. "Bukan penguntit cuma ngikutin kamu," balasnya.

Gadis berambut sepinggang itu merotasi bola matanya. "Sama aja!"

"Beby, saya sudah dengar percakapan kamu dengan dokter tadi. Saya akan beri kamu penawaran, bekerja sebagai pengasuh anak saya maka saya akan membayar semua administrasi adik kamu," kata Alvan yang sengaja mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Nggak mau!" tolak Beby dengan tegas.

"Pikirkan lagi dengan baik-baik, adik kamu masih butuh perawatan. Kamu mau dia sembuh, 'kan? Terima menjadi pengasuh anak saya apa susahnya?" Alvan masih berusaha membujuk gadis itu, ia lakukan semuanya demi Rivan.

Beby diam sejenak, kesembuhan adiknya adalah yang paling utama saat ini. Ia tidak boleh egois hanya karena ia tidak suka dengan Alvan.

Melihat Beby yang terdiam, Alvan membuka tas gendongannya. Kemudian, mengeluarkan sebuah map berwarna biru tua. Ia menyodorkan map itu kepada Beby.

"Saya sudah membuat kontrak kerja untuk kamu, kamu bisa baca dulu kontrak ini."

Beby menerimanya dan membaca kontrak itu dengan hati-hati. Akan tetapi, ia terpaku kepada beberapa poin di kontrak itu.

"Anak lo nggak bisa bicara?" tanya Beby dengan hati-hati.

Alvan mengangguk tanpa ragu. "Iya, dia nggak pernah bicara atau berinteraksi dengan orang yang baru dia temui. Makanya saya bersikeras membujuk kamu untuk menjadi pengasuh anak saya karena dia untuk pertama kalinya tidak takut dengan orang asing."

[iv] [END] ALVAN || MY GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang