4

204 28 0
                                    

Selepas acara itu semuanya pulang kerumah masing-masing, tinggal lah para panitia yang belum pulang, karena harus membereskan sekolah termasuk Ara dkk.

"Ra kamu istirahat aja, dari tadi kamu belum istirahat lo," ucap Fatimah.

"Nggak papa, aku masih kuat ko ini," ucap Ara.

"Jangan ngeyel Ra kamu udah pucat gitu, gara-gara dari tadi kesana kesini gak berhenti-berhenti, padahal itu bukan tugas kamu," ucap Putri.

Aku pun akhirnya istirahat di bangku yang telah disediakan, sambil melihat anak-anak yang lain beres-beres hingga....

"Sendirian aja," ucap seseorang mengagetkanku.

"Eh astaghfirullah, habib kirain siapa, lo habib masih disini? ana kira udah kembali ke pesantren," ucap Ara pada habib Alwi.

"Belum tadi shalat isya berjama'ah dulu di masjid sekolah," ucap habib Alwi.

"Owh," ucap Ara.

"Gak bantu-bantu ukh?" tanya Habib Alwi.

"Gak diboleh in bib," ucap Ara.

"Loh kenapa?" tanya habib Alwi penasaran akhirnya menoleh kesamping dapat dilihat wajah Ara yang pucat.

"Astaghfirullah kamu kenapa? pantesan gak dibolehin," ucap habib Alwi.

"Gak papa, cuman capek,"ucap Ara.

Alwi pov

Setelah shalat isya aku pun ingin pulang ke pesantren, tapi dapat ku lihat ukhty yang tadi sedang duduk sendirian sambil menatap teman-temannya yang sedang bersih-bersih,
entahlah aku hanya ingin menyapanya..

"Sendirian aja," ucap ku dapat ku lihat dia berjingkat kaget.

"Eh astaghfirullah, habib kirain siapa, lo habib masih disini? ana kira udah kembali ke pesantren?" tanya nya pada ku.

"Belum tadi shalat isya berjama'ah dulu di masjid sekolah," ucapku.

"Owh" ucap nya.

"cuek banget ukhti ini, kan biasanya aku yang gini" batin ku.

"Gak bantu-bantu ukh?" tanya ku pada akhirnya.

"Gak diboleh in bib," ucap nya.

"Loh kenapa?" tanya ku penasaran akhirnya menoleh kesamping, dapat kulihat wajah nya yang pucat.

"Astaghfirullah kamu kenapa? pantesan gak dibolehin," ucap ku.

"Gak papa, cuman capek,"ucap nya

"Owh," ucapku.

"Kalau begitu ana permisi ya habib Assalamualikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam," ucapku.

"Ukhty ini memang berbeda disaat semuanya mencari perhatian ku dengan segala cara, tapi ukhty ini tidak sama sekali mencari perhatian ku, saat yang lainnya memandangku dengan terang-terangan ukhti ini justru terang-terangan menghindariku menarik," batin ku.

Skip》》
Alwi pov

Sudah 4 hari aku berada di pesantren ini, berbaur dengan para santri yang masyaAllah luar biasa, meskipun aku tidak tidur di asrama dan tentunya sudah 4 hari lamanya aku menikmati cita rasa teh buatan ukhti, yang sampai sekarang belum ku ketahui siapa namanya, dia benar-benar memberikan teh setiap paginya, dalam kebisuan tanpa kata, benar-benar membuatku penasaran.

Ara pov

sudah 4 hari lamanya habib Alwi tinggal di pesantren ini dan 4 hari juga lamanya aku selalu membuat teh setiap pagi untuknya, masih tidak menyangka orang yang selama ini hanya dapat ku lihat lewat layar Hp/Tv sekrang ada dihadapan ku terlebih sangat suka racikan teh ku, seperti mimpi bagiku dan entahlah sejak kapan ada rasa aneh yang menelusup dalam hati, saat tanpa sengaja melihat dirinya dari kejauhan, senyumnya yang ramah, matanya yang selalu teduh saat di pandang, duh Allah aku hanya tak ingin terlalu berharap terlalu jauh, sadar diri aku siapa dia siapa, maaf kan hamba juga y Allah yang diam-diam selalu melihatnya dari kejauhan.....Astaghfirullah

Skip》》》

Hari kepulangan habib ke jakarta pun telah tiba, semua telah berkumpul untuk mengantar kepergiannya.

Termasuk ketiga gadis tersebut yang diberikan amanah untuk mengurus segala kebutuhan nya selama disini.

"Assalamualaikum jazakumullah khairan katsiiraa semuanya sudah mau menerima saya dengan baik di sini sekali lagi, saya ucapkan banyak terima kasih terutama untuk pengurus pondok pesantren dan sekolah, Bu nyai serta pak Kyai juga buat 3 gadis yang selama ini sudah membantu semua kebutuhan saya selama disini untuk ke 3 gadis tersebut di mohon untuk maju saya ada sedikit hadiah untuk saya berikan untuk kalian," ucap habib Alwi.

"Afwan habib kami ikhlas membantu habib tanpa mengharap suatu imbalan, cukup mengharap barokah dari habib saja hehe," ucap Putri.

"MasyaAllah, tapi ana ada sesuatu buat kalian bertiga, mohon diterimah," ucap habib Alwi sambil menyerahkan totebag pada mereka bertiga dan diterimah oleh ke tiganya.

Alwi pov

setelah memberikan totebag itu, aku pun memberikan sesuatu untuk ukhty yg selama ini membuatkan teh untukku.

"Dan ini untuk mu ukhty," ucap ku seraya menyodorkan kotak hitam kecil ke Arahnya, dapat ku lihat dia yang awalnya hanya menunduk akhirnya perlahan mendongkak.

"Buat ana bib?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri.

"Na'am ukh buat ukhti," ucapku.

Dia pun menerima dengan ragu-ragu.

"Di buka ukh," ucapku lagi.

"Sekarang," ucapnya yang ku balas anggukan, ia pun membuka kontak tersebut dapat ku lihat matanya berbinar memandang benda yang berada didalam kotak tersebut, tak lama kemudian....

"Bros matahari untuk ana bib? Masyaaallah indah banget," ucapnya ceria, aku pun sedikit terkejut melihatnya seceria itu, aku pun tersenyum tipis.

"Na'am indah bukan, tau tidak kenapa ana kasih bros itu," ucapku, ku lihat dia menunggu kelanjutan omonganku.

"Karena ukhti ana mau berpesan:ukhty kamu perempuan jadilah seperti Matahari jangan seperti bulan, jadilah Matahari yang dengan silaunya dapat membuat siapapun menunduk saat melihatnya, bukan jadi seperti bulan yang dapat di pandang dengan mudah oleh mata telanjang ukhty faham?"  ucapku.

"Ma---masyaAllah,S--syukron Habib," ucapnya terbata- bata.

"Na'am boleh kah ana sebelum pergi, mengetahui nama ukhty?" tanyaku.

Tapi tak ada jawaban. ya sudahlah aku berjalan menjauh darinya ke Arah mobil tapi baru 2 langkah, ada suara yang menghentikan langkahku.

"Zahra," dan ku lihat ternyata ukhty tersebut pada akhirnya memperkenalkan dirinya.

"Ana panggil Ara ngkk papa? ukhty panggil ana Awi entah kenapa ana rasa, ini bukanlah pertemuan terakhir kita," ucapku dengan yakin entah kenap aku punya firasat, bahwa akan bertemu lagi dengannya.dia pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

Akupun tersenyum manis pada semuanya sambil melambaikan tangan, sebelum itu aku masih sempat melihat ke arah ukhty tersebut, dapat ku lihat dia tersenyum simpul untuk pertama kalinya seraya berkata tanpa suara, tapi aku dapat memahaminya ia berkata

"fii amanillah "

"Bib jangan seperti itu, aku hanya takut semakin menyukaimu lalu nantinya berharap padamu dan hanya akan membuatku kecewa pada akhirnya, Astaghfirullah ya Allah jaga hati hamba," batin Ara terus berucap sadar dan istighfar.

Assalamualaikum gimana bagus ngkkk??? lanjottt ngkkk tim baca ulang atau baru??

Pokoknya maksih telah membaca klo ada typo tandain!!!

jangan lupa vote+komennya!!!

Kamulah Lelaki Idaman{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang