14

156 19 0
                                    

"Jika kamu mencintai seseorang biarkan dia pergi, jika dia kembali berarti dia milikmu, namun jika tidak kembali maka ketahuilah dia bukan milikmu"

_Ali Bin Abi Thalib_

Hari dimana keberangkatan Ara dan Habib Alwi pun akhirnya telah tiba, hari ini adalah hari paling sedih dan bahagia bagi para fans habib Alwi atau istilahnya bagi para anak FSAAI, (FansSayyidAlwiAssegafIndonesia) sedihnya karena akan ditinggal pergi sang idola, senangnya karena sang idola pergi untuk mengejar cita-citanya menjadi ulama besar nantinya, sebagai seorang fans mereka hanya dapat mendukung serta mendo'akan setiap keputusan sang idolanya.

Dibandara.

Banyak orang yang datang untuk mengantar habib Alwi tak hanya keluarga tapi juga para fans sejati, diantara mereka terdapat Ara yang berdiri tak tau dari habib Alwi dengan sosok laki-laki dewasa yang tampan, tak lain adalah anak dari pamannya yang bernama Irfan, yah Ara pergi ke Kairo tak sendiri melainkan dijemput oleh kakaknya itu.

Setelah pamit dan melakukan salam perpisahan yang membuat semua orang tak tahan untuk membendung air mata, habib Alwi pun pergi untuk cek-in, begitupun dengan Ara.

Ara perlahan mundur dari kerumunan untuk cek-in keberangkatannya, untuk itu Ara izin ke kakaknya.

"Kak Ara kesana dulu ya, Assalamualaikum" ucap Ara

"Iya kaka tunggu disini, waalaikumsalam," ucap kak Irfan.

Setelah segala urusannya selesai Ara pun berniat kembali ketempat dimana kak Irfan sedang menunggunya, namun suara seseorang yang memanggil nama lengkapnya berhasil menghentikan langkahnya.

"Putri Senja Tuzzahra," ucap seseorang.

Mendengar hal itu pun, sontak membuat Ara membalikkan badan kebelakang dan dapat dilihat beberapa langkah darinya, berdiri laki-laki remaja yang tampan dengan mata yang memandangnya teduh serta senyum manis yang belum Ara lihat sebelumnya, laki-laki itu adalah sosok yang tadi membuat banyak orang meneteskan air mata termasuk dirinya, siapa lagi kalau bukan Sang idola Habib Alwi Assegaf.

"Ha__habib ko__ko a__ada di__disini?" tanya Ara dengan gugup lantaran Ara mengira bahwa habib Alwi telah berangkat ke Yaman, tapi malah habib Alwi sekrang ada didepannya memandangnya dengan teduh serta tersenyum seperti itu, membuat jantung Ara berdetak begitu cepatnya.

"Ya bisa Ra, keberangkatan ana 10 menit lagi, kamu sendiri kapan berangkatnya ?" ucap habib Alwi

"sekitar 15 menit lagi bib," ucap Ara sambil menunduk.

"Ra boleh minta no kamu?" tanya Habib Alwi.

"Untuk apa bib?" tanya Ara heran.

"Untuk mengirim foto waktu itu ana lupa belum minta no kamu, dan juga sebagai jalan untuk silaturrahmi apakah boleh?" ucap Habib Alwi.

"Boleh, mana hp nya habib," ucap Ara.

Mendengar itu habib Alwi pun berjalan mendekat ke Ara, hingga berjarak satu langkah darinya lalu menyodorkan Hpnya yang segera diambil oleh Ara tentunya sangat hati-hati agar tidak bersentuhan, setelah nya nampak Ara sedang mengotak atik Hpnya habib Alwi.

"Nih bib, sudah ana save dengan nama Ara," ucap Ara sambil menyodorkan Hp untuk dikembalikan kepada sang pemilik.

"Syukron," ucap habib Alwi.

"Afwan," ucap Ara.

Setelahnya hanya keheningan yang terjadi mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tiba-tiba....

"Ra,"

"Bib,"

Ucap Ara dan habib Alwi berbarengan.

"Ah maaf, kamu duluan aja Ra," ucap habib Alwi.

"Tidak habib duluan aja," ucap Ara.

"Hm baiklah, ana punya sesuatu untuk kamu," ucap Habib Alwi seraya merogoh kantung bajunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana dan ternyata sebuah benda, benda yang tak asing bagi Ara karena selama ini habib Alwi selalu membawa dan memakainya disetiap ada waktu luang, benda itu adalah sebuah tasbih hitam legam yang mengkilat sungguh indah menurut Ara, tasbih itu adalah tasbih kesayangan sang idolanya itu.

"Ini tasbih untuk kamu Ra" ucap habib Alwi.

Hal itupun membuat Ara terkejut bukan main.

"Kenapa? bisa seperti ini bib, sebelumnya ana pun juga ingin memberikan ini," ucap Ara seraya merogoh tas salempang yang tengah Ara kenakan dan mengeluarkan tasbih putih bening seperti kaca dan mengkilat saat diterpa cahaya sungguh indah.

"Bukannya itu tasbih kesayangan habib, kenapa dikasih ke ana?" tanya Ara.

"Tidak tau hanya ingin, dan juga bukannya itu juga tasbih kesayangan kamu ya Ra, ana sering liat kamu pakai disekolah maupun diluar," ucap habib Alwi, benar tasbih itu adalah tasbih kesayangan Ara yang diperoleh dari Almarhumah neneknya.

"Iya bib," ucap Ara pada Akhirnya.

"Ya sudah ini untuk kamu," ucap habib Alwi.

"Dan ini untuk habib," ucap Ara.

Setelahnya kembali terjadi keheningan, mereka bukannya memberi tetapi seakan bertukar tasbih ya itulah yang terjadi, sampai suara dari pramugari yang menyatakan bahwa penerbangan tujuan kota Yaman akan segera dilaksanakan membuat mereka tersadar dari keheningan.

"Ah tampaknya sudah waktunya ana pergi Ra," ucap habib Alwi seraya berbalik membelakangi Ara.

"Begitupun dengan ana bib," ucap Ara seraya berbalik membelakangi habib Alwi.

jadi posisinya itu saling membelakangi gitu faham tidak???

"Ana harap ini bukan yang terakhir Ra, semoga kelak kita dipertemukan lagi diwaktu yang tepat," ucap habib Alwi masih diposisi yang sama.

"Aamiin semoga saja," ucap Ara.

"Permisi Assalamualaikum," ucap habib Alwi seraya ingin beranjak pergi namun suara Ara lagi-lagi menghentikan langkahnya.

"Tunggu bib, ana percaya seperti kata ustadzah Oki: Jika yang namanya jodoh sejauh apapun ia pergi, sampai keujung dunia pun yang namanya jodoh akan tetap berjodoh, bertemu dan bersatu begitupun sebaliknya, waalaikumsalam ya habibana," ucap Ara dengan nada bergetar.

Habib Alwi yang mendengar hal itupun tersenyum dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Sungguh masyaAllah ukhty ini" batin Habib Alwi.

Akhirnya merekapun berjalan saling membelakangi, menuju tujuan masing-masing menjadikan tempat itu sebagai saksi bisu akan perpisahan tersebut.....





Gimana"baper gak seh🤔🙄🙄jangan lupa vote and komen Nextnya guys!!!!

Kamulah Lelaki Idaman{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang