5. Resmi menjadi anggota OSIS

44 12 32
                                    

5. Resmi Menjadi Anggota OSIS

Disepanjang koridor menuju kelasnya, Sisi masih dengan perasaan gembiranya. Karena berhasil mendaftarkan Jingga menjadi anggota OSIS. Saking tak bisa menahan rasa senangnya. Sisi pun sampai tak melihat ada sosok yang sedang berpapasan dengannya, Fiki. Sosok cowok idamannya.

"Eh ada kak Fiki. Mau kemana kaaak" tanyanya yang sedikit centil.

"Toilet" jawabnya singkat. Sisi pun tak cukup dengan satu pertanyaan, apalagi pertanyaan dia dijawab. Meskipun singkat, tapi ini momen yang langka.

"Kak, minta nomer dong" kata sisi tanpa pikir panjang. Fiki hanya menatapnya sebentar dan pergi begitu saja dari pandangan Sisi.

"Ishhh dasar cowok kaku. Tapi gue sukaaa. Gimana dooongg" batinnya, sambil melanjutkan langkahnya menuju kelas. Sedangkan di ruang OSIS, Jingga benar-benar dibuat gelisah karena ulahnya.





*****
"Bu, maaf sebelumnya. Tapi tadi temen saya nggak serius kok. Dia memang suka bercanda. Saya nggak ada niat buat daftar jadi anggota OSIS" kata Jingga serius menatap Bu Lia.

"Oh begitu Jingga. Ibu kira, kamu memang berinisiatif sendiri buat daftar. Yaudah nggak papa, ibu nggak akan maksa kamu" jawab Bu lia mengerti apa yang Jingga katakan.

"Yaudah, kalo begitu saya izin pamit untuk kembali ke kelas ya Bu"

"Sil-----" baru saja Bu Lia hendak mengiyakan Jingga keluar ruangan. Tiba-tiba terdengar salah satu suara murid yang tak lain adalah Nabila Santika, selaku wakil ketua OSIS SMA GARUDA.

"Iya, kenapa Bila?" tanya Bu Lia.

"Begini Bu, saya Izin untuk mengundurkan diri dari organisasi ini. Saya mau fokus ke pelajaran saja" ujarnya.

"Tapi, kenapa mendadak sekali Bil? Terus siapa yang akan menggantikan posisi kamu sebagai wakil ketua OSIS disini kalau ku mengundurkam diri sekarang?" kata Bu Lia.

"Gimana kalau saya saja Bu, yang menggantikan Bila sebagai wakil ketua OSIS" sahut Risma, membuat murid lain yang berada disitu menatapnya.

"Loh, kan kamu udah jadi sekretaris. Ya nggak boleh dong ganti-ganti. Tugas kamu tetap menjadi sekretaris OSIS Risma" kata Bu Lia tegas.

"Ta tapi buk"

"Udah, nggak ada tapi-tapi"

"Buk, gimana kalau Jingga saja yang menggantikan saya sebagai wakil ketua OSIS?" celetuk Bila membuat semua orang yang berada disitu kaget dan saling pandang. Terutama Jingga sendiri yang masih berdiri dan belum sempat pergi. Mendengar ucapan Bila, Jingga langsung membulatkan matanya.

"Kan Jingga nggak mau jadi anggota OSIS. Kamu denger sendiri kan tadi?" kata Bu Lia. "Iyakan Jingga?" tanya Bu Lia sekali lagi memastikan.

"Eeee i i iya Bu" jawab Jingga gugup.

"Tapi cuma Jingga yang pantas gantikan saya Bu. Dia kan selalu jadi juara di kelasnya. Jadi cocoklah buat gantiin saya sebagai wakil ketua OSIS, dampingin Fajar" kata Bila. Membuat Fajar tertegun dan membuatnya spontan menatap Jingga.

"Eh tapi aku____" belum sempat Jingga berbicara. Fajar langsung memotongnya lebih dulu.

"Nggak usah ngemis gituu kali Bil, kalau anaknya nggak mau ya nggak usah. Lagian gue juga nggak yakin, cewek kayak dia bisa jadi wakil osis" ucapan Fajar seketika membuat Jingga naik darah. Diam-diam tanpa sadar kedua tangannya mengepal, tatapanya pada Fajar seperti melihat mangsa yang siap ia terkam.

"Baik Bu, saya akan terima permintaan Bila" ujarnya. Matanya masih menatap tajam Fajar. Menandakan bahwa dia tak bisa diremehkan.

"Tapi buk, dia kan anggota baru disini. Masa iya langsung diangkat jadi wakil ketua OSIS?" kata Risma protes tak terima.

FAJAR & JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang