15 • Again

118 10 0
                                    

Klek .

" Wonwoo " Panggil Rana entah sudah yang ke berapa kalinya. Sepanjang perjalanan pulang, Wonwoo benar-benar tidak menghiraukan panggilan Rana.

Bahkan sudah sampai di rumah pun, Wonwoo tetap acuh pada Rana.

" Wonw-- "

BLAM !

Wonwoo masuk ke kamar mereka dengan tatapan nya yang masih seperti pakaian belum di setrika.

Rana menghela nafas panjang sebelum akhirnya sebuah panggilan masuk. Ia pun meraih telepon genggamnya yang berada di dalam tas nya, lalu terlihat nama ' Hoshi ' disana.

Rana pun menatap lesu ke arah pintu kamar dan berbalik sembari mengusap layar handphone nya dan menerima telepon dari Hoshi.

" Yeoboseyo ? "

- Rana-ya -

" Ada apa Hoshi ? "

- Apa kau sudah di rumah ? -

" Iya sudah "

Hening beberapa detik sebelum Hoshi kembali berkata.

- Bagaimana dengan suami mu Rana-ya ?-

" Tidak ada "

- Jangan berbohong -

" Hhh . . Dia mendiami ku "

- Ya ! Apa aku harus datang dan minta maaf padanya ?-

" Tidak perlu Hoshi-ya "

- Benarkah ? Apa tidak apa apa ? -

Rana mengangguk. Ia tahu bahwa anggukannya tak dapat Hoshi lihat. Tapi ia tak peduli dan tak berniat mengeluarkan suara.

" Bagaimana dengan tangan mu ?"

- Bukan masalah Rana-ya -

" Aku minta maaf. Aku tidak tahu bahwa dia akan melakukan kekerasan seperti itu padamu. Itu juga pertama kalinya bagi ku. "

- Bukan masalah. Lagi pula ini tidak parah. Ah ! -

Hoshi meringis dari balik telepon membuat Rana khawatir.

" Hoshi-ya. Ada apa ? "

- Tidak ada. Hanya sedikit tersenggol rak buku -

" Kalau begitu istir-- "

Tut . . . .

Telepon Rana terputus. Rana pun berbalik badan, dan melihat telepon genggamnya berada di tangan Wonwoo yang belum merubah raut wajahnya sama sekali.

Rana hanya bisa menunduk. Ia tahu bahwa seharusnya ini adalah kesempatannya untuk menjelaskan pada Wonwoo siapa itu Hoshi.

Tetapi lidah nya terasa kelu saat Wonwoo berada di depannya.

" Sedang apa ? "

Rana tak menjawab. Ia terus menunduk.

" Sedang apa Rana-ya ? "

Lagi lagi Rana tak menjawab. Ia memperdalam tundukannya. Sampai akhirnya Wonwoo tersadar bahwa pundak Rana bergetar. Wonwoo pun mengangkat tangannya, mendongak kan dagu Rana agar menatapnya.

Mata Rana berkaca-kaca. Wonwoo yang tak tega pun akhirnya melembutkan kata-katanya.

" Rana-ya . . Mengapa menangis ? Aku hanya bertanya sedang apa ? " Ujar Wonwoo sembari mengusap lembut pipi Rana dengan ibu jarinya.

" Maaf. Itu semua hanya salah paham. Hiks . . Dia itu teman kecil ku Wonwoo. "

Wonwoo pun mengangguk lalu menarik Rana dalam pelukannya. " Maaf. Aku sudah salah paham denganmu dan mendiamkan mu " .

Is This Happy Ending ? || ft. Wonwoo Jeon ✓[ REVISI ]Where stories live. Discover now