02. Menepati Janji

15 11 0
                                    

Siang ini cantrika harus ke kampus, dosen mata kuliahnya yang satu ini sangat sibuk sehingga membuat mereka termasuk Cantrika terpaksa harus ke kampus. Cantrika memutuskan untuk berjalan karena jarak kosannya ke kampus tidak begitu jauh,  tapi tetap saja jika berjalan terasa cape,  dan seperti biasa cantrika selalu keringetan yang berlebihan tak membuat dia menyerah.

Langkah kaki Cantrika dia ayunkan lebih cepat dia tidak mau sampai dosen lebih dulu masuk dari dirinya.

Saat ingin segera menyebrang jalan dering telponnya berbunyi pertanda ada yang menelepon membuat ia berhenti dan meraih benda pipih di tas kampusnya.

Terpampang jelas nama Zenny Lubby sahabat gesreknya itu. Cepat-cepat Cantrika menggeser tanda hijau dan menaruh ke telinganya.

"Halo beb lo udah di mana?"

"Gue udah otw ke kampus nih,"

"Oh gercep banget lo,"

"Gausah bacot San," peringatnya

"Santai aja kali, belum ada juga pemberitahuan dalam grup,"

"Iya gue tau kosan lo deket, yaudah gue tutup! " ucap Cantrika kesal pada sahabatnya ini sudah tau Cantrika lagi jalan kaki saat ini dia malah menguji kesabarannya.

Cantrika langsung melanjutkan perjalanannya yang tertunda tadi, banyak motor dan mobil membuat dia harus ekstra sabar jangan sampai dia tertabrak dan berakhir di rumah sakit.

"Pikir apa sih gue, ingat masa depan masih panjang"

Beberapa menit kemudian Cantrika tiba di gerbang kampus dengan napas ngos-ngosan,  tadi dalam perjalanan ke sini dia di tegur oleh seseorang entah siapa Cantrika memasang wajah datar dan terus berjalan tanpa menghiraukannya menegur Cantrika katanya "jalannya santai aja kayak orang mau rebut sembako"  membuat kekesalannya bertambah, tadi sahabatnya lalu orang asing tadi.

Cantrika berhenti sejenak mengatur nafasnya tak peduli orang orang menatapnya, di rasa nafasnya sudah beraturan dia kembali berjalan, baru dua langkah berjalan suara cempreng seseorang yang sangat di kenalinya menghentikan langkahnya.

"Beb tungguin,!" teriaknya menggema membuat siapa saja yang mendengar langsung menutup kupingnya.

Termasuk Gretta dia langsung memasang earphone, memang sahabat Gretta yang satu ini tidak ada akhlak, lihat saja beberapa mahasiswa yang lagi duduk di bawah pohon dan sedang berjalan menatap ke arah mereka.

"Lo bisa sih sekali aja gak teriak?! " tanya Gretta emosi namun suaranya dia pelankan takutnya mereka jadi pusat perhatian.

"Hehee, sorry beb," ucap Sanny Laudria dengan cengiran lebarnya membuat Gretta ingin menimpuknya dengan buku tebalnya.

Sanny Laudria sahabat Cantrika Fiolek setelah Zenny Lubby, mereka bertiga bersahabat sejak masa orientasi siswa di kampusnya. Sanny Laudria dan Zenny Lubyy tidak jauh beda mereka berdua sama-sama gesrek. Yang satunya suka ceplas ceplos kalo bicara yang satu lagi ah sudahlah Cantrika terkadang berpikir mimpi apa dia sampai bisa memiliki sahabat yang berwujud seperti ini. Cantrika bersyukur meski sifat sahabatnya seperti itu mereka mau bersahabat dengannya tanpa pandang bulu di mana dia di kelas ekonomi bawah.

"Lo liat kita jadi pusat perhatian," ucap Cantrika berbisik

"Pesona gue emang gaada ___"

Belum sempat Sanny melanjutkan ucapannya Cantrika langsung menarik tangannya cepat jangan sampai sahabatnya itu membuat dirinya malu disini.

"Loh jangan di tarik-tarik dong beb,"

Cantrika tak peduli dia terus menarik Sanny sampai ke lantai 2 kelas mereka hari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Badboy Kampus [Hiatus]Where stories live. Discover now