16. With The Same Way

342 95 26
                                    

leave komen and vote jusaeyoo ^^

Charis dan mabuk bukanlah dua kata yang bisa digabungkan menjadi satu kalimat. Tapi, dia tahu bahwa ada yang terjadi kepada Charis. Dan untuk mengetahuinya, Wanda perlu pergi ke sebuah tempat yang diberitahu oleh perempuan itu. Ini menjadi pertanyaan terakhirnya, siapa perempuan itu dan kenapa dia bisa mengenal Charis? Tapi bagi Wanda yang terpenting saat ini adalah, mencari tahu apa yang sedang terjadi saat ini.

Tempat itu gelap. Bangunannya juga dicat dengan warna hitam seperti tidak ingin terlihat mencolok dibandingkan dengan bangunan lainnya. Yang jelas, bangunan itu tetap beraktivitas bahkan ketika yang lainnya tutup. Sebab beberapa orang hilir mudik memasuki ke tempat itu. Beberapa lainnya menghisap rokok sambil memantau keadaan. Memastikan bahwa tidak ada yang mengganggu aktivitas ekonomi di dalamnya.

Wanda jadi ragu. Di dalam genggamannya, Wanda bisa menghubungi Charis melalui ponsel. Tapi dia ragu. Ragu sekali. Bukan karena bisa saja sambungan itu adalah penipu atau apa. Dia percaya Charis memang mabuk. Yang diragukan apakah tempat itu aman? Karena Wanda tidak mau menceburkan dirinya sendiri dalam bahaya.

Baik, Wanda memutuskan untuk menghubungi lelaki itu.

Tapi tentu saja, Charis tidak akan menerimanya. Lelaki yang sedang sibuk mencumbu seseorang itu melupakan ponsel yang diletakkan di atas meja. Membiarkan Wanda menghubunginya beberapa kali. Membuat Wanda menunggu dan menimbang berkali-kali keputusannya di luar sana.

Mengetahui bahwa mungkin Charis tidak akan menerima sambungan teleponnya, Wanda memutuskan untuk masuk saja ke dalam tempat itu. Sudah tanggung juga dia sampai. Kalau dia pulang tanpa membawa Charis, rasanya perjalanan antara rumah Charis dan tempat ini jadi percuma. Dengan harapan yang besar tertanam di dalam kepala dan hatinya Wanda memantapkan langkah.

"Identitas?"

Tubuh Wanda yang akan melenggang masuk dihadang oleh dua penjaga dengan tangan yang terulur. Wanda mengerjapkan mata, Tapi akhirnya menuruti apa kata orang itu. Dia mengeluarkan SIM-nya kepada salah satu dari mereka. Dan langsung dicatutnya nomor identitas yang ada di sana. Memastikan bahwa mungkin Wanda merupakan salah satu tamu VIP mereka.

"Baru pertama kali?" tanya salah satu dari mereka.

Wanda mengangguk, "Memangnya kenapa?"

"Ada seseorang yang dikenal atau merekomendasikan tempat ini?"

Wanda menautkan alis, "Saya nggak mau minum atau makan kok. Seseorang di dalam sana sedang menunggu saya. Katanya dia mabuk dan saya akan menjemputnya.:

Keduanya saling bertatapan, "Oh begitu, Siapa?"

Wanda belum pernah datang ke tempat ini. Jadi dia merasa aneh sudah mendapatkan pertanyaan semacam ini. Lagi pula memangnya penjaga ini tahu siapa saja tamu yang masuk? Kan tidak juga. Jadi Wanda kebingungan alasan keduanya bertanya mengenai seseorang yang akan ditemui Wanda. Tapi ya akhirnya Wanda tetap menjawab. Supaya dia bisa segera masuk.

"Charis, Charis Yusrizal," kata Wanda percaya diri.

Kedua penjaga itu saling berhadapan. Sama-sama bingung. Bukan karena nama yang disebutkan oleh Wanda. Melainkan ketidakmungkinan Charis membawa masuk perempuan lain ke dalam sana. Charis bukan tipe orang yang akan membawa perempuan luar untuk masuk ke dalam. Sementara hari ini, ada perempuan yang asing, yang namanya tidak terdata di dalam sistem mencarinya.

"Ada hubungan apa antara anda dan tamu kami?"

"Saya salah satu orang yang bekerja dengan Charis. Kalian kenapa sih? Mau izinkan saya masuk atau nggak?"

Kedua penjaga itu tidak melihat gelagat buruk dari Wanda. Tapi, tidak punya bukti yang jelas kalau tamu asing ini merupakan kenalan Charis. Jadi untuk memastikan bahwa Wanda merupakan tamu yang bisa dipercaya, salah satu dari mereka akhirnya mengusulkan diri untuk mengantar. "Saya antar saja ya."

Trauma (Completed) Onde histórias criam vida. Descubra agora