10

2.8K 544 101
                                    

Udah up nih, cepet banget vote sama komentarnya sehari udah 80 vote sama komenya 😭✋🏻 makasih readers ini untuk kalian dari Nana;

Udah up nih, cepet banget vote sama komentarnya sehari udah 80 vote sama komenya 😭✋🏻 makasih readers ini untuk kalian dari Nana;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oiya untuk part hari ini 85 vote + 80 komen sanggup ga?

Happy reading ❣️

Yera duduk di kursi meja riasnya, ia menatap cermin rias. Penampilannya berantakan setelah ia menangis tadi.

Yera menurunkan pandanganya ke bawah, ke laci yang dari dulu ia takut untuk membukanya.

Namun kali ini dengan tangan gemetar yera membuka laci itu, setelah terbuka laci itu di isi dengan pakaian bayi, selimut, popok, dan peratalan bayi lainya.

Yera mengambil baju bayi dari laci itu, kini tangisanya mulai membasahi baju bayi yang ia pegang.

"Maafin eomma ya sayang, gabisa mertahanin kamu waktu itu" Yera memeluk baju bayi, tangisnya kini mulai mengema di kamarnya.

Yera menaruh kembali baju bayi di tempatnya, tapi sebelum ia menutup lacinya. Yera mengambil koran yang ada di laci itu juga.

Yera membuka koran yang sudah di lipat-lipat, yera mengusap air matanya dengan punggung tanganya.

Kecelakaan beruntun terjadi di dekat pasar, beberapa pengemudi meninggal dunia. Serta pejalan kaki yang ikut tertabrak dua orang di larikan ke rumah sakit terdekat. Di duga satunya ibu hamil yang kadungannya sudah 7 bulan dan juga wanita umurnya yang sudah menginjak 54 tahun.

Yera memejamkan matanya, memori 7 tahun lalu kini berputar kembali di otaknya.

"To, tolong menantu sama cucu saya" eomma menatap orang-orang yang berkerumunan melihat dirinya yang tersungkur banyak darah paska kecelakaan.

Kesadarannya mulai menghilang secara perlahan, tapi eomma Jungwon tetap berusaha untuk bangkit ketika yera menagis memegang perutnya yang sedang hamil.

Yera sudah mengeluarkan banyak darah di kepalanya belakangnya, dan beberapa luka di tubuhnya.

"Engga sa, sayang. Ja ,jangan nangis. Ka, kamu gapapa. Sama eomma juga gapapa. An, anak kamu juga g, gapapa" eomma berusaha menggapai tangan yera, tapi rasa sakit di tubuhnya terus menyerang hingga ia tidak mencapai tangan yera yang sedang menangis ke sakitan.

Yera membuka matanya, air matanya kembali mengalir. Coba saja saat itu ia lebih kuat mungkin eomma sekarang masih hidup bersamanya.

Dan coba saja saat itu, yera tidak memaksa eomma untuk berbelanja keperluan bayi. Apa eommanya masih hidup?

"Maafin yera eomma, andai saat itu yera lebih kuat. Eomma ga perlu nenangin yera, dan eomma lebih cepat di tangani"

~dirty touch~

Jungwon melihat pemandangan dari balkon hotelnya, yang ia pesan.

Jungwon menghela nafasnya, ia meneguk alkohol yang berada di gelas kecil yang ia genggam.

Jungwon merasakan rasa panas di tenggorokannya, tapi setelahnya rasanyaman mulai terasa di tenggorokannya yang menginginkan lebih lagi.

Sudah 4 Minggu Jungwon tidak balik ke rumah, bahkan syuting dan promosi albumnya sudah berakhir. Tapi Jungwon masih memilih menetap di hotel dari pada pulang ke rumah.

Jungwon terkekeh, ketika mengingat para Hyung dan adiknya menyuruh dirinya untuk pulang.

Sepertinya Jungwon sudah mabuk, kesadarannya kini perlahan-lahan mulai menghilang.

Jungwon menatap langit malam yang kini tidak ada bintang, maupun bulan. Langit sekarang Tampa gelap tidak melihatkan sisi cahayanya sedikitpun.

"Eomma, Jungwon harus apa?" Jungwon memundurkan langkahnya dengan sempoyongan, ia duduk di bangku balkon dan masih menatap langit yang tampak begitu gelap.

"Jungwon eomma gapapa, kamu jaga anak kamu sama yera ya?"

Jungwon tertawa, saat mengingat ucapan eommanya 7 tahun lalu di rumah sakit kini terulang lagi di otaknya.

Jungwon menatap gelas yang ia pegang dari tadi, "andai eomma tau, pas eomma ngomong gitu. Yera udah keguguran, cucu eomma gabisa di selamatkan" Jungwon mengeluarkan air matanya, ia memegang dadanya yang terasa sesak ketika melihat eomma dan anaknya harus meninggal di depan matanya sendiri.

"Eomma!" Jungwon menunjuk-nunjuk langit, ia mengusap air matanya dengan punggung tanganya.

"Eomma tau? Pas Noona yera keguguran dan pemakaman eomma selesai."

"Jungwon memilih ngehidarin Noona" Jungwon tertawa sendiri, ia merasa dirinya sangat bodoh saat itu. "Terus produser yang selalu ajak Jungwon ikut ke agensi untuk jadi artis, yang Jungwon tolak Mulu. Saat itu juga Jungwon terima demi hindarin Noona"

"Eomma marah sama Jungwon kan di atas sana? Karena dulu Jungwon udah ninggalin Noona 1 tahun buat jadi trainee doang" Jungwon terkekeh kembali, ia memejamkan matanya. Betapa bodohnya dulu sampai teman-temannya tidak tega denganya. Dan mengikuti jejak Jungwon sebagai idol.

"Eomma pasti Noona nyesel nikah ama Jungwon? Jungwon ga pernah ngertiin perasaan dia."

"Tapi eomma, Jungwon juga punya rasa bersalah sama eomma"

"Rasa bersalahnya besarrr bangettt" Jungwon perlahan-lahan masuk kedunia mimpinya. Dan gelas akohol yang sendari tadi ia pegang kini mulai jatuh dan pecah ke lantai.

Tbc.

Gimana part kali ini? Istimewahh bukan haha. Jadi udah tau Jungwon kenapa minta anak terus?

Dan kenapa yera sulit hamil? Ya karena kecelakaan juga, dan stress.

Hayo kalian mau ngomong apa nih buat yera? Setelah tau kejadian sebenarnya coba komen👉🏻

Dan buat Jungwon juga👉🏻

Mau next? Ayo vote sama spam komenya di mainin ya...

See you next chapter ❣️

Ig: Syifadaulay_
Tiktok: nanabanana994__

Dirty touchWhere stories live. Discover now