Sixteen

5.3K 572 49
                                    

"Maksud papa apa?" tanya Ara

Ara saat ini berada di rumah Hans. Seperti dugaannya, siapa lagi jika bukan Vera ataupun Hans yang mengganggunya. Tadi ia ditelfon dari asistennya jika orang-orang yang menyuruh untuk mengacaukan apartment Ara adalah keluarganya sendiri

Jika itu Vera, Ara tidak akan semarah ini. Namun karena ternyata Hans ikut andil, Ara masih tidak mengerti bagaimana bisa papanya setega itu setelah Hans membohonginya tentang kematian Raella

"Siapa yang ajarin kamu keras sama adik kamu sendiri?" tanya Hans

Ara tersenyum miring. Baru saja kemarin Hans memohon-mohon kepadanya agar ia memaafkannya karena telah menyembunyikan informasi tentang bundanya. Kini, Hans sudah membela Azio lagi

"Anak papa tersayang itu mukul kepala cewek, bukankah itu lebih rendahan?"

"Azio bilang gak sengaja Ara! kamu kenapa harus nampar adik kamu sendiri ha?!"

Adik? bahkan Ara tidak sudi jika menganggap Azio sebagai adiknya

"Dia mau mukul Ara! apa papa tetap akan membela Azio kalau dia mukul Ara?"

"Tapi gak seharusnya kamu main tangan sama adik kamu!"

"PAPA YANG GAK SEHARUSNYA HANCURIN APARTMENT ARA! PAPA PUAS?" Ara sudah tidak bisa lagi menahan emosinya

"Itu saya yang nyuruh!" tiba-tiba Vera datang bergabung dengan Ara, Azio pun berada di sebelah Vera

Ara tersenyum remeh lagi. Seharusnya ia sudah pergi dari keluarga ini sejak lama

"Saya sudah pergi dari sini, kenapa anda tetap mengusik saya, Ibu Vera?" tanya Ara

"Ngomong yang sopan sama mama!" teriak Hans

Ara tidak memperdulikan itu

"Kenapa kamu nampar Azio?!" ucap Vera

Ara menatap Azio dengan tatapan datar, ia merasa buang-buang waktu datang kesini dan untuk orang-orang ini

"Putusin pacar kamu sekarang juga" ucap Hans

Deg

Ara langsung menatap ke Azio. Selalu seperti itu, Azio berlindung dibalik Vera dan Hans

"Gak akan" jawab Ara

"Kamu cuma membuat malu keluarga Keannice jika tau pewaris utamanya saat ini berhubungan sesama jenis!" ucap Hans

Ara menarik nafas "Itu hak Ara"

"Apa kamu sengaja mau buat keluarga kita malu?" tanya Vera

"Jangan terlalu manjain anak, masa anak cowok gak bisa dapetin cewek yang dia mau minta bantuan ke orang tua?" Ara menatap Azio remeh

"Diem lo!" ucap Azio

"Ibu Vera hanya ingin anak anda yang manja itu menggantikan saya menjadi pewaris, bukan? anda tidak sepenuhnya mencintai papa. Setelah bunda saya meninggal, anda sengaja mendekati papa saya, memohon-mohon dan akhirnya papa saya luluh karena pada saat itu memang butuh seseorang untuk membesarkan saya. Tapi, sekalipun anda tidak pernah merawat dan menjaga saya" ucap Ara

Vera tercekat, bagaimana bisa Ara mengetahui semuanya?

"Jaga ucapan kamu Ara!" teriak Hans

Air mata Vera menetes, Azio langsung memeluk Vera. Hans pun juga menghampiri Vera

"Drama" batin Ara sembari tersenyum miring lalu meninggalkan rumah itu

Ara kembali masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya keluar dari rumah Hans

MELODY Where stories live. Discover now