Chapter 5

217 34 9
                                    

#Day5

                Happy reading

Sepanjang perjalanan Pete hanya terdiam, menatap ke luar dan sesekali menyeka buliran bening yang masih menetes dari sudut matanya yang sudah membengkak.Masih teringat di benaknya dengan apa yang ia lihat seperempat jam yang lalu.Rumah yang sudah ia tempati semenjak ia kecil, rumah yang banyak menyimpan kenangan dengan kedua orang tuanya. Kini hanya menyisakan kenangan saja, di mana rumah itu sudah hangus menjadi abu tanpa ada yang tersisa.

Perth sesekali meliriknya tanpa berucap apapun, ia hanya ingin membiarkan Pete sedikit tenang dengan kondisinya itu.

"Maafkan, aku..!jika, aku telah melibatkanmu ke dalam masalah ini. tapi, jangan risau semua akan baik-baik saja!"lalu menyelimuti tubuh Pete yang sudah terlelap, kemudian beranjak dari ruangan itu.

Seketika Pete membuka matanya yang belum tertidur, mendengar apa yang Perth ucapkan barusan.Dan, kembali terisak.

*

*

*

Dinginnya angin di pagi hari, menyapa tubuh dan pikiran yang melambung entah ke mana.Buliran embun bertebaran bak mutiara di pucuk rerumputan.Riuh kicau burung bak musik di pagi hari, terbang kian kemari dari ranting ke ranting yang lain, bak salam penyambut datangnya sang mentari keluar dari singgasananya.

Tak terasa buliran bening itu kembali menetes dalam sekejap akan ingatannya..

"Mae..Pho..maafkan aku, karena tak bisa menjaga amanahmu!"batinnya, menatap dedaunan yang melambai-lambai tertiup angin.

Deruan mesin motor mengaung memasuki bagasi di belakang rumah, hingga menghalau semua pikiran yang menari-nari di benaknya.

Bruuug...suara pintu tertutup keras.

Diam sejenak...

"Kau di sini?"sapa Perth, membuatnya lansung menoleh. Namun, atensinya tertuju dengan keadaan Perth yang berantakan dan terdapat banyak noda merah seperti darah pada pakaian yang ia kenakkan.

"Aku harus membersihkan diriku." pamitnya dan lansung melenggang.

Seperginya Perth, wanita itu datang menghampiri Pete..

"Pete..."suara lembut itu menyerukan namanya.Ia pun mengembangkan senyumnya.

"Kau kembali lagi, Nak?"

Pete hanya menganggukkan kepalanya, lalu kembali menundukkan kepalanya.

"Kau kenapa, Nak?kenapa kau terlihat sedih?"mengelus lembut surainya Pete.

"Jangan bersedih semua pasti baik-baik saja!"kalimat yang sama dengan yang Perth ucapkan kepadanya.

*

*

*

Usai mereka makan malam, Pete tak melihat wanita itu lagi begitu juga dengan Perth..baru saja waktu menunjuk pukul 9, namun rumah itu begitu sepi dan sunyi.Padahal ia ingin mengatakan sesuatu kepada Perth.

Saat ia melintasi kamar Perth, ia melihat pintu kamarnya sedikit terbuka.Ia pun menengokan kepalanya di celah pintu itu.Namun, ia tak sadar kalau Perth berada di sampingnya dan mengikuti apa yang sedang Pete lakukan.Hingga Pete terperanjat kaget seraya memegang dadanya, setelah menyadari Perth yang ada di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan di depan kamarku?"lirihnya dingin

"Eeee...itu...aku ingin mengatakan sesuatu!"sahutnya

TELL ME ( it's not fine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang