Chapter 6

238 38 4
                                    

#Day6

Happy reading

Masakan yang dibuat oleh Pete sangat familiar di lidahnya, hingga tak sadar di piringnya sudah habis tanpa sisa. Pete menawarinya tuk menambah lagi, tapi Perth menolak, di karenakan terlalu kenyang.

Ia pikir Pete adalah pria biasa. Ternyata, dia memiliki skill yang tersimpan, nyatanya dia bisa memasak seenak ini, bahkan dia adalah pria yang sangat hangat dan perhatian.

"Terima kasih, atas masakanmu!"

"Khrab..." timpalnya tersenyum

"Maaf, aku lupa memberitahukan mu,
tentang bibi Pasiri."

"Aku sudah tau."

"Kapan dia akan kembali?"

"Aku kurang, tau!tapi, biasanya dia pergi hanya beberapa minggu saja."

Pete hanya mengangguk, mendengar penuturan dari Perth.

Usai sarapan, Perth lansung ke kamarnya. Menjadikan rumah itu semakin sepi, karena Pete merasa bosan ia pergi menemui Perth.

Tok...

Tok...

Tok...

Pete menghampiri Perth yang sedang duduk santai sembari membaca buku.

"Bisakah aku ke luar hari ini?" ucapnya, meminta izin.

"Ke luar...!kau mau ke mana?" timpalnya, tanpa menoleh

"Aku ingin membeli sesuatu dan ingin ke tempat bermain!aku bosan...."
cicitnya diakhir kalimatnya, membuat Perth mengangkat wajahnya.

"Itu tak baik tuk mu!" ujar Perth

"Kenapa?"

"Aku tak bisa menjelaskannya, Pete!"
ucapnya dengan suara tegas

"Kalau begitu, kau saja yang mengantarkan ku pergi, bagaimana?" ungkapnya, memberi saran dan menjadikan Perth termangu.

Pete semakin merasa aneh, atas permintaan Perth yang mengharuskannya menggunakan masker.Pada, akhirnya Pete tetap menggunakannya.

"Bisakah, kau berpegangan dengan baik?" pinta Perth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisakah, kau berpegangan dengan baik?" pinta Perth

"Lalu...aku harus berpegangan di mana?" bingungnya, karena ia hanya berpegang kecil di jaketnya Perth.

Tak menunggu lama, Perth lansung membawa kedua tangannya Pete dan melingkarkan di pinggangnya, hingga tubuh mereka berdempet tanpa ada celah.

"Berpeganglah yang kuat?" pintanya lagi.

Pete semakin mengeratkan kedua tangannya, ketika mesin motor itu sudah melaju dengan kencang.

Akhirnya, mereka tiba di tempat yang Pete tuju yaitu taman bermain.Pete yang sudah membeli dua tiket tuk mereka, lansung mengajak Perth menaiki salah satu wahana yang ada di tempat itu.

TELL ME ( it's not fine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang