Satu Jurusan (2)

340 39 3
                                    

Hari itu hingga malam esoknya, Herlin betul-betul kehilangan mood. Andai tidak kasihan kepada papanya, ia mungkin sudah terbang ke rumah sakit. 

Menenggelamkan diri dalam tumpukan status register medik pasien untuk dihapal sebagai persiapan klinik, jauh lebih menyenangkan Herlin, ketimbang menanti saat pertemuan dengan mama dan saudara tirinya. 

Malam itu, Herlin menguatkan hati menghadapi hari pertama berada di bawah satu atap yang sama dengan Bayu. 

Tak terhindarkan, mereka duduk di meja makan yang sama. Papa Herlin dan mama Bayu, duduk berdampingan dan kelihatan seakrab pasangan yang telah lama menikah. Herlin mengerti, dua orang itu telah sama-sama melewati pengalaman hidup yang berat. Tentu telah jauh melampaui masa saling tersipu-sipu ala pengantin muda.

Berbeda dengan dirinya dan ... Bayu. Herlin ingin sekali menendang kursi pemuda itu agar menjauh darinya. Akan tetapi, itu akan sangat tidak sopan dan bisa menyinggung perasaan Tante Hena. Rasa kesal memberati dada Herlin, karena papanya memaksa Bayu duduk di sampingnya. 

"Supaya kalian cepat akrab sebagai saudara," ungkap Azwin, penuh harap. 

"Betul." Hena menimpali.

Herlin mengeluh dalam hati karena telat menyampaikan, bahwa anak bawaan janda atau duda, bukanlah mahram. Ia dan Bayu tidak boleh didekatkan seperti ini. Herlin pun terpaksa mengenakan hijab di depan Bayu.

"Ini masakan Mama yang pertama di rumah ini. Eh, maaf, ya, Herlin, semoga berkenan jika Tante menyebut diri sebagai Mama." Hena berkata sopan kepada anak gadis yang duduk merengut di seberangnya. 

"Herlin, jangan cemberut gitu. Katanya senang dapet mama baru ...." Azwin menegur putrinya.

Herlin terkesiap ketika merasakan jejak sedih dalam suara papanya. Padahal, ia cemberut bukan gara-gara tidak menyukai Hena. Wanita itu sangat baik, ceria, dan tulus. Bahkan, Herlin langsung suka ketika mendengar Hena termasuk muslimah yang taat beribadah.

"Nggak apa-apa, Mas. Mungkin Herlin kurang suka hidangannya. Herlin nanti bilang aja ke Mama, ya, mau dimasakin apa."

"Terima kasih, Tante. Hidangannya favorit Herlin semua, kok. Herlin hanya kepikiran tugas yang belum dikerjain. Oia, maaf, belum terbiasa manggil Mama. Mungkin nanti kalo Herlin lebih siap." Herlin berkata sopan. Lantas, ia mulai menikmati hidangan berupa ikan acar kuning yang sangat lezat dan gurih. Mama sambungnya ternyata pintar memasak.

Bayu makan dengan tertib, tanpa banyak bicara. Sementara Azwin, mengungkapkan tentang rencana pengembangan bisnisnya.

Azwin merintis usaha kafe baru di kota seribu sungai itu. Ternyata, rezekinya melesat jauh lebih cepat di kota tersebut, sehingga ia bermaksud mengembangkan sayap dengan menambah beberapa cabang kafe, yang menyebar di penjuru pusat ibukota provinsi dan meluas ke beberapa ibukota kabupaten. 

"Bagus sekali prospeknya. Sekarang kafe sedang tren di kalangan anak milenial," komentar Bayu, "apalagi kalo ditambah room khusus buat diskusi atau meeting. Bakal menarik juga buat eksekutif muda, Pa." Tanpa sungkan, pemuda itu memanggil "papa" kepada orang yang baru sehari jadi ayah tirinya.

Herlin mendadak tidak suka ada orang lain menyebut "papa" kepada ayahnya. Sepertinya, gejala sibling rivarly mulai menjangkiti dirinya.

"Good idea. Papa butuh sdm yang mampu bantu bikin terobosan baru." Mata Azwin berbinar. "Apakah Bayu orangnya?"

"Em, Bayu tertarik sekali, sih, Pa, tapi ...." Pemuda tampan itu memandang ibunya, seolah-olah meminta pendapat lewat isyarat mata.

"Maaf, Mas," kata Hena lembut, "Bayu mewarisi cita-cita papanya."

"Oh, ya, baru inget. Satu jurusan dengan Herlin, kan?" Azwin mengangguk-angguk. Jadi dokter prospeknya lumayan cerah. Eh, Papa lupa, kamu koas juga?"

"Udah internship, Pa. Muter dari rumah sakit umum dan besok rolling ke RSJ," sahut Bayu.

Herlin sontak tersedak sampai terbatuk-batuk, mengagetkan semua orang. Bayu sigap menggosok-gosok punggung sang adik tiri demi meredakan batuknya.

***

Bersambung

Ambyaaar 😆😆😆

Cerita ini tamat di KBM App

SEATAP DENGAN MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang