01 : Bad Night

13.1K 1K 213
                                    


Selama bertahun-tahun dalam catatan cuaca buruk kota Seoul, baru pertama kali hujan badai datang seperti yang terjadi kali ini. Awan berkumpul menjadi gumpalan-gumpalan hitam yang mengancam, sementara setiap angin bertiup kencang dan hampir-hampir menerbangkan atap rumah.

Hujan turun dengan deras, udaranya begitu dingin sehingga Kang Soojae yakin ia bisa mati membeku sendirian. Rumah-rumah tetangga sepi dan gelap ketika ia mengintip dari balik kaca jendela di lantai dua rumahnya. Tentu saja, ada pemadaman listrik besar-besaran. Satu-satunya penerang di kamar hanyalah sebuah senter dan lilin. Kilat-kilat terang selalu membuatnya terkesiap dan suara guntur yang hebat membuat tubuhnya gemetar.

Soojae sendirian di rumah. Ayahnya mungkin saja terjebak di kantor karena badai. Parit-parit di sisi jalan banjir oleh air, pohon besar tumbang ke bahu jalan. Soojae bersyukur kamarnya tidak terlalu dekat dari pohon besar itu, meskipun ia bebas dari bahaya tertimpa pohon tersebut, Soojae yakin ia mungkin saja akan mati karena ketakutan.

Sejak badai mengerikan yang menyebabkan ibunya meninggal karena kecelakaan--tepat di hari ulang tahunnya yang ke tujuh--Soojae yakin ia mengalami trauma berat. Seluruh ingatan akan kematian ibunya yang bersimbah darah, selalu datang persis setiap hujan badai datang.

"Daddy," kata Soojae berusaha menarik napas berat. Di saat-saat itu. Soojae yakin ia tengah menekuk sepasang lututnya dan menyembunyikan wajah di sana. Gaun tidurnya yang berbahan lembut terasa nyaman di kulit, tapi tidak cukup membuatnya nyaman untuk tidur.

Soojae tidak akan bisa. Ia menggigil. Siapa saja, ia hanya butuh seseorang untuk menemaninya, tapi di rumah tidak ada siapa pun. Bibi Darin, asisten rumah tangga mereka sedang mengambil cuti karena kelahiran cucunya. Biasanya wanita itu yang akan ada di samping Soojae tiap kali dibutuhkan.

Soojae hampir gila karena tekanan dari ketakutannya sendiri, kemudian ia mendengar bel rumah berbunyi. Apakah itu daddy? Tapi daddy tidak akan menekan bel rumah, pintu juga tidak dikunci. Mungkin itu bibi tetangga yang mendapat telepon dari daddy untuk memastikan keadaannya. Betapa bodoh Soojae karena tidak menghidupkan ponsel. Masa bodo! Soojae tidak sempat bermain ponsel, ia terlalu takut sampai napasnya terengah-engah dan tubuhnya selemas jelly.

Soojae beranjak dari ranjang sambil lalu meraih senter kecil. Kaki-kakinya yang telanjang berjalan cepat melintasi kamar. Keluar dengan tubuh membungkuk. Gadis itu memejamkan mata dan merapat ke tembok setiap kali kilat menyilaukan seisi rumah. Lorong menuju tangga terasa sangat jauh dan gelap, menyeramkan seperti film horor. Soojae menatap ke bawah tangga dan berpikir dua kali untuk turun.

"Daddy?" Soojae sudah sampai di anak tangga terakhir ketika sebuah guntur besar mengagetkannya. Soojae jatuh tersungkur, senternya menabrak lantai sementara ia langsung meringkuk sambil menutup telinganya rapat-rapat. Kaca-kaca jendela bergetar karena suara guntur yang begitu keras, seperti bom yang meledak tepat di atap rumah. Soojae yakin jantungnya akan melompat keluar dari mulut kalau saja seseorang tidak segera merengkuhnya.

"Tidak apa-apa. Aku ada di sini."

Soojae terisak hebat, tubuhnya gemetar dan wajahnya terbenam dalam kehangatan dada penyelamatnya. Aroma ini jelas berbeda dengan milik ayahnya, ini aroma yang sangat Soojae sukai. Seseorang yang familiar. Saat Soojae telah berada di dalam kamar dan duduk di atas pengkuan pria itu. Barulah Soojae menyadari siapa penyelamatnya tersebut. Matanya terbuka sayu, senggukannya tertahan di tenggorokan.

"Kau tidak perlu takut lagi." Soojae mengangguk. Ia sembunyikan wajahnya ke lekuk leher pria itu. Memejamkan mata. Beberapa waktu kemudian, badai sudah berlalu dan hanya berupa hujan kecil. Soojae mendongak memandang rahang tegas penyelamatnya itu.

"Badainya sudah reda." Soojae hampir tidak bisa mengatakan apa-apa. Lidahnya kelu, tapi ia balas menatap pria itu dengan penuh rasa terima kasih.

"Kau penyelamatku. Terima kasih, Taehyung." Pria itu tersenyum sayang, lengannya melingkar ke sekeliling pinggang Soojae.

My Little Girl [M] ✔️Where stories live. Discover now