CHAPTER III

97 7 0
                                    

Sebelumnyaaahhh~

"Jisung-ah? apa yang kau lakukan disini?" tanya Song Seonsaengnim.

"Aku ingin ikut berlatih" ucap Jisung pelan.

"Duduklah di pinggir lapangan agar tidak terkena bola, lihat kondisimu yang seperti itu, kau masih mau berlatih? Kau ini bagaimana?"

"Tapi aku-"

"Aku tidak ingin menanggung resiko jika kau terus memaksakan dirimu, sudahlah kau duduk saja disana dan perhatikan. Posisimu sudah kuberikan pada Younghlon sebagai kapten yang mengantikanmu" ucap Song Seonsaengnim lagi.

"Apa?" ucap Jisung terkejut dan melirik kearah Younghoon yang melontarkan senyum liciknya pada Jisung yang memang sudah memiliki obsesi untuk merbut posisi ketua tim dari Jisung.

.


.
Chapter 3~

"Apa?" ucap Jisung terkejut dan melirik kearah Younghoon yang melontarkan senyum liciknya pada Jisung yang memang sudah memiliki obsesi untuk merbut posisi ketua tim dari Jisung.

Jisung menatap Younghoon yang masih melihatnya dengan senyuman meledek dengan memainkan bola basket yang berada ditangannya.

"Jisung-ah, berikan kain penanda yang ada dilenganmu itu padaku" ucap Song Seonsaengnim.

"Ini?" tanya Jisung bingung memegang kain penanda berwarna merah.

"Mianhae, Jisung-ah, aku tidak bisa lagi memasukanmu dalam tim lagi, aku khawatir jika kau terus ikut, seperti prosedur yang sudah ada, bahwa pemain yang sakit tidak dapat mengikuti pertandingan" ucap Song Seonsaengnim dengan wajah sendu.

"Tapi pertandingannya tinggal satubulan setelah pelepasan kelas tiga, aku-"

"Aku mengerti perasaanmu, aku juga merasa ada yang kurang karena kau tidak ada dalam latihan beberapa hari ini, aku bangga padamu Jisung-ah. Berkat dirimu kau bisa membawa nama baik sekolah dan membawa tim ini pada tingkatan yang lebih tinggi" ucap Song Seonsaengnim menepuk pundak Jisung dengan perasaan bangga meski tidak bisa ditutupi rasa penyesalan akibat musibah yang Jisung alami.

Jisung hanya diam menerima tepukan dari pelatihnya, matanya mulai berkaca-kaca. Jisung menelan ludahnya dan menengadahkan kepalanya sebentar untuk menghilangkan linangan air mata. Perlahan Jisung melepas kain penanda pada lengan kanannya dan memberikannya pada Song Seonsaengnim.

"Mianhae, Jisung-ah" ucap Song Seonsaengnim pelan menerima penanda tersebut.

Tanpa menjawab Jisung langsung membalikan tubuhnya dan berjalan menjauh dari lapangan basket dengan berjalan ala penguin. Song Seonsaengnim hanya diam melihat Jisung yang berjalan seperti putus asa.

"Jisung-ah" ucap Seonghwa yang mengikuti Jisung.

Meskipun mendengar, Jisung tidak menanggapi panggilan teman satu timnya tersebut dan lebih memilih terus berjalan seolah tidak mendengar apapun.

"Jisung-ah, jangan seolah tidak mendengarku" ucap Seonghwa yang langsung membalikan tubuh Jisung yang masih diam dan justru menatapnya dengan airmata yang sudah menggenang "Berjanjilah kau akan melihat kami dipertandingan nanti. Kau bisa kan?" tanya Seonghwa yang sudah tidak bisa menahan airmatanya.

THE PAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang