Chapter 8 : cold

735 129 4
                                    

"Pake jaket tebel, dek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pake jaket tebel, dek." suruh Winwin ketika dia lewat di depan kamar Renjun dan tidak sengaja melihat Renjun sedang merapikan tas nya, "Udah masuk musim dingin."

"Iya gege."

Winwin kembali berjalan menuju kamarnya, dia membuka lemari dan mengambil jaket hitam tebal. Dia pun menghampiri Mark yang sedang bermain ponsel.

"Di pake, udah masuk musim dingin." ujar Winwin seraya meletakkan jaket itu di kepala Mark.

Mark meraih jaket itu, "Padahal--"

"Ssttt!!" potong Winwin, "Hati-hati kamu pulangnya nanti. Rumah kamu jauh kan?"

Mark tersenyum kemudian mengangguk, "Iya. Makasih, kak."

"MARKEU-YA!"

Mark terkejut kemudian dengan segera memakai jaket itu dan mendatangi Renjun.

Mereka berpamitan pada Winwin lalu berjalan bersama menuju halte bus. Di halte Mark melihat Renjun mengusap-usap kedua telapak tangan nya. Melihat itu, Mark langsung meraih satu tangan Renjun untuk dia genggam.

Renjun menoleh ke arah Mark lalu menyembunyikan senyumnya.

Pria Kanada itu sama sekali tidak mau menoleh ke arah Renjun, karena dia pun sedang salah tingkah dengan kelakuan nya sendiri.

"Markeu-ya." panggil Renjun.

"Hm?"

Mark menoleh kemudian detik berikutnya dia membeku, perlahan tangan nya menyentuh bibirnya. Sekilas udara disana menjadi terasa hangat bagi Mark.

Renjun baru saja mencium nya.

"R-renjun..."

Renjun terkekeh lalu tersenyum lebar menampilkan gigi nya yang rapi, tentu saja Renjun terlihat menggemaskan sekarang ditambah jaket besar yang menyelimuti tubuh Renjun, membuat remaja itu terlihat mungil.

Mark mengedipkan matanya berkali-kali, "What did you do to me, Renjun-ah???"

"K-kiss you."

"It makes me want to chew you!"

"I'm not chewing gum!!"

"Don't do that to me again!"

"WHY?"

"Aah.. eum-..."

Renjun tertawa keras lalu mengacak-acak rambut Mark kemudian memeluk tubuh pria itu dari samping.

"I love you... Mark."

"Love you too."

Mereka berdua akhirnya sampai di depan sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka berdua akhirnya sampai di depan sekolah. Mereka berdua saling berhadapan sekarang, Mark menangkup pipi Renjun yang terasa dingin.

"Belajar yang bener!"

"Iyaaaaaaa."

Mark terkekeh, Renjun itu memang menggemaskan. Jujur Mark ingin mengunyah remaja itu saking gemas nya.

"Jangan lucu-lucu nanti aku jadiin guling loh."

Renjun memutar bola matanya, "Iya nggak. Sana pulang."

"Idih? Ngusir?"

"Ntar orang tua kamu khawatir, Mark. Aku di jemput Win-ge kok nanti."

Mark mengerucutkan bibirnya, "Masih kangen."

Renjun menghela napas lalu memeluk tangan kanan Mark, "Yaudah, temenin aku aja di sekolah."

"OKEY!"

Jam istirahat, Renjun pergi mencari Mark

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam istirahat, Renjun pergi mencari Mark. Ternyata pria itu sedang bermain basket dengan para siswa laki-laki. Mark bisa secepat itu juga ya akrab dengan seseorang.

Renjun pun memilih untuk duduk disamping lapangan sambil menonton Mark yang terlihat keren dalam bermain basket.

Tak lama Mark melirik ke arah nya dan menyudahi permainan nya lalu menghampiri Renjun.

"Udah selesai?" tanya Mark.

"Udah."

"Mau makan? Aku beliin."

"Kamu kalo masih mau main, main aja gak apa-apa. Aku tungguin."

"Nggak deh, kasian kamu. Yaudah kita makan aja ya."

Renjun mengangguk kemudian mereka pergi ke kantin untuk makan siang. Mark sengaja membeli sup hangat, cocok untuk cuaca dingin seperti sekarang. Tidak lupa teh hangat yang menemani makan mereka.

Tangan kiri Mark mengusap rambut Renjun sedangkan tangan nya sibuk memegang sendok. Renjun menoleh ke arah Mark.

"Kenapa sih?"

"Gak apa-apa." jawab Mark acuh.

"Ada-ada aja."

"Gemes."

Renjun tidak menjawab lagi, Renjun bosan mendengar Mark menyebutnya gemas terus.

Ponsel Mark tiba-tiba berbunyi. Panggilan dari ibu Mark.

"Halo, mom?"

"Where are you boy? Kamu nginep di rumah Renjun?"

"Iya, kemarin hujan jadi nginep."

"Okay, it does not matter. By the way, you're so cute."

"Hah?" sahut Mark.

"Yeah, you and Renjun. Kalian so sweet banget, kamu tadi elus-elus kepala dia."

Mark menegakkan punggung nya dan menyapu isi kantin untuk melihat ibu nya apakah sedang disini atau tidak.

Ternyata memang ada, ibu nya tampak melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum lebar.

"Oh, god." gumam Mark.

" gumam Mark

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Maaf lama up nya hehe

We Fell In Love In October | MarkrenWhere stories live. Discover now