Chapter 18 : sorry but don't forgive

651 107 6
                                    

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Ting!

Ting!

Mark mendongakkan wajahnya yang sejak tadi ia sembunyikan diantara kedua lututnya. Meraih ponselnya yang tergeletak disampingnya untuk melihat siapa yang baru saja mengiriminya pesan.




Bf ♡

| Let's come to my home
| and
| hug me as you like
07.49 pm




Bagaimana Mark semakin tidak bersalah? Disaat dirinya sudah menyakiti laki-laki itu, justru dia malah menawarkan sebuah pelukan untuknya.

Mark memang sangat membutuhkan sebuah pelukan untuk sekarang, tapi... apa harus dia melakukannya pada Renjun? Apa Renjun tidak keberatan?

Baiklah, Mark akan mencobanya. Tanpa membalas pesan laki-laki itu, Mark memakai hoodienya dan pergi menuju rumah Renjun.

 Tanpa membalas pesan laki-laki itu, Mark memakai hoodienya dan pergi menuju rumah Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek."

"Iya, ge?"

"Ada tamu, samperin."

Kening Renjun berkerut, lalu ia bangkit dari duduknya untuk pergi membukakan pintu.

Ketika pintu dibuka, orang yang baru saja datang itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Renjun. Renjun hampir mendorong orang itu saking terkejutnya, tapi melihat siapa orang itu, Renjun memilih untuk membalas pelukan nya dengan sangat erat.

Tidak ada pembicaraan antara keduanya, masing-masing hanya menikmati nyamannya pelukan itu.

Mark maupun Renjun, rasanya merindukan hal seperti ini. Bisakah Mark terus memeluk Renjun? Apakah Mark masih bisa memeluk Renjun nantinya?

"Sorry..." lirih Mark.

Mendengar itu, hati Renjun tidak sanggup. Tangannya semakin memeluk erat leher Mark, menyembunyikan wajahnya di leher Mark.

"...but don't forgive me."

Renjun benar-benar tidak merasakan air matanya yang mulai jatuh sekarang. Mark tidak melakukan kesalahan yang fatal demi apapun, pria itu hanya berkata jujur dan dia belum melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

Seperti... selingkuh.

"Mark..."

"No, Renjun. Jangan maafin aku, jangan. Sakit hati gak bisa disembuhin sama kata maaf. Tapi aku bakal tetep minta maaf, maaf aku udah sakitin kamu."

"Mark--"

Suara Renjun terhenti ketika dirinya mendengar sebuah isakan tangis pria itu.

"Mark, don't cry please." padahal dia sendiri sudah menangis sejak tadi.

"Mark.. it's doesn't matter. Don't cry because of me, should not."

"Mark."

Mark dan Renjun melepaskan pelukan mereka saat seseorang memanggil nama salah satu dari mereka.

Terdengar bahwa Winwin menghela napas, "Ayo masuk." ajak Winwin sambil menggenggan tangan Renjun.

"Mark?"

Winwin tidak menjawab dan langsung menarik Renjun ke dalam, meninggalkan Mark yang terdiam dengan seribu penyesalan yang masih menyelubunginya.

Winwin tidak menjawab dan langsung menarik Renjun ke dalam, meninggalkan Mark yang terdiam dengan seribu penyesalan yang masih menyelubunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ge, kenapa?" tanya Renjun.

Kakak beradik itu sedang duduk di ruang tengah. Winwin sejak tadi hanya menonton televisi tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Apanya yang kenapa?" Winwin balik bertanya.

"Kenapa langsung tarik aku?"

"Kenapa?" Winwin menoleh ke arah Renjun, "Kamu pikir kenapa gege kayak gitu? Ya karna gege udah tau, kalo ternyata Mark sama kayak yang lain. Gimana? Apa yang kamu rasain sekarang? Sakit hati? Oh udah jelas lah pasti."

Renjun menunduk mendengar perkataan kakaknya.

"Ge--"

"Ren, gege sayang sama kamu. Jangan kayak mama yang rela ngejar papa meski udah disakitin beberapa kali. Sampe pada akhirnya mama milih buat pergi karna papa juga udah ditahan." ucap Winwin dengan suara lembut, "Sekarang cuma kamu yang gege punya. Gege gak akan biarin kamu sakit, mau itu sakit fisik atau batin, gak bakal gege biarin."

"Terus aku harus gimana, ge?" finalnya sebab Renjun sudah tidak bisa berpikir harus bagaimana.

"Masih ada yang lebih baik diluar sana."

Baik, Renjun sekarang mengerti maksud kakaknya itu. Pasti...

"Lepasin Mark."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Ayo gebuk authornya yang katanya mau double up kemaren

VOTE & KOMEN

We Fell In Love In October | MarkrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang