1. AWAL BEHIND THE HATE

72 26 119
                                    




Welcome di cerita ke-3 aku
I hope you like this
And happy reading



🧡

Daun pintu terbanting keras, membuat seisi kelas kaget dan langsung kompak melihat ke arah pintu kelas yang yang sudah terbuka lebar.

Kedua mata gadis itu berkeliling, mencari seseorang yang membuatnya harus membanting pintu kelas di pagi hari begini, dan sangat cepat, gadis itu menemukan mangsanya.

"Pratama Deon Alfahri, ikut gue! Se-ka-rang!" Suara tegas gadis itu membuat seisi kelas langsung mengalihkan pandangan mereka ke pemilik nama tersebut. Tanpa banyak bicara, gadis itu pergi begitu saja.

"Buset, jantung gue hampir copot." Terang Gino, kedua matanya masih membelalak lebar ke arah pintu yang sepertinya akan rusak karena bantingan keras dari gadis itu.

"Apa kabar pintunya?" tambah Farhan, yang juga masih belum memalingkan pandangannya dari pintu.

Kerutan kebingungan terpancar jelas dari wajah Tama, tanpa berfikir panjang, Tama langsung menyelonong pergi, meninggalkan Gino dan Farhan.

"Ikut ah," Ujar Gino, yang ingin juga menyusul Tama.

Dengan sigap, tangan Farhan menarik belakang kerah baju Gino, sehingga membuat Gino terduduk kembali di kursi. "Semua mau lo kepoin," Decak Farhan yang kemudian teringat sesuatu. "Ahh, jangan-jangan yang nyebarin gosip gue berak di celana waktu smp lo, ya? Ngaku lo!" Timpal Farhan.

"Sembarang lo... hehe, tapi suudzon lo bener si."

"Sialan." Dengkus Farhan, langsung berlari mengejar Gino yang sudah keburu kabur.

•••••

Tama berlari mengejar gadis itu yang sekarang sedang berjalan menuju gedung C.

Setelah berjalan sejajar dengan gadis itu, Tama mengatur nafasnya sedemikian rupa. "Ada apa lagi, si?" tanyanya, seraya menoleh ke samping gadis itu.

Dengan ekspresi kesal gadis itu menoleh ke arah Tama. Tama yang melihat ada yang berbeda dari raut wajah gadis itu, langsung memalingkan wajahnya lurus ke depan, menghindari kontak mata dari gadis itu yang sepertinya akan melahapnya hidup-hidup.

Tidak lama kemudian, langkah gadis itu berhenti, begitu pun juga dengan langkah Tama.

Tama lalu sedikit mendongak, melihat papan bertulisan "Ruang BK" terpampang jelas di pintu depan ia dan gadis itu berdiri.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Tama, wajahnya seketika sedikit berubah serius. tentu saja serius, karena sudah seminggu ini ia sudah tobat, tidak banyak berulah. Tapi kenapa gadis itu tiba-tiba membawanya ke sini?

"Jangan tanya gue, jawaban lo ada di dalem." Singkat gadis itu, lalu masuk duluan ke dalam.

Tama nyaris terkekeh mendengar jawaban gadis itu, ia pun terpaksa ikut masuk ke dalam untuk mencari jawaban dari pertanyaannya.

Setelah masuk ke dalam, semua mata di dalam ruangan itu langsung tertuju pada Tama.

"Pratama Deon Alfahri," Suara berat itu berasal dari arah belakang Tama.

Tama yang mendengar seseorang memanggil nama lengkapnya, langsung berbalik, melihat orang itu dengan kemurkaan di wajahnya. Sangat jelas, bahwa laki-laki itu sedang marah besar.

Dengan cepat, tamparan keras dari laki-laki itu melayang ke pipi Tama.

"KURANG AJAR!" pekik laki-laki itu dengan emosi yang tidak bisa tertahan lagi. Laki-laki itu menamparnya tanpa memperdulikan orang-orang yang berada di dalam ruangan itu. Perasaan marah, kecewa, malu, menjadi satu.

Behind The Hate (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang