203.)

2 1 0
                                    

Di depan kamar mandi.

"Masuklah, lalu lepaskan pakaian mu dan lempar keluar biar ku masukan ke mesin cuci" ucap ku

"Eh itu tidak perlu, aku bisa menggunakan mesin cuci kok" ucapnya

"Jika begitu ya sudah, nanti jika sudah selesai mandi datanglah ke meja makan"

"Baik"

.

Aku pergi ke dapur untuk membantu ibu memasak.

"Ada yang bisa ku bantu?" tanya ku

"Tolong gorengkan telur gulung saja" balas ibuku

"Oke"

.

Ambil teflon kotak, nyalakan kompor lalu kocok 4 telur dengan micin dan kaldu ayam.

.

Sambil memasak.

"Kamu kenapa sampai berjuang untuk Oono?" ibu bertanya

"Ya tidak ada alasan khusus sih, sebenarnya saat pertama bertemu dengannya di stasiun aku malah berniat memacarinya, namun semenjak aku tau bahwa dia anaknya ayah, aku malah kasihan dengannya di tambah ia sudah tidak punya keluarga, walaupun dia bukan bagian dari keluarga ini secara langsung, aku ingin saja ia bisa bergabung, daripada dia bergaul dengan lingkungan yang tidak jelas juga, jadi mari bantu dia hingga ia bisa mandiri, aku yakin kok ibu bisa akrab dengannya" ucap ku

"Ayah mu meninggalkan ibu karena selingkuh, bawa uang dan meninggalkan hutang, hidup kita hancur karenanya, kematian mungkin karma terakhir namun sumpah mati ibu tidak rela jika balasan ayah mu saat di dunia hanya seperti itu" kata ibuku

"Sudahlah bu, tidak baik membicarakan orang yang sudah meninggal"

"Iya ibu tau, namun rasa kesal di dada akan terus ada"

"Relakan saja, memaafkan memang berat, tapi dengan memaafkan yang berat itu, kita bisa berlatih untuk tidak berbuat kesalahan besar agar orang bisa memaafkan kita tanpa berat hati jikalau kita salah, btw telurnya ini di potong jadi 7 potong ya" ucap ku

"Iya terserah kamu saja mau di potong jadi berapa"

Ku potong telur gulungnya lalu membantu menyiapkan makan malam di meja makan.

"Boleh ku bantu?" tanya Oono yang sudah mandi

Ku pandangi mukanya.

Q "Kacamatamu terlalu besar, kamu ini minus berapa memangnya?" tanya ku

"3 kanan 2,5 kiri"

"Besar juga ya, emm lensa mu sedikit buram apa nyaman di pakai?" tanya ku

"Aku menggunakan sisi yang lain untuk melihat biasanya" balasnya

Aku geleng geleng kepala.

"Kamu di Hokkaido sana tercukupi kebutuhannya?" tanya ku

"Jika di bilang tercukupi ya tercukupi, cuma ya karena ayah saja yang bekerja, terkadang kebutuhan kurang di akhir bulan" kata Oono

"Leh uga ayah tilil bisa kerja ternyata" pikir ku

Ku pegang pundaknya.

"Besok ikutlah dengan ku dan ibu" ucap ku

"Eh kemana?"

"Ikut saja"

"Tapi kemana"

"Ikut saja pokoknya, sekarang mari bantu aku persiapkan makan malam dulu"

.

Aku mandi dulu sementara si Oono ku biarkan membantu ibu.

15 menit mandi lalu keluar dari kamar mandi hanya handukan.

Re Life Again In Anime World 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora