PROLOG

193K 28.3K 42.2K
                                    

ABSEN YANG SIAP BACA DAN SIAP MERAMAIKAN ANTARES 2!🏴‍☠️

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP PERJALANAN ARES, ZEA, DAN CALDERIOZ SELANJUTNYA?

Jangan lupa vote, comment, share, dan mention @rweinda @calderioz and all RP di Instagram yaa!💞

———

SUARA binatang malam terdengar, bersahutan dengan keras seakan tak membiarkan penghujung hari ini berakhir sunyi nan sepi. Sinar rembulan yang semu diiringi kencangnya embusan angin, tak membuat sosok yang tengah berlari kedinginan sedikit pun.

Pertarungan sengit antar dua kubu, rerumputan liar hampir setinggi pinggang merambat ke sana-kemari, dan semak belukar tak berujung adalah pemandangan yang disuguhkan di tanah yang teramat luas ini.

Entah sudah ke berapa kalinya, sosok dengan rambut keriting dan kulit kecokelatan, melayangkan pukulan pada lawan di hadapannya. Sesekali irisnya bergerak liar mengedarkan pandangan, mengamati teman-temannya yang berpencar dan tak gencar menyerang musuh.

Bugh!

"Sialan lo!" ujarnya kesal, tak lama justru tersenyum menyebalkan. "Tadi gue masih main-main, dibaikin malah ngelunjak!"

Ia memukul rahang lawan dengan kencang. Sedetik kemudian meringis saat seseorang dari arah lain memukul bagian samping kepalanya. "Dua lawan satu masih gampang, gak tau lo pada gue pernah ngelawan empat orang keroyokan sekaligus? Eh harusnya tau, sih, soalnya Retro selalu main keroyokan!" ejeknya, dengan wajah menyebalkan, lagi.

Sialnya, sibuk mengejek membuat laki-laki itu tak menyadari kedatangan musuh baru dari arah belakang. "Ngejek sama gerakan tangan selaras dong, Mor!" seru laki-laki berambut gondrong, setelah membantu temannya itu menangkis serangan.

"Makasih, Laskar ganteng!" ucap Moreo, memberikan kecupan dari jauh yang membuat Laskar bergidik.

Deruman motor terdengar, Moreo mendengkus malas mendapati Arka, Ketua Retro, duduk di atas motor besar itu dan bertingkah pongah. "Ketuanya dateng, tuh!" teriak Moreo, tak tahu ditujukan pada siapa, laki-laki itu senang berteriak saja.

"Lawan sana, Mor," ucap Laskar sembari memberi tinjuan keras pada dada lawan.

Moreo menjawab, "Gak ah, males."

Setelah menangkis tendangan musuh di depannya, laki-laki itu menambahkan, "Gue kasih kesempatan buat Megan, soalnya kalau gue udah terlalu jago." Moreo menepuk dadanya bangga.

Megan mendengkus. Ingin membalas, tapi rasanya malas sekali.

Sedang Laskar tertawa, dasar pembual, jelas-jelas Megan bertarung lebih baik daripada Moreo. Laki-laki itu hanya malu untuk mengakuinya saja.

"Ih, gak ada yang mau lawan Arka, ih! Kasian deh lo!" ledek Moreo membuat Arka mengepalkan kedua tangannya erat.

"Gue gak ada waktu buat ladenin lo, ketua pantesnya sama ketua—" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, seseorang lebih dulu menyela, "Lo bahkan gak pantes ngelawan gue, Arka," ucap Ardhan, sang Wakil Ketua Calderioz.

Arka menatap lurus Ardhan yang kini berdiri tepat di depannya. Tubuh tinggi dengan beberapa bekas luka yang samar itu sedikit menyurutkan kepercayadirian Arka, tapi dengan cepat laki-laki itu berusaha menguasai diri.

Dengan sengaja, Arka berdecih, ingin menunjukkan pada Ardhan bahwa ia tak terpengaruh ucapan laki-laki itu. Melihat hal tersebut, Ardhan menoleh pada keempat sahabatnya dengan binar tak sabaran bak anak kecil mendapatkan mainan, "Arka urusan gue."

Arka dan beberapa anak Retro yang mendengar perkataan Ardhan merutuk dalam hati, meski berat untuk diakui, second in command dalam Calderioz itu memancarkan aura kekuasaan yang tak dapat dipungkiri.

"Ketua lawan ketua. Bagian mana dari tiga kata itu yang gak kalian pahami? Atau ternyata ketua kalian udah lemah? Lebih lemah dari wakil—bahkan anggotanya?!" ujar Arka, sengaja memancing emosi.

"Berengsek!" Mendengar penghinaan yang ditujukan pada ketuanya, Ardhan yang sudah siap melayangkan serangan, terpaksa menahan pergerakannya ketika tendangan teramat keras lebih dahulu melukai wajah Arka.

Arka tersungkur, ia tidak siap akan serangan tersebut. "Itu hanya tendangan lemah, Arka." Sial, sangat sial. Bulu kuduk Arka meremang mendengar suara rendah penuh ancaman itu.

Perlahan-lahan kepalanya mendongak, menatap sosok besar dan berkuasa yang berdiri menjulang di hadapannya. Aura sangat kuat memancar dari tubuh laki-laki itu, mencekam sekaligus mengintimidasi.

Holy shit, bahkan kekuatan Ardhan yang tadi berhasil memengaruhi Arka seolah tak ada artinya. Hanya dalam sekali lihat, Arka menyadari kekuatan Ares jauh lebih besar dari Ardhan. Ares sama sekali tidak lemah, laki-laki itu begitu perkasa, dan Arka yang kini gemetar merasa sangat kecil.

———

GIMANA PROLOG ANTARES 2?

GIMANA PERASAAN KALIAN SAAT INI?!😍

Spam untuk next chapter?

SPAM 'ANTARES 2' DISINI!!

Tulis nama Ares sebanyak-banyaknya!🥰

Tulis nama Zea sebanyak-banyaknya!😘

Spam satu nama tokoh yang paling kalian suka?

Spam satu nama tokoh yang paling kalian tunggu-tunggu!!

Yuk spam comment sebanyak-banyaknya di setiap paragraf yaa!

UPDATE KAPAN LAGI?!😋

———

Untuk semua akun fanbase tolong selalu dukung cerita Antares 2 yaa! Boleh juga dibantu untuk sebar informasi, share foto, quotes, chapter/bab, editan, visual bertema dark (hitam/abu-abu/biru tua) dengan hashtag #ANTARES #ANTARES2 #CALDERIOZ #RWEINDA di semua sosmed kamu. Okay?🥰

Kalau ada rekomendasi cerita di sosmed manapun jangan lupa rekomendasikan cerita Antares 2 PAKAI HASHTAG di atas dan TAG @CALDERIOZ 🤍

FOLLOW INSTAGRAM:
@RWEINDA (untuk informasi dan update-an selengkapnya!)
@aresaldevaroo
@queenzeanne
@eros_bratadikara
@ardhanalcanderr
@aidensayang
@moreogantengdong
@meganlexandro
@laskaradijaya_
@calderioz 
@karissandromeda_
@selina.maafar
@cleovanes.sa
@anotherserra

Salam sayang dan melepas rindu, Iboo negara Calderioz🏴‍☠️

ANTARES 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang