22. Irreproachable Women

654 57 29
                                    

Siang itu, David memutuskan untuk mengecek sebentar situasi di kantor pusat. Ia telah bersiap dalam balutan kemeja formal putihnya. Fiona pun membantunya mengenakan rompi biru dongker dan dasi dengan warna senada. Wanita itu dengan cekatan mengancingkan kedua sisi rompinya yang masih terbuka.

David selalu tersenyum memandangi wajah cantik istrinya dari jarak yang begitu dekat. Bibir delima itu tampak mengatup dengan sangat lucu. Fiona pun mengakhiri sentuhannya dengan mendongak, "Done," Iris Almond-nya yang berbinar-binar menatap David dengan lugu. Alhasil, David tak kuasa untuk mengecup mesra bibirnya.

Wanita itu dibungkam oleh ciuman lembut yang begitu mesra. Dia pun memejamkan kedua matanya untuk beberapa saat. Ciuman lembut yang lambat laun menjadi semakin liar dan menggelora ini membuat keduanya lantas semakin ketagihan. Tak satu pun dari sudut-sudut mulutnya yang terlewat. Lidah pria itu menggerilya ke seluruh penjuru. David Harrisson melumatnya dengan begitu bergairah. Sesekali telapak tangannya yang besar menelusup masuk ke dalam celah renggang di antara belahan bukit kembar wanitanya itu.

Fiona merasakan miliknya diraup dan diremas. Wanita cantik itu tak kuasa melenguh tatkala area sensitifnya diberi rangsangan. Putingnya yang keras menyembul. Mr Harrisson seketika memanfaatkan kesempatan ini untuk menyalurkan berahinya. Ia membuka pakaian wanita itu hingga lingerie yang dikenakannya terekspos. Cup bra hitam itu terlihat penuh dengan tonjolan puting yang begitu kentara. Fiona merasa gugup setiap kali David begitu menginginkannya.

David tak bisa menahannya lagi, "Damn it! You're so hot, darling!"

Pria tampan itu mulai menurunkan ritsleting celananya. Ia kemudian duduk di atas sofa dan menarik tubuh wanitanya ke atas lahunan. Fiona dihujani kecupan bertubi-tubi. David selalu terlihat buas dan bergairah di atas peraduan. Tanpa basa-basi. David menurunkan underware wanita itu, ia akhirnya bisa merasakan bongkahan bokong bulat sintal istrinya yang menjadi dambaan setiap pria.

"Istriku adalah kenikmatan dunia... "

"Oohhh..."

Fiona merasakan sesuatu yang keras menusuk-nusuk bokongnya. Ia duduk di atas lahunan David dengan posisi membelakangi suaminya. "Spread your legs wider honey, I want you... "

Wanita cantik itu pun melebarkan tungkai kakinya dengan sukarela. David tersenyum, ia bisa lebih leluasa menjelajahi jalur penetrasinya. David lantas memasukan ketiga jemarinya secara bersamaan, mengocok inti kenikmatan wanita itu dalam tempo cepat.

"Eunghhh..." bibir merah wanita itu melenguh. Fiona berpegangan pada kedua lengan kursi itu. David pun melepaskan kaitan bra-nya kemudian menariknya ke bawah dalam satu kali hentakan.

Blubbb!!

"Ooohh..." dadanya memantul ke atas karena satu tarikan itu. Wanita cantik ini mendapati dirinya telanjang bulat. Fiona yang agak risih lantas memeluk tubuh polosnya seraya menunduk.

Wajahnya memanas mendapati reaksi pria itu.

David mengangkat dagu wanitanya hingga tatapan mereka bertaut.

"Tidak perlu malu. Aku suamimu. Kamu hanya boleh menanggalkan pakaian-mu di hadapanku." ucap lelaki itu dengan penuh cinta.

Fiona menjawabnya dengan begitu gugup, "Aku sangat gugup jika hanya aku yang berbaring tanpa sehelai kain."

David seketika membuka satu per satu kancing rompinya, Fiona pun memalingkan wajahnya ke arah lain. David menatap wajah cantiknya yang semakin merona. Dengan sukarela, ia menanggalkan seluruh pakaiannya di hadapan wanita itu tanpa terkecuali.

David lantas menarik wanita cantik itu ke dalam dekapannya, "Baiklah, kita impas sekarang. Kamu boleh menyentuhku sepuas hatimu."

Fiona menatap suaminya seraya mendaratkan tangannya di dada bidang lelaki itu. Wanita ini bergerak lembut dan seduktif untuk menciumi leher dan tubuh kekar suaminya.

𝑫𝒂𝒇𝒊𝒐𝒏 (𝑻𝒉𝒆 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒊𝒔𝒔𝒐𝒏'𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔) Tersedia Versi NovelWo Geschichten leben. Entdecke jetzt