Awal Semesta

752 186 110
                                    

Bantu Vote sebelum atau sesudah baca!
_________________________________________

   Dunia kadang memang sekeras itu, takdir yang terhubung dengan sebuah pertemuan dan juga perpisahan. Sebuah alur kehidupan yang telah di atur oleh sang pencipta itu sendiri. Sebab jalan semesta terlalu sempurna untuk dibaca dengan mata gegabah manusia.

Semesta tidak membuat kesalahan, ini hanya kebodohan manusia yang sering kali berekspektasi terlalu tinggi pada sebuah kenyataan. Betapa eronisnya saat ekspektasi itu bersanding dengan  konspirasi semesta yang di kelilingi oleh berbagai realita.

Ananda Haikal Pratama seorang siswa remaja berkulitan eksotis yang sedikit tengil. Hari-hari sekolah adalah hal yang paling di benci, tapi kebencian itu mulai berubah setelah semestanya bergerak menemukan universnya.

Seperti sekarang, Haikal sedang berada di kantin untuk mengganjal perutnya dari rasa lapar. Matanya tanpa malu terus mencuri pandang pada seseorang yang berada jauh di meja bagian pojok kantin. Meja yang di isi oleh dua orang yang tengah asik makan sambil bercanda ria, tanpa di sadari bibirnya terangkat membuat sedikit lengkungan bulan sabit saat salah satunya tertawa begitu lepas.

"manis" ucapnya pelan. Bahkan mulutnya tidak pernah berdusta untuk selalu mengucap kata itu.

Bahkan Haikal melupakan atensi temanya yang ikut makan di sebelahnya. "Nggak usah di perhatiin mulu. Mata lo copot entar, jatoh ikut masuk ke dalam mangkok bakso gue"

Haikal tertawa untuk menanggapinya, dirinya tidak akan peduli walau matanya copot sekalipun karena itu tidak akan pernah terjadi.

"Ciptaan Tuhan yang satu ini emang gak bisa buat di skip, sayang aja kalo ga di perhatiin entar cantiknya bisa hilang"

"Dari tadi lo ngelihatin cewek yang lagi sama si Rendi mulu. Suka lo sama itu cewek" Jemian, Temanya itu bertanya sembari mengunyah bakso yang berada dalam mulutnya.

"Sok tau lo, mana berani gue suka sama primadona sekolah. Orang burik macem gue sepele kalo cuma buat dia" Jawab Haikal santai

"Terus lo ngapain? Merhatiin dia terus" tanya jemian kepada Haikal lagi.

"Gak apa-apa sih, biar mata gue berguna aja sebenarnya"

"Jadi lo beneran suka sama dia?"

"Lo jadi orang jangan kayak Dora yang kebanyakan nanya, ntar lo malah temenan sama monyet" jawab Haikal sambil membayangkan jika jemian benar berteman dengan monyet yang memakai sepatu bot merah itu.

"Hahahaha! Ya lo dong monyetnya, Lo kan teman gue kal" jemian tertawa tengil karna mampu menjawab ledekan Haikal.

"Jancuk juga arek Iki" Dalam batin Haikal.

Tak terasa waktu begitu cepat berjalan, bel masuk telah berbunyi. Jemian mengajaknya agar segera kembali ke kelas.

Seolah tuli, Haikal tidak menanggapi ajakan Jemian dan malah kembali menyuap bakso yang masih tersisa sedikit dengan tenang.

Merasa terabaikan Jemian menepuk belakangan kepala Haikal dengan keras.

"Cepetan kal, gue gak mau di hukum karna telat masuk kelas" Jemian bahkan rela tidak menghabiskan baksonya.

"Sakit cuk! Ntar kalo gue mati keselek bakso lo mau tanggung jawab hah?" Nyolot Haikal yang kaget karna baksonya keluar lagi dari mulut dan malah nyemplung ke dalam mangkok milik jemian.

Jemian yang kesal mulai beranjak lebih dulu dari tempat duduknya, berjalan meninggalkan kantin dan meninggalkan Haikal yang masih setia duduk di tempat duduknya yang entah sedang apa Jemian sudah tidak peduli.

Di tempatnya, Haikal bisa melihat Rendi yang juga beranjak dari tempat duduknya bersama dengan Giselle, si Primadona sekolah yang di maksud tadi.

Laki-laki itu adalah Rendi Mahardika, seseorang yang mampu merampas perasaanya dalam sekejab waktu. Tidak peduli bahwa Rendi seorang laki-laki, Haikal tetap akan menyukainya.

Senyum manis dan mata rubah yang dihiasi bintang-bintang itu terlihat begitu sempurna di wajah Rendi. Sungguh terlihat indah dan menawan.

Mau bagaimana pun juga Haikal yakin bahwa perasaannya tak akan pernah terbalaskan. Biarkan dirinya mencintai dalam diam dan menghianati norma dunia yang telah ada.

Sekali lagi Haikal mencoba memendam semuanya sendirian, Dirinya terlalu takut untuk mengungkapnya, cukup dengan bisu nya dan mempercayakan semesta mengambil alih sisa perasaanya.

Bagi Haikal, Rendy mirip dengan cahaya bintang, cahaya yang begitu cantik yang selalu bersinar di gelapnya malam bumi. Sinar yang terkadang dapat membuat makhluk tuhan terpana akan kecantikan kilau kecilnya walau di lihat dalam kegelapan semesta, akan tetapi sampai kapan pun sebuah cahaya tetap tak bisa untuk di gapai walau hanya bayangan sinarnya sekalipun.

TBC...






Main Cast :


Huang Renjun
Sebagai
Rendi Mahardika

Huang RenjunSebagaiRendi Mahardika

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


Lee Haechan
Sebagai

Adenanda Haikal Pradana

Tokoh Lainya akan bertambah dengan seiring berjalannya alur cerita

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


Tokoh Lainya akan bertambah dengan seiring berjalannya alur cerita.

________________________________________

Sebenernya masih ragu mau aku publish apa nggk, takut pada gk suka aja sama ceritaku yang kayak asal2an gini..

Judul sebelumnya "Purnama di atas laut"
Judul baru "Restu semesta"

Semoga suka ya sama ceritaku ini;)

BANTU SUPORT YA GUYS🙏✨
Tolong tinggalkan jejak Vote..

Byee all see you...

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jan 14, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Restu Semesta || Hyuckren [HIATUS]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant