Dua Puluh Tiga

228 27 4
                                    

Happy Reading...

Elang dan Troy tak kunjung sampai di tempat tujuannya. Saat melewati berbagai ruangan, nampak beberapa karyawan memperhatikan Elang. Beberapa tahun lalu, perusahaan Damian dan Luwey memang sempat tidak akur, entah apa sebabnya. Namun dibelakang itu, istri pemilik perusahaan Luwey sebenarnya bersahabat dengan pemilik perusahaan Damian, Andre lah yang tak pernah akur dengan Rey Damian (Pemilik Perusahaan Damian sekaligus Ayah dari Chandra Drey Damian).

Andai perusahaan Damian dan Luwey bekerja sama mungkin akan heboh dunia bisnis, karena dua perusahaan ini ahli dan bergerak disegala bidang, ditambah penemuan dari kedua perusahaan itu tak pernah mengecewakan. Sebenarnya kedua perusahaan ini memiliki kesamaan, dari segi bidang, rancangan, serta teknik pekerjaan.

Awal berdiri kedua perusahaan itupun tak ada yang tahu, bagaimana bisa dua perusahaan ini muncul dengan karya yang langsung booming dan menghasilkan keuntungan yang tak main-main harganya, saham naik setiap tahunnya hingga jadilah perusahaan saingan diantara perusahaan ternama, waktunya cukup singkat dan mampu membuat orang menganga.

Saat di gedung perusahaan Damian, Elang dan Troy awalnya sulit masuk, karena mereka tak punya janji langsung dengan Damian. Untunglah, Elang bertemu Chandra yang datang ingin menemui ayahnya. Chandra memang anak dari Damian, namun mereka jarang terlihat bersama.

"Btw, tumben cari bokap gue?" tanya Chandra.

"Ada sedikit masalah."

Chandra terkekeh, ia mengingat kejadian 10 tahun lalu. "Lo tahukan, beberapa tahun lalu bokap lu ngebawa Raja kesini, sempat ngehina bokap gue juga haha." Chandra tertawa mengingat kejadian itu, menurutnya lucu karena kejadian itu akhirnya Chandra dan Raja bersahabat, disisi lain ada kenyataan bahwa orang tua mereka musuhan.

"Tapi tidak dengan Bunda gue dan Ayah lo."

"Bener sih, karena mereka sahabatan dari lama."

Chandra membuka pintu ruangan Ayahnya, Elang sempat kaget setelah melihat Ayah mertuanya ada diruangan itu juga, ia tidak tahu kalau mereka saling kenal, mereka sepertinya sedang membahas sesuatu yang serius.

"Eh Elang. Masuk, silahkan duduk," ucap Damian langsung menyambut Elang dengan pelukan. "Apa kabar, nak?" Suara Damian menurun saat menyebut kata 'nak' entah karena apa, ada nada sedih disana.

"Baik, om."

"Sepertinya saya harus pergi, ada urusan mendadak yang harus saya lakukan."

"Kenapa buru-buru? Menantu anda baru datang," ucap Troy diakhiri senyuman.

Prans beralih menatap Elang. "Ayah duluan." Layaknya mertua idaman, Prans mohon pergi. "Saya duluan."

Setelah kepergian Prans, Damian nampak sedikit gelisah.

"Ada apa Lang?"

Tak ingin membuang waktu, Troy angkat bicara mendahului Elang. Ia menceritakan kejadian di Amerika sekaligus penculikan Raja dan Andre yang berakhir di rumah sakit.

Damian menutup matanya, ada kegelisahan di balik helaan napasnya yang panjang.

"Ada apa, Om?" Elang angkat bicara, ia tak sabar mendengar Damian berbicara, apapun itu dia pasti tahu sesuatu.

"Sungguh dia tidak main-main sekarang." Mata Damian nampak berkaca-kaca.

"Tolong ceritakan. Apapun itu, tolong bantu Elang, Om."

"Semua karena harta kamu dan Raja, harta peninggalan Daddy kamu."

"Daddy?"

Damian mengangguk. "Almahrum Rael Luwey, yang dikenal dunia sebagai Mr. El . Dialah Daddy kamu, Ayah kandung kamu, bukannya Andre. Andre selama ini memanipulasi dunia, ia mengatakan perusahaan El telah lenyap, namun sebenarnya hanya terpecah dan dikelolah sahabat-sahabat Daddy kamu, dan harta itu akan kembali kepemiliknya, dan itu kamu dan Raja."

RAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang