14.

6.7K 536 170
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
Spesial ultah aku hari ini jadi panjang :")
Happy reading chingu yaa..


"Astaga!" Pekik Jake ketika secara mengejutkan Heeseung memeluknya dari belakang, ia sedang memasak untuk sarapan namun lelaki bermarga Lee itu memeluknya dengan tiba-tiba.

Heeseung hanya terkekeh pelan, ia menumpukan kepalanya pada bahu Jake dan melihat apa yang sedang di masak oleh Jake. "Kau membuat apa?" Tanyanya.

"Membuat sarapan untuk kita, kau suka galbi ?" Tanya Jake tanpa melirik Heeseung.

Lelaki tampan itu mengangguk kecil "suka, apalagi jika kau yang memasak." Goda Heeseung , ia memberikan kecupan ringan pada pipi Jake membuat lelaki manis itu tersipu malu.

"Kau bisa menunggu di kursi meja makan, sebentar lagi selesai" Suruhnya.

Dengan begitu Heeseung pun menurut, ia mencium pipi Jake sekali lagi sebelum berjalan menjauh dari si manis yang masih sibuk memasak untuk sarapan.

Heeseung membuka ponselnya, melihat email yang masuk dari sekretaris dan juga beberapa kolega bisnisnya. Ada beberapa rapat penting yang harus ia hadiri minggu ini dan mungkin ia akan menjadi sedikit sibuk dan susah menghabiskan waktu bersama Jake. Oh ia juga memiliki janji bersama Jay dan Eric namun itu belum sempat terlaksana.

Suara notifikasi pesan membuat Heeseung mengalihkan perhatiannya, ia mendengus kecil ketika melihat siapa yang mengirim pesan.

Unknown

Hee kau dimana?
Kau lembur? Sudah sarapan?
Mau aku bawakan sarapan atau makan siang?

.
.
.
.

Suara piring yang di letakkan di meja membuat Heeseung langsung meletakkan ponselnya pada jas kerjanya dan memalingkan pandangannya pada Jake yang sedang menata makanan di atas meja.

"Selamat makan." Ujar Jake riang.

Dengan begitu keduanya pun sarapan dengan tenang, Heeseung memuji masakan Jake yang sangat enak. Ah masakan lelaki cantik itu memang tidak bisa di ragukan lagi, Heeseung selalu senang memakan masakan Jake.

"Jake?" Panggil Heeseung di sela sarapannya.

Jake yang sedang sibuk mengunyah pun mendongak ke arah Heeseung dengan pipi yang penuh. "Eung?"

Heeseung mengeram gemas karena tingkah lelaki manis itu.

"Mau pergi liburan denganku?" Ajaknya.

"Libwuran? kemana?" Tanya Jake susah payah.

Heeseung meneguk air yang sudah di siapkan oleh Jake sebelum membalas si cantik. "Aku belum menentukannya, namun kau mau atau tidak? Mungkin minggu yang akan datang" Ya Heeseung memang berniat mengajak Jake pergi liburan setelah mengurus proyeknya.

Dengan semangat lelaki cantik itu mengangguk.

"Mau"

Heeseung mengulurkan tangannya dan mengusak pelan rambut hitam Jake dengan gemas.

"Menggemaskan sekiali sih, setelah aku menyelesaikan proyekku minggu ini kita liburan ya."

Jake kembali mengangguk dan keduanya pun kembali fokus pada sarapan mereka. Heeseung mengajak Jake liburan bukan karena apa, ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Jake dan mencoba memahami perasaannya sendiri pada lelaki cantik itu.

Apakah ia benar-benar menyukai Jake atau hanya sekedar perasaan nyaman sementara.

.
.
.
.

Kamu akan menyukai ini

          

Heeseung sedang mengerjakan beberapa berkas di ruangannya dengan sangat fokus, ia harus menyelesaikan ini secepatrnya agar proyek yang ia kerjakan berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.

Pintu ruangan yang terbuka membuat Heeseung mendongak dan ia melihat ibunya yang masuk ke dalam ruangannya dengan senyum lebar. "Hai sayang" Sapa ibu Heeseung.

Lelaki berhidung mancung itu menghela napas pelan, "ada apa ibu kesini? Ada yang ingin kau bicarakan?" Tanya Heeseung.

Ibu Heeseung mengangguk lalu ia duduk di hadapan anaknya. "Ibu ingin bertanya, kau lebih suka Belanda atau Nepal?"

Sebelah alis Heeseung terangkat, matanya menatap ibunya dengan bingung. "Kenapa ibu bertanya seperti itu?"

Wanita itu tersenyum lalu menunjukkan ponselnya yang sedang mencari tempat honeymoon indah. "Ibu ingin kau dan Jiheon pergi honeymoon berdua, makanya ibu bertanya kau lebih suka Paris atau Hawai." Ujar nya senang.

Apa katanya? Honeymoon? Yang benar saja, apa yang harus ia dan Jiheon lakukan saat honeymoon? Bercinta? Oh Heeseung tidak pernah berpikir tentang hal itu karena itu sangat mengerikan.

"Aku tidak mau kemana-mana." Balas Heeseung acuh.

Nyonya Lee berdiri dan menghampiri anaknya, ia mengelus bahu tegap Heeseung dan terkekeh pelan. "Ibu akan bilang pada ayahmu untuk memberikanmu cuti satu minggu ke depan." Bisik ibu Heeseung.

Heeseung merenggut kesal, "tidak bisa seperti itu, aku harus mengerjakan proyekku minggu ini dan itu tidak bisa di tunda lagi ibu." Oh sungguh, ini adalah proyek yang sudah ia rencanakan dari tiga bulan kemarin, tidak mungkin ia merelakan proyek ini hanya untuk honeymoon yang tidak jelas.

"Lee Heeseung , kau hanya perlu pergi tiga sampai lima hari saja bersama Jiheon. Setelahnya kau bisa melanjutkan proyekmu itu." Ibu Heeseung masih sangat kekeh dengan keinginannya memiliki cucu.

"Keputusanku tetap sama yaitu tidak, jika ibu ingin cucu ibu buat saja sendiri."

Nyonya Lee sedang memikirkan alasan apa lagi untuk ia merayu Heeseung agar mau menghabiskan waktu bersama Jiheon. "Kau memiliki proyek apa?" Tanya ibu Heeseung.

"Pembangunan hotel di Jeju."

Ibu Heeseung mengulum bibirnya. "Bagaimana jika kau mengerjakan proyekmu sambil honeymoon bersama Jiheon ? Itu tidak buruk Hee. Pulau Jeju juga kota yang indah untuk pergi honeymoon." Seru Nyonya Lee riang, ia akan melakukan apapun agar anak dan menantunya itu bisa menghabiskan waktu berdua.

Heeseung memutar bola mata malas, oh sungguh apa yang ada di pikiran ibunya saat ini? "Bu mana bisa seperti itu?" Keluh Heeseung .

"Tentu saja bisa sayang, kau hanya perlu membagi sedikit waktumu. Kau tidak mungkin seharian mengurus proyek kan? Setelah lelah kau bisa menghabiskan waktu bersama Jiheon sambil berendam bersama dan bertukar cerita."

Lelaki berhidung mencung itu mendengus pelan, oh tunggu! jika ia pergi ke Jeju untuk mengurus proyeknya berarti ia juga bisa membawa Jake bersamanya? Oh ia akan membawa beberapa karyawan dan tentu saja Jake pergi bersamanya ke Jeju.

Oke ini sangat menarik untuk setujui.

"Jika ibu memaksaku, berarti aku pergi ke Jeju tidak hanya bersama Jiheon , namun juga harus beberapa karyawan ku." Seru Heeseung dan ibunya pun mengangguk.

"Yang terpenting kan kau istirahat, tidur dan satu kamar dengan Jiheon bukan dengan karyawanmu Heeseung ah." Balas ibu Heeseung lagi, ah sepertinya ia berhasil menghasut anaknya.

Heeseung tersenyum miring. "Oke aku akan pikirkan tawaran ibu dan aku masih harus rapat dengan kolega dan menentukan siapa yang akan aku bawa ke Jeju bersamaku nanti."

Naughty Jake || Semi Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang