If I Leave

366 28 9
                                    

Kyuhyun membuka matanya perlahan. Suara keras Kibumlah yang pertama kali menyapu gendang telinganya. Tampaknya, saudara kembarnya itu tengah berdebat dengan seseorang.

"Kenapa kalian ke sini?" ujar Kibum geram.

"Aboeji yang memintanya, Kibum-ah," jawab Illwoo. "Mereka ingin memberikan semangat kepada Kyuhyun-ie sebelum operasi."

"Kalian ingin membunuh adikku?" Suara Kibum terdengar frustrasi.

"Bukan seperti itu, Kibum-ah. Kami hanya ingin bertemu Kyuhyun-ie."

Kyuhyun mengerutkan dahi saat mendengar suara pria asing. Namun, segera ia bisa menyimpulkan siapa orang yang menyebabkan hyung-nya berteriak seperti tadi. Kyuhyun terkekeh pelan, tetapi entah kenapa air matanya juga ikut menyeruak.

"Aaah ...." Kyuhyun meringis saat sakit kepalanya tiba-tiba datang. Meski Kyuhyun berusaha tidak mengeluh, Kibum sepertinya mendengar ringisan Kyuhyun barusan. Kembarannya itu bergegas menghampirinya dengan raut cemas.

"Kyuhyun-ie, kau bangun? Mana yang sakit?" tanya Kibum cemas.

Kyuhyun tidak menjawab. Ia memejamkan matanya, berusaha berkonsentrasi dengan rasa sakitnya agar sakit itu segera hilang. Kyuhyun bernapas lega saat sakit kepalanya mereda. Ia pun perlahan membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah wajah cemas Kibum. Ia tersenyum tipis agar kakaknya itu tidak terlalu khawatir. Kyuhyun pun mengedarkan pandangannya. Di sana ada ayahnya dan dua orang yang Kyuhyun tidak kenal menatapnya dengan wajah cemas, sama seperti Kibum.

Kyuhyun tersenyum kepada satu-satunya wanita yang ada di sana. Harus Kyuhyun akui, wanita itu cantik meski sudah tidak muda lagi. Penampilannya sangat khas kalangan kelas atas. Meski tanpa perhiasan yang mencolok dan pakaian yang dikenakan sangat sederhana, kesan bahwa dia berasal dari kalangan orang kaya tidak luntur. Kyuhyun jadi teringat ibunya. Meski menjadi istri Kim Illwoo yang terkenal dan kaya, ibunya sama sekali tidak pernah berpenampilan seperti itu.

"Maaf membuat Anda tidak nyaman, Nyonya," ujar Kyuhyun ramah. "Saya sudah tidak sopan karena tiba-tiba berada di sini dan mengganggu keluarga Anda."

Sekarang Kyuhyun mengerti. Sejak awal, ibunya memang tidak cocok berada di lingkungan seperti ini. Terlahir tanpa orang tua yang mengakuinya, ibu Kyuhyun hidup dan tumbuh di panti asuhan. Lingkungan hidup yang keras memaksa ibunya berjuang untuk bisa menggapai cita-cita. Sampai akhirnya, ibunya melakukan satu kesalahan yaitu jatuh cinta kepada Kim Illwoo, seorang chaebol. Karena mendapat balasan akan perasaan cintanya, akhirnya mereka mutuskan untuk menikah meski tanpa restu orang tua Kim Illwoo.

Air mata Kyuhyun kembali menetes. Dia sangat kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menahan emosinya. Setiap mengingat ibunya, Kyuhyun tidak bisa menahan perasaannya. Sejak awal, ibunya memang tidak ditakdirkan berada di lingkungan keluarga ini. Dan melihat betapa lengkapnya keluarga baru ayahnya ini, membuat hati Kyuhyun sakit. Ibunya orang baik. Tidak seharusnya ia mendapat perlakuan buruk seperti itu. Bahkan setelah perpisahannya dengan Kim Illwoo pun, ibunya masih merasakan penderitaan. Hidupnya sangat menyedihkan.

"Jangan seperti itu, Kyuhyun-ie," ujar Illwoo menegur Kyuhyun secara halus setelah melihat raut sedih istrinya. "Hyejin Oemma di sini karena sangat menyayangimu. Dia ingin berada di sampingmu untuk memberi semangat."

Kyuhyun tersenyum, tetapi matanya memancarkan kesedihan. Sangat jelas terlihat bahwa pemuda itu kecewa. Namun, ia tidak ingin memperkeruh suasana. Kibum sudah sangat emosi. Ia tidak mau hyung-nya melakukan sesuatu yang akan disesalinya nanti.

"Ne, Aboeji," ujar Kyuhyun. "Mianhe. Seharusnya aku berterima kasih atas kehadiran dan perhatian kalian semua."

"Kyu—"

WHEN WE WERE USWhere stories live. Discover now