𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑. OO5

752 125 12
                                    

CHAPTER. OO5 ; Dollbot
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
typo ? tolong koreksi , ya !

.

.

.

.

.

- happy reading -
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

menginjakkan kaki kesebuah planet, setelah tiga jam melakukan perjalanan. [name] memandang segala sudut pasar 'gelap' yang sedang mereka kunjungi.

dengan menggunakan pakaian dan topeng yang ia pakai untuk misi. dan Tecnobot yang menyamar menjadi jepit rambut sang gadis.

"Pakcik! Pakcik ada tengok ngan kenal orang ni ke tak?" tanya [name] yang menghampiri seorang—sealien? yang sedang menunggu sebuah kedai.

mengamati hologram yang ditampilkan oleh [name] lantas ia mengangguk, "Pakcik pernah tengok. tapi Pakcik tak kenal" balasnya menatap gadis didepannya tak enak.

[name] mengangguk paham, "tak pe, Pakcik. Pakcik terakhir tengok kat mane?" tanyanya lagi.

ia mendekatkan wajahnya sedikit pada [name], "tiga hari lalu. dia tengah bawa satu power sphera. Pakcik tak tau itu power sphera asli ke tak. tapi lepas tu, Pakcik ketemu dan tingkah dia err— aneh" bisiknya pelan, diangguki oleh [name].

sang gadis merogoh saku mantelnya, mengambil sekantong uang, menyerahkannya pada 'pakcik' itu.

"eh? tak usah Nak" elak Pakcik itu berusaha menolak.

[name] menggeleng, "terima lah Pakcik. rezeki, ye. tak boleh tolak" usai mengatakan itu, [name] segera pergi meninggalkan Pakcik yang mengucapkan terima kasih berkali-kali padanya.

ia melirik jam tangannya yang menunjukkan posisi Dollbot walau lemah. dirinya tersenyum miring melihat jarak yang ditempuh tak terlalu jauh.

"ah~♡ i can't wait anymore"

.
.
.

"hati-hati [name]. ini misi pertama kau, jangan lengah" peringat Tecnobot pelan, yang masih dalam mode jepit rambut.

"dimengerti" balas [name] sembari mengawasi sekitar.

tepat disudut kota di planet ini. ttempat kumuh dan tak terawat. [name] sedikit bergidik ngeri kalau melihat serangga? semacam kecoak yang berkeliaran disana-sini.

meneguk saliva susah, dirinya hampir terpekik kala 'kecoak' itu dalam mode fly dan terbang 'hampir' mengenai kepalanya.

"k-kotor ..." desis [name] menatap horor sekitarnya.

berjalan perlahan, ia menatap tembok tinggi yang menjulang. menghela nafas pelan, ia dengan cepat dan gesit menaiki tembok.

"awshh!"

dengan cepat ia menggapai salah satu pijakan dengan tangan kanannya. melirik lengan kiri yang tergores oleh panah yang baru saja diluncurkan padanya.

ia menoleh kebawah, melihat sosok berseragam hitam menodongkan anak panah padanya.

[name] mendengus kesal, ia menggunakan tangan kirinya untuk membekukan sosok itu.

setelah selesai, ia menggunakan elemen airnya untuk naik keatas dengan mudah.

dirinya hampir jatuh jika tidak berpegangan pada jendela yang terbuka sedikit.

[name] menghembuskan nafas lega, setidaknya untuk sekarang. terdengar suara gaduh dibawah tempat [name] naik tadi. sepertinya sosok itu sudah ditemukan oleh teman-temannya.

disc - 𝐌𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐋 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃 ⇋ readersDonde viven las historias. Descúbrelo ahora