Part 30 - Azkanio Nabiel Alfahri

2.7K 322 18
                                    

     Keesokan harinya, tampak Al dan Andin telah siap untuk yoga.

• HALAMAN BELAKANG RUMAH AL
Pukul 07.15
'Selamat pagi bu Dini..' sambut Al.
'Pagi pak Al.'
'Kenalin bu, ini istri saya Andin.'
'Salam kenal bu Andin.' ucap bu Dini sambil menjulurkan tangan.
'Salam kenal juga Bu.' sahut Andin.

'Gimana pak Al, bu Andin? Sudah siap?'
'Sudah bu.' ucap Andin mengangguk.
'Baik kita mulai pemanasan dulu ya..'

Setelah kurang lebih 30 menit melakukan prenatal yoga itu, Al dan Andin pun masuk ke dalam rumah. Begitupun dengan bu Dini yang sudah pulang ke rumahnya.

.

KAMAR AL & ANDIN
Pukul 07.55
'Huftt, capek juga ya Mas, padahal cuma gitu doang.' gerutu Andin.
'Iya sabar ya Ndin, ini kan juga untuk kebaikan kamu dan anak kita.' ucap Al sambil mengusap lembut kepala Andin.
'Ini juga kayaknya karena anak kita udah semakin besar deh Mas, makanya aku jadi lebih cepet engap.'
Al hanya tersenyum melihat istrinya yang sedang menggerutu itu.

'Udah sekarang kamu bersih-bersih gih, kasian anak kita bingung liat mamanya ngomel-ngomel terus.'
'Aku nggak ngomel Mas..'
Al mendengus.
'Ya udah iya. Bersih-bersih yaa.'
'Habis ini kamu juga ya, udah keringetan gitu.'
'Iyaa..'

Andin telah selesai mandi dan kini giliran Aldebaran.

'Udah Mas, sekarang gantian kamu..'
Al menoleh ke arah Andin dan seketika tersenyum.

'Cantik banget sih istri saya.'
'Gomballl..' sahut Andin sambil menyisir rambutnya.

Aldebaran beranjak dari tempat tidurnya dan mendekat ke arah Andin. Bukan tanpa sebab, ia sengaja mendekat ke arah istrinya itu untuk memeluknya dari belakang.

Bagi Aldebaran, memeluk Andin dari belakang sambil menciumi bahunya adalah sebuah kenyamanan yang begitu hangat dan tidak bisa ia temukan dimana pun.

'Massss, mandi dulu sana.. Aku dah bersih, kamu masih ada keringetan gitu.' ucap Andin sambil menggeliat dan berusaha melepas tangan suaminya yang melekat di pinggangnya itu.

'Oh jadi nggak mau dipeluk saya?' ucap Al.
'Bukan gitu Mas, tapi kan..'

Belum selesai Andin berbicara, Al keburu memotongnya.

'Mandi lagi yuk, ndin.'
'Hah? Kamu jangan macem-macem deh Mas!'
'Siapa yang macem-macem sih, ndin? Saya serius..'
'Lagian aku juga baru selesai mandi, masa mandi lagi, capek aku Mas.' gerutu Andin.
'Ya udah saya mandiin.' goda Al.
'Masssss..'
'Masih pagi ini.' sambungnya.
'Yang bilang udah sore siapa ndin.'

'Ayok lah..' ucap Al.
Andin sok mendengus.
'Ya udah nggak apa-apa sih. Tapi yakin mau nolak suami?'
'Iya iyaa Mas, ya udah ayok.' potong Andin kesal.
'Tapi janji cuma mandi aja ya! Nggak yang lain.' sambungnya sambil melepas pelukkan Aldebaran.
'Iya iyaa.'

'Tapi ya nggak tau kalo bablas ndin, hehe..' ucap Aldebaran lirih.
'APA MAS?!' sahut Andin.
'Ha? Enggak enggak..'
'Awas aja kamu!' ucap Andin kesal sambil masuk ke dalam kamar mandi.

.

MEJA MAKAN RUMAH ALDEBARAN
Pukul 19.30
     Tampak semua orang telah selesai menyantap makan malam itu. Seperti biasa, setelah makan, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berbincang satu sama lain.

Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Où les histoires vivent. Découvrez maintenant