3. Titik Awal

86 93 26
                                    

Tak mudah untuk mencari tempat yang akan dituju oleh kedua orang ini. Apalagi tempat tersebut jarang sekali dijamah dan diketahui oleh orang biasa. Hanya orang-orang yang memiliki potensi saja yang akan berhasil masuk kesana.

Sudah hampir 7 hari perjalanan Daisuke bersama Izumi mencari tempat tujuan Gua Ryūchi. Namun mereka tentu tahu ini tak mudah dan akan memakan waktu yang sangat panjang. Ditambah mereka harus bertanya-tanya ke setiap penduduk Negeri yang tengah dilewati seperti halnya sekarang yang tengah Izumi lakukan.

Gadis bermata bulan itu dengan ramah bertanya kepada penduduk di Negeri Angin. Tentu saja jawaban sama yang selalu terlontar. Banyak yang tidak mengetahui dimana Gua Ryūchi berada.

Izumi melirik punggung lelaki yang tengah berjalan didepan nya. Punggung tegap yang ia bayangkan akan sangat nyaman jika ia bisa menyentuhnya. Namun sayangnya punggung itu selalu berada jauh didepan nya, susah untuk ia gapai.

Lamunan Izumi buyar ketika melihat adegan dimana punggung tegap itu sedikit tersenggol oleh seorang pemuda yang tak sengaja menabraknya. Sang empu yang memiliki punggung tegap itu dengan cekatan langsung mengambil pedang yang tersampir dibalik pinggang dan mengayunkan pedang itu kearah pemuda tersebut yang langsung merunduk ketakutan.

"Daisuke-kun berhenti!!"

Izumi berlari dan bernapas dengan lega. Dirinya tepat waktu mencegah peristiwa yang akan terjadi beberapa detik lagi. Tangan nya gemetar saat memegang tangan kekar milik sang pemilik pedang yaitu Daisuke Uciha. Hampir saja Daisuke akan membunuh pemuda itu kalau Izumi terlambat mungkin nyawa pemuda malang itu sudah na'as.

Tatapan tajam Daisuke arahkan kepada Izumi. Berani sekali gadis itu ikut campur dalam tindakan nya.

Izumi tahu arti dari tatapan Daisuke. Nyalinya sedikit ciut namun ia tetap memberanikan diri karena tindakan yang lelaki itu perbuat sungguh berlebihan. Izumi beralih menatap sang pemuda yang masih merunduk ketakutan lalu berkata,
"Saya minta maaf atas peristiwa tadi, sekarang kau bisa pergi"

Si pemuda langsung lari tunggang langgang dengan ketakutan karena nyawanya hampir na'as beberapa menit lalu.

Daisuke menarik tangan nya dengan kasar hingga pegangan Izumi terlepas. Lelaki Uciha itu menyampirkan kembali pedangnya dibalik pinggang dengan mata masih menatap tajam gadis dihadapannya.

"D-Daisuke-kun.... aku tidak bermaksud mengganggumu tetapi tindakanmu itu tidak seharusnya kau lakukan karena pemuda tadi tak sengaja menyenggolmu. Tidak seharusnya kau langsung akan membunuhnya, itu tindakan salah!" Izumi memberi pengertian dengan sedikit gugup. Ia tahu sifat Daisuke memang seperti itu. Gadis itu jadi teringat dengan perkataan Saigai waktu lalu sebelum berangkat perjalanan.

"Izumi ingatlah saat dalam perjalanan kau harus menetralisir sifat Daisuke. Dia tumbuh menjadi seseorang yang kejam dan tak berperasaan. Ambisi untuk balas dendam kepada kakaknya yang membuat sifat itu terbentuk. Karena kau akan selalu bersamanya selama perjalanan, jadi kau lah yang harus mengantisipasinya. Jangan mencari keributan dengan orang-orang yang kalian temui selama diperjalanan. Berbuat baik dan sopan lah karena kalian juga akan membutuhkan informasi keberadaan tempat Gua Ryūchi dari orang-orang yang kalian temui meskipun akan sulit karena tempat itu hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya. Teruslah bertanya Izumi, kau yang hanya bisa diandalkan karena Daisuke tidak akan berbuat hal itu mengingat sifat dia yang seperti itu"

Daisuke berdecih meninggalkan Izumi begitu saja. Izumi mengejar langkah lebar lelaki itu untuk mendekat namun masih berjarak beberapa meter saja sesuai intruksi yang pernah Daisuke katakan.

"Berjalan dibelakangku, jangan menyamai langkahku karena kau hanyalah seorang bawahan!"

Miris bukan dirinya diperlakukan seperti itu tetapi tak apa selagi dirinya terus bersama Daisuke hal itu tak menjadi masalah baginya.

Pain In Adventure Where stories live. Discover now