"Kriing...kriing..kriing", handphone Mufti berdering. Panggilan telpon itu dari keluarganya. Dalam sehari, mereka menghubungi Mufti tiga sampai lima kali. Mufti sudah berkeluarga. Sudah memiliki tiga anak dari seorang istri. Tapi Mufti, diperlakukan seperti layaknya remaja oleh keluarganya.
Mufti lahir dari keluarga yang sangat solid dan kohesif. Hubunganya rekat sekali. Istrinya pun heran, dia belum pernah menemukan budaya keluarga seperti itu seumur hidupnya.
Mufti sangat terbuka pada keluarganya. Sehari bersin berapa kali, makan pakai apa, buang air besar di kantor atau di rumah, dan hal tidak penting lainnya dia ceritakan kepada keluarganya.
Istrinya yang bernama Resti, merasa tidak nyaman dengan pola komunikasi suami dan keluarganya. Resti merasa bahwa privasi keluarga kecilnya terganggu. Akhirnya tercetus sebuah ide.
Suatu malam, Resti membawa Mufti ke sebuah rumah di tengah hutan, lalu memasukan Mufti ke dalam kamar selama satu minggu. Handphone Mufti dibuangnya ke sungai. Selama Mufti disekap, Resti dan anak-anaknya berada di rumah yang sama. Resti memberi makanan dan minuman dari lubang kecil di kamar yang dihuni oleh Mufti.
"Resti, mengapa kamu lakukan ini kepadaku?", teriak Mufti kesal.
Tidak ada jawaban dari Resti. Resti mendengar teriakan itu, tapi tidak ingin menjawab.
"Baiklah kalau kamu ingin menyekap aku, berikan handphoneku sekarang!", Mufti berteriak meminta.
Resti tetap tidak menjawab. Suasana menjadi hening. Burung berkicau di tengah hutan yang gelap. Rumah itu, sengaja disewa Resti untuk memberi pelajaran kepada suaminya.
Keluarga Mufti gelisah tidak terkira. Bayangkan saja, biasanya dalam sehari mereka lima kali menghubungi Mufti, kali ini sama sekali sambungan telponnya tidak tersambung. Mereka datangi rumah Mufti, ternyata rumah kosong. Terkunci tidak ada penghuni.
Hari demi hari, keluarga Mufti menunjukan gejala aneh. Karena tidak mendapat kabar dan saling bercerita dengan Mufti. Badan mereka pegal-pegal. Kulitnya merah dan gatal-gatal. Hari berikutnya, suhu tubuh mereka meningkat 40 derajat celsius. Puncaknya mereka semua muntah-muntah dan sesak nafas.
Penyekapan Mufti selesai di hari ke tujuh. Di perjalanan pulang, Mufti marah besar kepada Resti.
"Apa maksud semua ini?!", Mufti meminta penjelasan.
"Aku ingin memberi pelajaran kepadamu dan keluargamu yang selalu mengganggu privasi keluarga kita!", Resti berteriak sambil menangis.
"Akupun tidak ingin diperlakukan seperti seperti ini. Setiap hari dipantau dan dihubungi. Aku sudah muak. Aku tidak ingin seperti ini! Kamu tidak paham keadaan sebenarnya, Resti!"
Mufti, Resti, dan anak-anaknya sampai ke rumah keluarga Mufti. Ketika membuka pintu, mereka melihat kejadian menyeramkan. Semua anggota keluarga terbaring dengan bentol-bentol sekujur tubuhnya. Mufti memanggil bantuan medis untuk datang.
Sesampainya di rumah sakit. Akhirnya rahasia selama ini terungkap. Mufti menjelaskan kepada Resti bahwa keluarganya mengidap penyakit langka bernama Connection Addictive Disorder (CAD). Gejalanya seperti orang yang kecanduan narkotika. Badan pengidap CAD akan merasakan sakit luar biasa ketika terputus hubungan dan tidak berbincang-bincang dengan kerabat sedarah walau hanya sehari. Oleh karena itu, keluarga Mufti menghubunginya sehari lima kali. Itu mereka lakukan untuk menekan gejala psikologis dan biologis yang menyakitkan.
Mendengar penjelasan itu, Resti mencoba ikhlas menerima kenyataan tersebut. Resti tidak ingin memperburuk suasana. Resti berkomitmen untuk tidak mempersoalkan hal itu lagi. Sambil menunggu seluruh keluarga Mufti sembuh. Resti pergi ke sungai tempat handphone suaminya dibuang.
Setelah beberapa jam, Resti tak kunjung kembali ke rumah sakit. Mufti menyusul ke hutan, tapi tidak menemukan Resti. Anak-anaknya mulai gelisah mencari ibunya. Hari sudah malam, Mufti kembali ke rumah sakit.
Sejak kejadian itu, Resti tak kembali. Mufti dan anak-anaknya hidup bersama keluarganya. Setelah mengikuti terapi, akhirnya seluruh keluarga Mufti sembuh dari CAD. Namun, istrinya hilang untuk selamanya.
YOU ARE READING
ESKEPIS: Koleksi Cerita Pendek
Short StoryCerpen ringan dan singkat sebagai teman bersantai anda! Buku ini berisi koleksi cerpen yang saya tulis dengan dasar imajinasi semata. Semua cerita hanyalah fiksi. Apabila terdapat kesamaan nama, mohon maaf, semua itu hanya kebetulan saja. Selamat...