Ketiga puluh tujuh :: Hari H

923 104 4
                                    

Gak kerasa, hari pernikahan Hyunjin dan Lino tiba. Dua keluarga mereka tak banyak mengundang orang, hanya keluarga besar aja. Hyunjin dan Lino sengaja menutupi pernikahan mereka dari sahabat sahabatnya, tapi Lino minta agar mengundang Chrisbin karena suaminya itu percaya dengan mereka kalau Chrisbin gak bakalan ember ke siapapun.

Sedangkan Felix sebenarnya diundang, tapi katanya dia lebih baik gak datang karena bertepatan dengan ia yang diajak jalan jalan sama Jisung.

Hyunjin takut ngundang Jisung, soalnya ia menjadi alasan penolakan Lino atas cowok itu. Kapan kapan aja Hyunjin jujur ke dia. Alasan Hyunjin gak undang Jeno dan Eric, karena mereka pasti bakalan ngasih tau ke Jisung, dan ia gak mau hal itu terjadi.

Ia berjalan disebelah papanya, meremat pelan jas yang ia pakai. Dia deg degan banget pas menuju ke altar. Kayak masih gak percaya gitu dia udah nikah.

Atensi mata Lino beralih ke calon suaminya. Gak lepasin satu detik dari tubuh si manis. Lino terpikat dengan pesona seorang Hwang--ekhem maksudnya Lee Hyunjin. Jas berwarna putih sangat serasi dengan tubuhnya.

Hwang Minhyun selaku ayah Hyunjin juga keliatan bahagia, apalagi Mama Irene. Anak mereka yang dulunya seorang bayi kecil yang mungil sekarang harus memulai kehidupan barunya.

Hyunjin udah duduk di sebelah pendeta, dengan Lino di sebelahnya. Tangan Hyunjin udah gemeteran dari tadi, jantungnya makin gak karuan. Perutnya juga rasanya kayak mules, mana semua atensi semua orang tertuju padanya. Makin panik Hyunjin

Lino yang sadar Hyunjin ngalamin panic attack, langsung menggenggam tangannya. Mengelus pelan telapak tangan Hyunjin biar cowok itu tenang dikit.

"Apakah saudara Lee Minho bersedia mencintai Hwang Hyunjin untuk selamanya, dan menghabiskan seluruh waktumu bersama sama?"

"Ya saya bersedia"

"Hwang Hyunjin, apakah kamu bersedia mencintai Lee Minho untuk selamanya, dan menghabiskan seluruh waktumu bersama sama?"

"iy..iyaa sa..saya bersedia"

"Silahkan ucapkan janji suci dengan hati yang tulus"

Lino menggenggam tangan Hyunjin, menghela nafas panjang. dan dalam satu tarikan, janji suci itu terucap "Hwang Hyunjin, aku mengambil engkau menjadi seorang suamiku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, inilah janji tulusku."

Hyunjin menatap Lino, hatinya yang tadi sedikit gusar perlahan berangsur tenang. "Lee Minho, aku menerima engkau menjadi seorang suamiku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita. inilah janji tulusku."

Sang pendeta tersenyum, "Selamat, sekarang kalian telah resmi menjadi sepasang pengantin. Untuk saudara Lee Minho, silahkan untuk mencium suamimu"

Pendeta mengambil langkah mundur, sialan muka sampai telinga Hyunjin panas dan memerah.

Lino menarik pelan dagu suaminya itu, memiringkan wajahnya lalu mengecup pipi Hyunjin. "Buat yang ini" Lino menempelkan telunjuknya ke bibir gendut si manis "nanti aja di kamar, ekekekek"

Hyunjin mengerjapkan matanya lucu, otaknya sedang memproses. Bener bener kayak orang linglung dia sekarang

•••

Setelah acara pemberkatan itu, mereka sekarang sedang menikmati acara resepsi pernikahan. Tamu tamu udah mencar ke stan makanan,

Hyunjin sama Lino ngobrol sama Chrisbin.

Simpul Ganda - hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang