Keempat puluh delapan :: Si Gemoi dan Si Manja

585 80 30
                                    

Hyunjin sudah bisa pulang dari rumah sakit, kemarin ia bersama suaminya menjelaskan secara detail pasal ia keguguran ke orang tua dan mertua. Tentu Hyunjin merahasiakan tentang Jisung yang menjadi pelakunya.

Lino ngambek sampai sekarang, sudah semalaman penuh ia tidak mengajak ngobrol Hyunjin. Biarkan saja, agar itu menjadi hukuman untuk Hyunjin.

Si manis sekarang mengelus perutnya dengan menghadap cermin besar, kemarin kemarin ia suka melakukan kegiatan yang sama dan beberapa kali mengajak Jeongin (calon bayinya) mengobrol.

"Sekarang kamu udah pergi, gak ada yang bisa papa elus lagi" suaranya terdengar pelan, sebisa mungkin ia tidak akan menangis, namun mustahil.

pipinya turun hujan lagi, dari belakang Lino ingin rasanya memeluk dan menguatkan Hyunjin, tapi ia gengsi tiba tiba jadi peduli jika sebelumnya ia benar benar mendiami Hyunjin.

Kalian tahu? Papa Lee dan Papa Hwang secara diam diam menyusun rencana, dua ayah itu nantinya akan mencari tahu siapa pelaku pembunuh cucunya tanpa sepengetahuan pasangan muda itu.

"Kakak, maaf" mata Hyunjin sembab dan hidungnya memerah, mata lucunya kembali mengeluarkan bulir bulir bening

Karena tak tega, Lino langsung memeluk sang suami sampai Hyunjin mundur sedikit mengimbangi keseimbangan

"Maafin kakak udah diemin kamu" Lino menghirup aroma wangi dari sabun yang dipakai Hyunjin dan sedikit mengendus ceruk lehernya

"Kalau Jisung mengulangi perbuatannya lagi, jangan cegah kakak buat bawa kasus ini sampai ke pihak kepolisian"

Hyunjin mengangguk, jika keulang lagi ia bertekad tidak akan memaafkan seperti ini lagi. Kesempatan tidak datang dua kali.

"Mau sekolah?"

Hyunjin menggeleng "Mau bobok sama kakak"

Hyunjin yang manja kembali lagi, diam diam Lino tersenyum "Tapi kakak mau sekolah"

Sang suami gemoi mendorong tubuh Lino hingga telentang, ia duduk di perut Lino "Jangan, temenin adek di sini"

"Iya iya kakak bolos"

Tidur seharian bersama si manis sepertinya menyenangkan, doakan saja si kecil tidak baperan karena posisi mereka yang sedikit ambigu

Sementara itu di sekolah, kesempatan jam kosong Jeno gunakan untuk menghajar Jisung, ia beneran kemusuhan sampe bikin muka ganteng Jisung udah keunguan semua.

"Lo cuma orang yang baru kenal Kak Lino, gak usah berani buat pisahin mereka!"

"Kalau kepindahan lo cuma buat menjadi perusak hubungan orang, lebih baik silahkan pergi dari sekolah ini. Kita gak butuh temen pelakor kayak lo, anjing"

Bukannya melerai, Eric beserta beberapa temen sekelasnya malah memberi semangat agar Jeno semakin bergairah untuk menghajar Jisung.

Hampir saja Jeno kelepasan untuk mengungkit soal Hyunjin keguguran.

Jisung kali ini gak tinggal diam, dia juga memukul titik terlemah Jeno. Berulang kali mengatakan jika ia meminta maaf tapi Jeno gak menggubris.

"Gimana gue bisa maafin lo, kelakuan lo udah di luar batas. Mungkin Hyunjin udah maafin lo, tapi jangan harap lo bakalan bisa temenan sama dia lagi"

Kalau saja ketua kelas tidak mengadu ke guru bk dan melerai, mungkin kedua bocah itu akan terus melanjutkan aksi adu jotosnya.

"Ini sekolah bukan tempat pertandingan tinju, kalian berdua ikuti bapak sekarang ke ruang bk"

guru bimbingan konseling walau masih muda tapi galaknya minta ampun.

oke balik lagi ke hyunho.

Pasangan suami suami itu gak jadi tidur, sekarang asik menikmati waktu berduanya.

Hyunjin menyandar di dada Lino, bermain main dengan telapak tangan sang suami.

Jangan lupakan Lixxie yang hari ini menginap di rumah orang tuanya, buntelan mungil itu sedang tidur di box bayinya.

"Kakak gak minta jatah kan?" Hyunjin curiga, tangan suaminya sama sekali gak mau diem

"Fitnah mulu, kakak mau manja manjaan sama kamu" Lino gemas dengan si adek, ia cubiti pipi mochi Hyunjin sampai cowok itu mengaduh kesakitan.

"Kenapa bisa gemes sih dek" muka Hyunjin udah diuyel uyel sama Lino

Hyunjin berontak, soalnya dia risih "Ih kakak, jangan gituin mukaku!"

Lino memberi sedikit jarak, memeluk pinggang ramping Hyunjin dan menaruh kepalanya ke bahu si gemes "Adek cantik, gembul juga. Enak dipeluk"

"Adek gendutan ya kak?"

"Enggak sayang"

"Tapi kata kakak, adek gembul" si manis udah merengut

"Maksud kakak, adek tuh berisi, jadi keliatan gembul. Bukan berarti gendutan" dengan susah payah ia berusaha menepuk pantat Hyunjin "tapi yang paling berisi cuma di sini"

"Gitu gitu kakak suka kan"

"Jelas, apalagi kalau udah masuk"

"Tuh kan, kakak mesum!"

"Bercanda sayang, tapi gak deng itu fakta"

"Sini cium" Lino membalikkan tubuh Hyunjin menjadi berhadapan dengannya

Hyunjin mengalungkan tangannya ke leher sang suami ketika ia merasakan ada benda kenyal yang menyentuh bibirnya, ciuman yang lembut tanpa melibatkan nafsu itu berlangsung lama.

Tangan Lino kali ini diam, kalau ia anggur anggur nanti si adek kecilnya bangun. Gampang baperan soalnya.

Ya kali abis keguguran udah disodok lagi.

Kalau saja Hyunjin tak berontak mengeluh kehabisan nafas, mungkin mereka akan seharian berciuman. Lino menjelajah permukaan wajah si manis, membasahi tiap inci kulit mulus Hyunjin.

"Kak, gak bisa nafas"

Lino memeluk Hyunjin kenceng betul, sampe bikin dia pengap.

Akhirnya Hyunjin lepas dari lilitan anakonda satu itu, melipir ke kamar mandi buat bersihin air liur suaminya yang udah kayak jadi masker wajah.

Lino terkekeh, ia gak bisa mengontrol rasa gemasnya pada sang suami. Ia berjalan menuju box bayi dimana Lixxie tidur.

"Anak daddy bobok terus ya"

"Harusnya kamu punya adek"

Lino menatap bayi mungil yang terlelap dengan tenang.

"Lucu, kayak papa kamu"

"Kak, masih kepikiran sama Jeongin?" entah sudah sejak kapan Hyunjin ada di sebelah suaminya, tiba tiba udah ada gitu.

Lino menoleh, raut wajahnya nampak sendu "sedikit"

"Kan bisa bikin Jeongin yang kedua, kakak mau bikin sekarang?"

•••

tbc

kurang 7-9 part lagi nih cerita end

revisi : 13 Agustus 2022

Simpul Ganda - hyunhoWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu