-belajar seni pedang-

1.3K 199 0
                                    

Keesokannya seperti yang mama janjikan padaku bahwa hari ini akan melatih keterampilan pedangku juga cakra anginku

"Miki... Miki beneran tak mau berlatih sama ayah?" tanya ibuku

"ma...kurasa cakra apiku sangat berbahaya, aku tidak mau melukai orang orang di dekatku, aku akan berlatih itu nanti ketika aku cukup untuk bisa mengontrolnya" ucapku

"baiklah Miki, sekarang semangat, mama akan mengajarimu hingga menguasainya!!!" ucap ibuku, kami lalu pergi ke sebuah hutan yang sangat lebat

"baiklah lawan mama" ucap ibuku mengambil kuda2 untuk menahan serangan

"tapi jika mama terkena serangan langsung apakah tidak terluka atau bisa saja mati... Aku tidak mau!" ucapku

"kamu meremehkan mama?!" ucap ibuku tersenyum

"tidak..."

"kalau begitu lakukan!" perintahnya

Aku menggerakkan pedangku dengan dorongan cakra angin dan muncullah semacam cakra melesat ke arah ibuku membuatku khawatir namun dia dengan cepat menepisnya seolah olah itu hanyalah angin kecil

"wah, bagaimana caranya melakukan itu?? Ma," tanyaku antusias

"gampang kok, kamu tinggal melapisi pedangmu dengan cakra dan berikan cakra yang cukup besar hingga bisa memotong cakramu, mengerti??" ucap ibuku

"mengerti!! Aku juga mau melakukannya!!" ucapku

"sekarang masih tak boleh, bisa bisa kamu yang terbelah, melihat cakra mama lebih besar darimu, jadinya untuk sementara boleh kamu latih cakramu agar tambah besar dulu" ucap ibuku

"lalu... Bagaimana caranya aku melatih cakraku?" tanyaku

"kamu tinggal mengeluarkan terus menerus cakra yang seperti kamu arahkan pada ibu, disini banyak pepohonan kamu bisa berlatih dengn itu" ucap ibuku

Akhirnya seperti yang ibuku katakan aku berlatih dan berlatih hingga sore sedangkan ibuku menunggu sambil duduk di salah satu pepohonan

"hosh.... Hosh.... Hosh... Aku..aku akhirnya bisa" ucapku terengah engah

"baiklah lanjut latihannya besok lagi, hari sudah mulai petang dan juga..... Ahh!!! Mama lupa menyiapkan makanan untuk papa!!??" pekik ibuku lalu berlari dengan kencangnya aku hanya bisa menghela nafas melihat itu dan mengikuti dengan langkah kecil dari belakang

"aku pulang!!" teriakku

"ah, Miki selamat datang!!" sambut ayahku sedangkan ibuku nampak sibuk memasak

"ayah pasti lapar kan?" tanyaku duduk di depannya

"tidak.....Tapi Miki jangan beritahu mama kalau, tadi papa sudah makan diluar yah!! Bisa bisa dia tak membuat makanan" bisik ayahku aku hanya mengagguk

"jadi begitu heh...?!" ibuku entah sejak kapan muncul di belakang kami

"ti-tidak seperti yang kamu pikirkan kok" ayahku menggeleng cepat

"hari ini sampai kedepannya anda makan di luar saja!! Anata, kamu sudah bosan dengan masakanku kan?!! Bernarkan!!!!!!!!" ucap ibuku dengan wajah seram membuatku merinding, dia lalu masuk kamar tanpa memasak apapun hingga malam itu aku tak bisa makan, dan memilih keluar mencari makan

"dasar papa, lebih baik bujuk mama dulu, aku ingin mencari makan" ucapku lalu berjalan entah kemana hingga aku menemukan kedai ramen

"wah makan disana boleh kali yah" ucapku

'ah jadi keingat saat Iruka-sensei mentraktir kami ramen merayakan hari Naruto menjadi genin' pikirku lalu berjalan ke arah kedai ramen ichiraku langganan Naruto

"eh, Naruto!! Kenapa kamu disini malam-malam?!" pekikku

"ah, Miki-chan?! Harusnya aku yang bertanya mengapa kamu disini???" tanyanya balik, aku lalu menceritakan tentang perselisihan kecil di dalam keluargaku dan dia nampak tertawa

"baiklah paman pesan ramen biasa, oh iya Naruto pesan saja biar aku yang teraktir malam ini" ucapku dia nampak senang

"Miki-chan, memang baik!! Lain kali biar aku yang traktir" ucapnya

"baiklah...akan kutunggu hehe" ucapku tersenyum

"selamat makan!!" ucap kami lalu menyantap ramen di depan kami hingga puas, aku membayarnya dan berpisah dengan Naruto di depan sana, awalnya Naruto ingin mengantarku tapi aku tidak enak jadinya aku pulang sendiri

Setelah kembali ke rumah aku langsung berbaring dan tertidur, hingga keesokan harinya aku kembali latihan, latihan dan latihan hingga tinggal beberapa hari lagi sebelum ujian ketiga dilaksanakan namun setelah latihan kerasku aku kini dapat menguasai cakra anginku namun masih lemah tapi sudah cukup untuk membuatku lulus di ujian ketiga nanti

"aahh~ hari yang membosankan, setelah latihanku dengan mama selesai aku sudah tak tau harus apa lagi" ucapku

"Miki!!" teriak Sakura

"eh Sakura?!" pekikku kaget

"mau jalan-jalan??" tanya Sakura

"emm.. Boleh, aku akan mengganti baju dulu" ucapku lalu masuk ke kamarku mengambil baju namun tiba tiba bingkai foto yang selalu kujaga karna disitu nampak foto tim kami yaitu tim 7, dimana sakura berada di depan denganku dan naruto juga sasuke yang cemberut sambil mengalihkan pandangannya dan kakashi yang memegang kepala mereka

"Sasuke... " melihat wajah Sasuke mengingatkanku pada memar yang dilehernya, meskipun aku tak tau itu memar apa namun nampaknya setelah dia mendapat memar itu, dia sangat menderita kesakitan

"MIKI!!" panggil Sakura lagi

"ah iya aku datang!!" jawabku lalu meletakkan bingkai foto yang pecah itu bermaksud memperbaikinya nanti
"Ne, Sakura... Kamu mau mengunjungi Sasuke??" tanyaku dia nampak diam

"sebenarnya beberapa hari yang lalu aku dan Ino mengunjunginya namun dia sudah tak ada di ruangannya, aku bingung dia pergi kemana??" Sakura menghela nafas frustasi

"yah... Kurasa dia latihan! Seperti Naruto" ucapku

"ah Naruto juga?!" pekik Sakura

"Sakura kamu tidak berlatih karna tidak lulus... Benar begitu??" dia nampak diam dan mengalihkan penglihatannya

"aduh, Sakura...... Kalau begitu mau latihan denganku??" tawarku dia dengan cepat berbalik dengan mata berbinar binar

'cepat sekali berubahnya!?' ucapku Sweatdrop

"baiklah kita ke tempat latihan saja oke?" ucapku

"oke" jawabnya

Kami bertarung di tempat latihan nampak Sakura sudah terengah engah namun aku masih belum lelah sedikitpun

'aduh! Mengapa perbedaan kekuatan kami sangat besar sih? Padahal akan lebih seru kalau kami saling bertarung dengan seimbang' pikirku menatap Sakura yang terengah engah

"aduh!! Miki, mengapa kamu sangat kuat sih?! Aku bahkan tak bisa menyentuh pakaianmu, padahal kamu menggunakan baju yang lumayan ribet, harusnya aku bisa menyentuh pakaianmu kan?!!!" Sakura berucap sambil terengah engah

"ahahaha tidak tau juga, yang jelas kita harus selalu bertambah kuat jika tak ingin kalah dari yang lainnya" ucapku dia nampak mengangguk, kami melanjutkan latihannya hingga sore dan pulang ke rumah masing masing

Hingga tinggal besok ujian ketiganya akan dilaksanakan aku sangat deg-degan meski sedikit gugup

'semangat Miki!! Jika besok lulus kamu bisa menjadi chunin' pikirku dan akhirnya tertidur, entah cerita apa yang menungguku besok

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED.

Naruto X Reader/Oc [Kecil]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora