P R O L O G

616 118 41
                                    

Kedua mata Sunoo terpaku pada lelaki di hadapannya. Dia adalah Kim Sunghoon yang merupakan kakak tingkat di Universitas Belift. Meski mereka berada di jurusan yang berbeda tetapi Sunoo mengenal lelaki tersebut karena Sunghoon cukup terkenal di kampus. Ia cukup terkejut mengetahui bahwa kedua orang tua mereka ternyata bersahabat. Pertemuan kali ini bukanlah yang pertama kali, mereka pernah bertemu sebelumnya ketika masih anak-anak tetapi Sunoo tidak ingat akan hal itu.

Pada makan malam hari ini Sunoo dikejutkan kembali dengan rencana kedua orang tua mereka yang berniat untuk menjodohkannya dengan Sunghoon. Ini gila! Kedua tangan Sunoo di bawah meja gemetar, beberapa  kali ia melirik ekspresi Sunghoon yang sangat suram—kedua mata lelaki tersebut menatap tajam padanya seakan-akan memberi tanda bahwa lelaki itu sangat membenci lelaki.

“Jadi, bagaimana rencana kita. Kalian semua setuju, ‘kan?” tanya Lee Mina; ibu Sunghoon sambil membawa makanan ke atas meja dibantu oleh Shin Jisoo; ibu Sunoo.

Dengan semangat Sookyung yang merupakan kakak perempuan Sunoo mengangkat tangan, mengajukan pendapat, “Aku setuju, lagipula Sunoo butuh seorang untuk menjaga dan melindunginya.” Dia tampak senang padahal yang dijodohkan adalah Sunoo.

Berhubung sedari tadi Sunoo hanya diam, semua mata tertuju padanya—menunggu pendapat. Namun, Sunoo tidak berani untuk mendongakkan kepala, ia tidak tahu harus menjawab. Jika ingin menolak dengan tegas tetapi tidak sampai harus mengecewakan keluarga apalagi melihat bagaimana ibunya tampak bahagia bercengkrama dengan ibu Sunghoon. Belum lagi Sookyung yang mendukung penuh dan memberinya dorongan agar ia setuju.

Sedangkan Sunghoon, dia juga hanya diam tetapi pandangannya kini jatuh pada Sunoo. Tatapan lelaki itu seperti sebuah tatapan maut yang dapat membunuh orang di depannya—dia benar-benar dingin seperti rumor yang beredar.

“Sunoo, bagaimana menurutmu?” tanya Kim Sungjae yang merupakan ayah Sunoo.

“A–ku ....”

“Aku menolak!” potong Sunghoon sambil melipat kedua tangan di depan dada dan masih memandang Sunoo lalu mendengkus kesal. “Ide semacam ini sudah kuno, terlebih apa untungnya melakukan perjodohan ini? Apa bisnis keluarga akan jadi pesat jika aku dijodohkan dengannya?” Sunghoon tertawa dengan nada mengejek. Respon Sunghoon yang tegas dan lugas membuat jantung Sunoo berdenyut lebih cepat, melihat Sunghoon tampak marah membuat tubuhnya bergidik merasa ngeri.

“Sunghoon, jaga ucupanmu!” teriak Kim Sohyun; ayah Sunghoon, jelas ia marah atas perkataan Sunghoon yang mempermalukan wajahnya di depan keluarga sahabat lamanya. Sohyun bisa saja langsung berdiri dan menampar mulut Sunghoon, beruntung istrinya langsung menenangkan.

Suasana masih terasa tegang tetapi dengan tenang Sungjae bertanya, “Lalu bagaimana denganmu, Noo. Apa kamu setuju?”

“Sunoo pasti setuju, ‘kan?” ucap Sookyung membuat Shim Jisoo ikut tersenyum senang menghampiri Sunoo—memegang bahu putra bungsunya sehingga dengan pelan Sunoo mengangguk. Semua orang mengangguk merasa setuju dengan keputusan tersebut, terdapat kelegaan dari banyak pihak.

Kim Sohyun kembali lagi berkata, “Terima kasih Sunoo sudah mau dijodohkan dengan Sunghoon. Kamu tenang saja, abaikan saja penolakan dia barusan—pikirannya sekarang masih sedang bingung, setelah kalain mengenal pasti dia akan sadar bahwa menolak perjodohan ini adalah sebuah kesalahan.”

Sunoo mengangguk pelan, sedikit melirik Sunghoon yang masih menatap kesal terlebih saat ia menyetujui perjodohan. Sepanjang makan malam berlangsung, Sunoo merasa gugup karena dapat merasakan jika Sunghoon tidak melepas pandangan tajam darinya.

“Ah ... karena kalian berdua berkuliah di Universitas yang sama—Sunghoon kamu harus mengantar jemput Sunoo ke kampus,” ujar Lee Mina.

Sunoo pikir Sunghoon akan kembali menolak, tetapi kali ini lelaki itu mengangguk dengan malas sambil meminum jus jeruk seakan hal yang diminta ibunya bukan lagi sebuah masalah.

Stay Alive | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang