27🖤

399 31 0
                                    

Ziy daritadi lebih banyak diem. Entah apa yang dia pikirin. Seolah mamahnya paham isi pikiran anaknya itu.

"Jangan gugup. Semua akan baik baik aja"-suzy

Sambil ngelus lembut kedua bahu anaknya. Guanlin memimpin jalan buat masuk kedalam kantor kepolisian itu.

Setelah melalui proses dan banyak izin akhirnya mereka diantar ke tempat tujuan mereka. Mata suzy langsung nangkap sorot mata sendu dari lelaki jangkung itu. Ziy masih diem. Duduk kaku di kursinya tepat di hadapan lelaki itu.

Sang petugas kepolisian itu mulai serius untuk pembahasan selanjutnya.

"Jadi, disini sudah ada saksi yaitu anak dan mantan istri anda sendiri tuan" -polisi

Lelaki itu ngangguk kecil sambil terus nunduk mainin jari jari tangannya diatas pangkuannya.

"Sesuai dengan dokumen yang sudah saya berikan sebelumnya ke kalian. Bahwa disana tertera dengan jelas tragedi dan detail kejadian kasus silam atas meninggalnya nyonya yoona. Yang kebetulan sedang berada di waktu yang sama dengan tuan yifan. Setelah kami selidiki sejauh ini fakta mengatakan sebaliknya. Dan... Tuan yifan terbukti tidak bersalah" -polisi

Ziy sudah payah nahan air matanya. Diantara emosi, kesel, dan sedih. Masalahnya kenapa selama ini ayahnya itu diem aja? Apa gak bisa dia perjuangin semuanya? Kenapa harus pasrah dan rela dipenjara selama ini sampai kasusnya ke ungkap semua?

Suzy sedikit nyeka air matanya yang gak tau dari kapan udah keluar. Entah apa yang dia rasain. Yang jelas suzy kesini karena permintaan guanlin demi mendukung ziy. Karena masalah waktu itu, guanlin takut ziy lepas kenadali lagi sama emosinya. Makanya suzy ikut hadir demi anak anaknya.

"Saya kira segitu aja yang bisa saya sampaikan. Dan mulai hari ini tuan yifan sudah bebas dan boleh kembali pulang bersama keluarga. Saya permisi" -polisi

Semua berdiri dan ngebungkuk sopan ke polisi itu sambil berterima kasih.

Sedangkan lelaki itu masih nunduk diam gak bersuara.

Ziy nayap nanar ayahnya dengan mata berkaca kaca.

"Kenapa? Kenapa ayah diem aja? Ayah ada alasan? Kenapa yahhh?" -ziy

Suzy ngelus lembut punggung anaknya yang udah ngeluarin airmatanya pilu.

"M-maaf" -yifan

"Apa? Kenapa ayah malah bilang gitu? Bisa gak ayah jaga diri sendiri baik baik? Apa yang bikin ayah rela disalahin? Hah? Ayah ada hubungan apa sama wanita itu? " -ziy

"Ziy...sabar" -guanlin

"Kenapa gak dari awal ayah nyangkal? Kenapa harus pura pura salah padahal bukan ayah yang lakuin?" -ziy

"Ziy...ayah..." -yifan

"Apa? Ayah gak taukan kalo aku juga nanggung semuanya? Hiks" -ziy

Suzy mendongak ke arah ziy begitu juga guanlin. Mereka natap penuh tanya ke ziy.

"Kalian...yang kalian tau aku cuma baik baik aja. Ayah egois!" -ziy

"M-maksud kamu? Kamu kenapa ziy?" -yifan

"Hyunjin tau kalo ayah yang bunuh wanita itu! Dan itu... Hiks... Itu... Ibu kandung hyunjin yahhh hiks hiks" -ziy

"H-ah? Lo seriusan?" -guanlin

Ziy nunduk dengan bahu gemetar. Dia udah terisak mengingat semua kejadian dimana dendam hyunjin terus mengalir ke dia. Tanpa dia minta maaf dan sekarang ziy bingung harus kayak gimana. Dia mau benci sama hyunjin karena udah maen asal tuduh tanpa nyari kebenarannya dulu tapi gak bisa. Gak benci, tapi hatinya sakit tiap kali denger betapa hancurnya hyunjin yang ditinggal ibu kandungnya dengan keadaan tragis didepan matanya itu.

The Life of HWANG HYUNJINWhere stories live. Discover now