1.0

3.4K 455 150
                                    

• MIMPI TERINDAH •

Setibanya di Mansion Nakamoto, Yuta dan Winwin langsung menuju kamar putra bungsu mereka untuk memeriksa keadaannya. Kebetulan berpapasan dengan Dejun yang baru akan masuk membawa mangkuk berisi air hangat dan sapu tangan.

"Biar Mama saja." Winwin mengambil alih benda di tangan Dejun lalu menyusul Yuta yang sudah masuk lebih dulu.

Shotaro berbaring diatas kasur, sembari menonton tv yang menayangkan film avangers kesukaannya. Tidak tampak seperti orang sakit sama sekali.

Yuta dan Winwin menatap putra sulung mereka bersamaan. Dejun sontak tersentak dan mendadak sekujur tubuhnya terasa gugup.

"Tadi dia pingsan sungguhan, kok."

Shotaro berdecih. "Pingsan apanya? Kakiku lemas tadi, kesemutan. Mau jatuh malah dikira pingsan."

Winwin menghela napas. Entah harus bersyukur atau kesal, tetapi ia lega anaknya baik-baik saja.

"Kau itu ya, Papa sama Mama panik setengah mati." Yuta menjewer telinga Dejun. Ia bahkan menyetir dengan laju diatas rata-rata. Masih untung tidak ditangkap polisi.

"Tapi dia sakit, Pa! Pegang saja keningnya." Dejun masih bersikukuh pada pendapatnya bahwa Shotaro sedang sakit.

Yuta pun memegang dahi Shotaro. Ia lalu menatap Winwin, "Memang panas, sih."

Winwin mengambil tempat disisi putra bungsunya. Ia mengompres dahi Shotaro yang wajahnya sedikit memerah, sepertinya demam.

"Pusing?"tanya Winwin.

Shotaro menggeleng. Tetapi tindakannya itu malah membuat Dejun melotot kearahnya seperti mengisyaratkan sesuatu.

"Kalau begitu Mama tinggal pulang tidak masalah?"

Lagi, Dejun melotot dan menggelengkan kepala pada Shotaro.

Shotaro berpikir sejenak, memikirkan apa maksud sang kakak. Lalu ia melirik papa dan mamanya bergantian.

Ah, begitu rupanya!

"Aduh! Kepala Taro pusing, Ma!" Shotaro langsung mengambil posisi telentang dan menempatkan kepala di pangkuan sang mama. "Sepertinya tidak bisa bangun dari kasur ini!"

Dejun diam-diam bersorak begitu Shotaro memahami kodenya.

"Nah kan! Sakit dia!"teriaknya penuh semangat.

Yuta menatap Dejun curiga, "Kau kenapa senang begitu?"

"Renjun sama Jaemin cuma berdua dirumah, mau ikut Mama saja?"tawar Winwin pada Shotaro.

"Nanti kena angin malam demamnya tambah parah, Ma!" Dejun tanpa sadar menaikkan nada suaranya lagi

"Kau ini kenapa semangat sekali sih?!" Yuta bertambah kesal karna Dejun seenak jidat teriak tepat disampingnya.

Dejun mengerjap, "Itu...jadi dia tidak main game semalaman. Bisa istirahat, begitu Pa."

"Aku tidak bisa meninggalkan Jaemin dan Renjun, Kak. Tidak mungkin juga ku tinggalkan Shotaro seperti ini."

Yuta mengangguk mendengar perkataan Winwin. Ia juga khawatir jika membiarkan dua anaknya malam-malam begini tanpa orang dewasa menemani mereka.

"Sebentar biar ku jemput mereka."

"Tidak usah!"

Yuta menatap bengis Dejun yang kembali teriak seperti hanya dia yang punya pita suara dirumah ini. Membuat putra sulungnya menunjukkan senyum tanpa dosa diselingi kekeham ringan.

Mimpi Terindah | Nakamoto Fam'sWhere stories live. Discover now