Lima Belas; 𝙎𝙣𝙤𝙬𝙙𝙧𝙤𝙥

11 2 0
                                    


* Jangan lupa klik bintang sebelum membaca. Tolong hargai karya aku ya.


❝ Apa kini semesta ingin memberikan aku kebahagiaan sesungguhnya? Tapi, aku takut direnggut kembali ❞  — Arka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa kini semesta ingin memberikan aku kebahagiaan sesungguhnya? Tapi, aku takut direnggut kembali ❞ 
— Arka

***

Bina menoleh ke sebelah kirinya, lalu gadis itu tersenyum begitu senang. Bina mengambil bunga yang berada di sebelahnya itu.

" Biasanya kan kalo orang lain jenguk orang sakit itu bawa buah-buahan atau makanan. Tapi kalo aku beda, soalnya aku bawain bunga buat kamu."

" Eh, tapi jangan salah lho. Bunga ini tuh punya makna tersendiri, ya walaupun aku cuma bawa dua tangkai aja hehe...," sambungnya diakhiri tawa.

Bina meraih tangan kanan Arka, lalu memberikan dua tangkai bunga itu, dan meraih tangan kirinya Arka. Seperti Arka sedang menggenggam bunga itu dengan kedua tangannya.

" Emang apa maknanya?" tanya Arka penasaran. Bina masih dengan posisi menghadap laki-laki itu. " Kamu tuh, emang beneran beda ya kalo lagi sama aku. Ya, walaupun sama sih suka savage mulutnya. Tapi serius deh, beda banget. Gak kaya ke kakak kamu tadi," bukannya menjawab, Bina malah mengatakan itu lagi.

" Jangan-jangan kamu suka lagi sama aku?" sambungnya lagi dengan tersenyum, dan menaik-turunkan kedua alisnya.

" Apaan sih! Gak nyambung banget," jawab Arka kesal. Lalu ia mengembalikan bunga itu pada pemiliknya. Arka bagkit dari duduknya, namun ditahan Bina.

" Ih mau kemana? Duduk dulu. Iya deh, maaf. Jagan pergi dulu tapi, kan aku mau kasih tau kamu apa maknanya."

Dengan wajah yang datar, Arka akhirnya menuruti permintaan gadis itu. " Nih, pegang lagi ya bunganya."

" Sebelum aku jelasin, aku mau kasih tau dulu nama aku." Baru aja ingin memberitahu, suara interupsi Arka membuatnya menjadi kesal. " Gak penting," katanya.

" Gak peduli. Aku tetep akan kasih tau kamu," sahut Bina. Arka hanya menanggapinya dengan diam, melihat itu Bina memberi gestur seolah ingin memukul.

" Pukul aja kalo mau," kata Arka.

" K-kok?"

Arka menaikan sebelah alisnya, " Apa? Aku gak buta total kalo kamu lupa, jadi aku masih bisa liat bayangan walaupun gak terlalu jelas."

Bina meringis, bisa-bisanya dia lupa. Jadi malu gini kan. " Cepetan," titah Arka. " Sabar dong. Gak sabaran banget jadi orang," sungut Bina.

" Nama aku Bina Inka Namari. Kamu boleh panggil aku Bina kaya temen-temen aku," ucapnya dengan menjulurkan tangan kanannya, seperti ingin berjabat tangan.

Bina menarik tangan kanan Arka. Kini mereka seperti sedang berjabat tangan. " Kamu gak mau kasih tau nama kamu?"

" Kenzo," jawabnya singkat. " Nama lengkapnya?"

" Kenapa?" Bina berdecak sebal, " Kok kenapa sih? Emang nama Kenzo cuma kamu doang apa, banyak tau."

" Kenzo Mahaprana Arka."

" Oke, aku panggil kamu Ken."

" Nana," ucapan Arka membuat Bina menatap bingung. " Nana? Aku Bina bukan Arka," katanya.

" Ken kan? Yaudah Nana."

Ah, Bina baru sadar maksudku. Itu nama panggilannya. Lucu. Cara laki-laki ini menyampaikan itu membuat Bina gemas. Bina tersenyum senang mendengarnya.

" Gila," ujar Arka pelan. " Siapa gila?"

" Di sebelah kiri aku," sahutnya. Bina tersadar yang laki-laki ini maksud itu dirinya, lalu memukul pelan bahu Arka. " Enak aja dibilang gila," sebalnya.

" Hm. Jadi gak jelasinnya? Buang-buang waktu aja," katanya lagi. Bina berdecak,
" Sabar dong. Gara-gara kamu sih, jadi lupa kan."

Arka memilih mengacuhkan ocehan gadis itu.
" Jadi, aku bawain bunga bachelor button atau blue comflower. Kamu tau gak sih? Menurut aku, makna bunga ini tuh bagus banget."

Arka mendengarkan penjelasan gadis itu dalam diam. Sebelum melanjutkan ucapannya, Bina memberanikan diri untuk menatap laki-laki ini tepat di matanya. Arka yang menyadari itu pun, melakukan hal yang sama.

" Bunga ini punya makna yaitu simbol dari harapan dalam cinta. Aku pernah baca, menurut cerita rakyat yang ada di Barat, bunga ini dipercaya bisa meramalkan cinta dari perempuan yang disuka. Jadi bagi laki-laki yang kasih bunga ini ke pasangannya dengan memakai bunga itu di lubang kancing, bisa tau gimana perasaan orang itu ke dia. Caranya dengan melihat perubahan warna dari bunga itu. Konon katanya kalo warnanya cepet berubah, berarti rasa cinta pasangannya itu gak bener."

Bina menjelaskan itu dengan terus tersenyum. Lalu, ia menarik tangan Arka untuk meraba bunga yang di maksud. " Ini bunga bachelor button yang aku jelasin tadi. Kamu bisa rasain kan, gimana tekstur nya." 

Arka mengangguk sebagai jawaban. " Terus satunya lagi?" tanyanya. Bina mengarahkan jemari Arka ke bunga satunya lagi— bunga snowdrop.

" Kalo yang ini namanya bunga snowdrop, tapi bisa juga dikenal dengan nama anemone. Makna bunga itu bagus banget sih menurut aku. Jadi bunga ini punya dua makna, snowdrop artinya harapan buat temen kita yang lagi membutuhkan. Terus kalo anemone sendiri itu artinya akhir dari dingin, hari-hari gelap, dan kembalinya matahari. "

" Kesimpulan yang aku dapat dari ini tuh maksudnya, melalui bunga ini kita seolah bisa kasih harapan buat temen-temen kita, atau mungkin orang terdekat kita yang ada di fase yang mungkin kita gak tau. Kaya kasih secercah cahaya setelah hari gelap yang udah dilewatin," sambungnya.

Setelah mendengar penjelasan gadis itu, Arka meraba kembali bunga snowdrop. " Kok diem? " tanya Bina bingung. Arka hanya menggeleng.

" Oh iya, kamu sadar gak sih. Kalo nama kamar rawat inap kamu sama kaya bunga yang aku kasih ini. Anemone, gak tau kebetulan apa gimana ya."

Arka menoleh pada gadis itu. " Eh? Maaf aku lupa kalo kamu—"

" Gapapa, " jawab Arka cuek.

Dari jarak dua meter dari tempat keduanya tengah duduk, ada seseorang yang sedari tadi melihat bagaimana interaksi keduanya. Rasanya campur aduk melihat itu.

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•••

©flblume

A/N :

Jangan lupa vote dan komen. Gimana nih menurut kalian chapter kali ini? Reply di komen ya.

*search by google

Asa dan Rasa Where stories live. Discover now