★ sembilan.

2.6K 404 27
                                    

harsh words, 900+ words.
happy reading!










.











Jake menyumpah-serapahi mulutnya karna tidak menjelaskan semua yang ia ketahui kepada Sunghoon, entah mengapa semenjak tadi lidahnya terasa kelu. Sangat kaku untuk mengeluarkan kalimat apapun.

"Mouth, you're stupid!"

Iya, tapi kalo umpatan lancar-lancar aja. Tanpa hambatan dan mengalir deras hingga jauh, seperti pipa rucika.

"Ah, pusing anjing. Jadi laper,"

Sampai sekarang ia masih bingung bagaimana caranya memberi tau Sunghoon, tanpa ada kalimat yang dipotong. Sebenarnya, sedari tadi saat berada disekolah, Jake berusaha untuk memberi tau semuanya. Namun, seluruh kalimatnya selalu disela atau dipotong.

gak usah hasut gue.
gue bakal teguh pada pendirian,
karna gue cucu mario teguh,

Alah, bacot. Ingin sekali Jake mengatai-nya seperti itu, tapi apa daya, Sunghoon selalu langsung beranjak pergi setelah mengatakan semua hal penolakan itu.

"Tau ah, nanti juga dia tau sendiri."

Jake berjalan menuju kamar Heeseung, membuka pintu kamarnya tanpa permisi. Membuat sang empu kamar terlonjak kaget dibuatnya.

"Ketok dulu kek! Yang sopan!" Omelnya.

Jake mendelik, "Sopan gimana? Harus salam dulu, gitu?"

"Gak gitu, tapi kalo mau salam dulu juga boleh."

Jake mengendikkan bahunya acuh, "Laper." Celetuknya.

"Ngapa ngomong ke gue? Minta masak-in sama Bibi lah," Balas Heeseung.

"Kan Bibi lagi pulang kampung!"

"Oh iya, lupa. Maaf-maaf,"

"Dasar kakek Heeseung." Ledek Jake.

Yang diledek mendengus sebal, "Bacot bener. Ke minimarket aja sana, beli mie instan. Sekalian beli buat persediaan dirumah, udah habis soalnya." Suruh Heeseung.

"Duit?"

"Lo punya black card sendiri, goblok. Ngapain masih minta duit ke gue?"

"Oh iya, lupa. Maaf-maaf," Balas Jake dengan nada yang persis seperti Heeseung.

"Ngeselin, pegi sono." Usir Heeseung.

"Yaudah, mau mie apa?" Tanyanya.

"Terserah, yang penting pedes."

Jake memberikan ok sign, kemudian segera beranjak keluar kamar Heeseung. Tudung hoodienya ia naikkan, hingga menutupi separuh kepalanya.

Dia memakai sandal jepit sebagai alasnya, terlihat sangat santai. Ia mulai berjalan keluar rumah menuju minimarket terdekat, sambil bersiul mengalunkan nada lagu yang diketahuinya.

Selama menempuk waktu 2 menit, Jake sudah sampai pada tempat tujuannya. Langsung saja ia mengambil keranjang dan memasukkan banyak sekali mie instan kedalamnya, mayoritas yang berbungkus warna kuning, merah, dan hitam. Alias memiliki rasa keju dan juga pedas.

Setelah selesai, Jake segera membawa semuanya kekasir dan membayarnya. Tak lupa mengucapkan terimakasih dikala sang kasir selesai menghitung semua belanjaan miliknya.

Ia melangkahkan kakinya keluar minimarket, membenarkan genggamannya pada kresek yang dipegang olehnya.

"Jake!"

(✓) destiny, sungjake. Where stories live. Discover now