Bab 21 : Mati!

5.2K 291 14
                                    

Rumah Sakit...

"Brengsek! Gue ga mau tau! Itu bitch harus dapet ganjaran yang sama! Sialan!"

"Slow Ken... Jangan sampai emosi lu kepancing."

"GUE GA PEDULI! Tuh cewek bukan manusia dan ga perlu dia diperlakuin kayak manusia! Bisa-bisanya dia bikin Kesha masuk rumah sakit sampai babak belur!!! Gila, gue yakin dibawa ke hukum dengan hasil visum pun pasti tuh cewek diganjar berat! Brengsek!"

"Emang. Tapi Jangan gegabah!"

"Diem Vic! Gue ga butuh saran lu! GUE BAKAL BIKIN TUH CEWEK SAMA MENDERITANYA DIPERKOSA SEPULUH ASSHOLE!"

"KENNARDI!"

"Wir! Bicara sebelum Ken ..."

"Duduk Ken!"

"Wira, gue harus habisin cewek it-..."

"Duduk!"

"Wir..."

"Gue yang selesaiin semua."

"Tapi Wir..."

"Lu sama Victor di sini. Jul, ikut gue."

"Kenapa Julian yang ikut?! Brengsek! Wira, gue yang bakal mampusin tuh jalang!"

Gebrakkkkk

"Wir, kata orang gue tuh cewek udah nyampe. Dia nunggu."

"Kita berangkat Jul."

***

Kesha POV

Semakin hari semakin lucu. Bayangin aja nih ya, Janice ga berhenti nangis, dan Gisel terus duduk di samping gue ngajak bicara. Yah, gue juga bingung menjawab Gisel gimana. Jadi biasanya gue cuma tertawa kecil. Oh oh... Tapi kalau muka Gisel berubah, gue langsung terbahak-bahak.

Pokoknya selama gue di sini, semua orang tuh pada lucu gitu! Bahahahahaa, gue kadang ga ngerti deh kenapa semua orang berubah jadi pelawak. Apa jangan-jangan cita-cita terpendam Janice dan Gisel itu jadi pelawak kali ya?

Hm... Ini udah tanggal berapa ya? Kok rasanya gue terus ada di tempat ini? Ini pun bukan rumah gue. Apa ini rumah Gisel? Emang sih kamar di rumah Gisel temboknya warna putih dan jendelanya langsung menghadap ke sebuah pohon besar.

Tapi rumah Janice juga gitu! Jadi ini di rumah siapa??!

Ah.. Masa bodo deh. Nanti aja dipikirinnya. Toh mereka berdua bahkan dua-empat jam nonstop di sini nemenin gue. Wah wahhh... Apa bakal ada pajamas party ya? Secara gue dari kemarin pake piyama mulu!

Yah mungkin juga. Sesekali boleh lah!

"Kes... Lu mau makan apa?"

Makan? Ah... Bukannya udah makan? Gisel kok nawarin makan mulu? Ck! Lagian nih ya, gue ga perlu makan banyak-banyak. Buat apa kenyang? Lapar lebih baik. Kalau bisa MATI KELAPARAN!

Lagi, gue tertawa. Pemikiran yang bagus!

Tapi kebanyakan makan juga bisa bikin mati kan ya? Hm... Mana yang lebih enak? Makan kebanyakan atau ga makan sama sekali?

Eh ehhh... Ada film kartun di tv! Wahhh... Ada makhluk kotak bewarna kuning. Ih lucu bener ya? Wowwww... Ada kepiting juga! Eh itu ituuuuu! Starfishhhhh!

Starfish...

Bintang ditambah ikan. Bahahahahaa... Bentuknya pasti lucu kalau secara harafiah. Bintang ada ekor dan ditambah sirip! Terus kecipuk kecipuk, berenang deh! Bahahahahaa....

Ehhh! Kok sekarang ganti channel?

Yahhhh.... Tapi ga apa deh. Lihat deh, ada tikus yang dipukul sama kucing ga mati-mati! Ih pinter banget sih! Harusnya tuh tikus mati aja, kan lebih enak dan menderita dipukulin kucing mulu. Sakit tau!

"Kess..."

Gisel apaan sih manggil mulu? Kangen ya??? Bahahahaa...

"Ken sama Victor boleh masuk?"

"Ken?"

Siapa Ken?? Terus siapa itu Victor? Oh... Apa pacar Gisel? Loh kok Gisel pacaran sama dua orang??? Eh... Pacar?!

"Iya.. Ken. Masih inget Ken kan?"

Hm... Kayaknya engga deh. Dia pasti ga terkenal di kampus. Gue ga inget pernah denger yang namanya cowok nama Ken. Bahkan gue ga tau Gisel punya temen namanya Ken.

Astaga! Gue lupa. Jelas aja gue ga tau. Secara gue ini kan kupu-kupu, alias kuliah pulang kuliah pulang! Gue nyaris anti sosial kali!

"Kes! Please... Jangan bilang lu lupa Ken sama Victor!" Kali ini giliran Janice yang angkat suara.

Hm... Victor?

"Siapa Victor?"

Gisel dan Janice mendesah frustasi. Bahahahahaa... Kok muka mereka kayak sengsara banget sih! Ih, udah gue bilang kan? Mereka tuh suka melawak gitu sekarang! Hah... Hah.... Gue sampai sakit perut setiap kali mereka melawak seperti sekarang!

"Kess....."

"Bahahahaha... Ya?"

"Gue ajak Ken sama Victor masuk ya?"

Yah terserah saja. Ini kan rumah mereka, bukan punya gue. Kok mereka lucu sih! Bahahahaa... Yang pemilik rumah siapa, yang diminta ijin siapa! Ck!

Saat pintu terbuka, perasaan itu datang. Lagi! Serasa ruangan ini mendadak gelap dan sempit! GAKKKKKKK! Suara jeritan itu terdengar. Ya, gue tau siapa yang menjerit ketakutan dan penuh kesakitan. GUE!

"PERGI BRENGSEKKKKK! COWOK- COWOK KEPARAT, BRENGSEK, SIALAN! CARI AJA SI JALANG ITU! GUE BUKAN CEWEK MURAHAN YANG MUA LAYANIN NAFSU BINATANG KALIAN!"

Beruntungnya gue, kali ini ada pisau yang ga jauh dari jangkauan gue. Gue segera mengambilnya dan menodongnya ke hadapan mereka. "Pergi! Gue ga takut bunuh kalian berdua!!! Pergi brengsekkkk!"

Entah apa yang mereka katakan, yang jelas gue terus berteriak tanpa ampun menyuruh mereka pergi. Hell! Pergilah mereka!

"PERGIIIIII!"

Dan setelah pintu tertutup, suara teriakan mengerikan tadi berubah menjadi isakan. Gue takuttt! Ya Tuhannn... Gue takut!

Kenapa semua terlihat begitu mengerikan???!!!?

Bahkan tangan gue pun bergetar tanpa henti setiap kejadian tadi berulang di kepala gue! Gue ga mau!

Kenapa gue ga bisa amnesia aja! Atau lebih mudah, kenapa gue ga mati aja! Kenapa?!

Life without Love - 1 (Kesha)Where stories live. Discover now