Rindu Dalam Hati

70 9 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seo Jisoo
X
Jung Hoseok






"Rindu Dalam Hati"









'(Brisia Jodie)'









***





Jarum jam di dinding kamar bernuansa pastel itu telah menunjukkan pukul delapan pagi. Sinar matahari pun tampak malu-malu menyelinap ke dalam kamar itu, gorden jendela terlihat berkibar akibat tertiup angin, dengan itu maka terlihat sekali jika jendela kamar itu tidak di tutup.

Di atas kasur yang memang di peruntukkan untuk satu orang itu terlihat sosok gadis berambut sebahu masih dengan nyamannya terlelap. Bahkan ia tidak terganggu di kala sinar matahari menyinari wajahnya, ia masih saja meyelami alam bawah sadarnya.

Ceklek.

Tap. Tap. Tap.

"Soo-ya, bangun."

Gadis itu masih tidak bergerak.

"Jisoo, ini sudah siang, ayo bangun nanti terlambat bekerja lho."

Gadis itu terlihat mengerutkan keningnya, sepertinya ia mulai terganggu dalam tidur nyenyaknya.

"Seo jisoo."

Gadis pemilik nama seo jisoo itu pun pada akhirnya membuka kedua matanya sehingga memperlihatkan dua bola mata berwarna coklat yang cantik. Ia terlihat menyipitkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk sambil menguap dengan kecil. Perlahan mendudukkan tubuhnya lalu mengusap rambutnya ke belakang, wajah bantalnya masih tidak mengurangi kadar kecantikan si gadis seo.

"Mengapa jendela tidak di tutup? Kau ini kebiasan deh. Angin bisa terus masuk dan kau bisa sakit."

Jisoo terlihat terdiam dengan kaku lalu dengan pelan menolehkan pandangannya ke arah jendela kamarnya. Maniknya ia kerjabkan dengan perlahan, menatap sosok tampan yang tengah mengomel itu dengan pandangan aneh, "hoseok?."panggilnya pelan.

Si pemilik nama terlihat berhenti mengomel, menatap jisoo dengan sebelah alis terangkat lalu tak berapa lama senyum cerah ia lemparkan pada gadis itu, "selamat pagi putri tidur."

Jisoo tertegun dengan senyum cerah itu. Ini apakah nyata? Tapi bagaimana mungkin?.

"Hoseok-ah...." suaranya terdengar lirih dan pemuda itu masih saja tersenyum dengan cerahnya.

Setelah yakin ini bukan mimpi semata jisoo pun dengan segera beranjak dari tempat tidur, berlari ke arah hoseok dengan tangan yang ia rentangkan siap untuk memeluk si tampan. Namun, saat ia telah siap memeluk tubuh itu saat itu lah sosok yang tadi melempar senyum menghilang dari hadapannya seperti debu yang tertiup angin, hilang tanpa bisa di gapai.

Tangan yang masih mengambang di udara itu perlahan turun ke kedua sisi tubuhnya. Senyum getir muncul di bibir berwarna cherry itu dengan air di sudut matanya. Ia menggigit pelan bibir bawahnya dan menundukkan kepalanya, perlahan tawa pelan yang terdengar perih itu terdengar di kamar sederhana miliknya.

BangLyz BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang