enam

60 9 2
                                    

Brak!

Suara pintu yang dijelebak kasar membuat Senja yang lagi berbaring di bangkar UKS langsung menoleh. Dengan wajah yang terlihat seperti mau menangis, Ira berdiri di muka pintu sebelum akhirnya berlari menghampirinya sambil berseru histeris.

"Senjaaaaa!!!! Lo nggak papa? Tadi si Raga ke kelas ngasih tahu katanya lo pingsan terus gue langsung buru-buru ke sini. Pantes aja katanya ke kamar mandi tapi kok lama banget nggak balik-balik. Gue kira lo mencret!"

Senja langsung tertawa mendengar kalimat terakhir Ira. "Hahaha nggak kok, cuma magh gue aja kambuh."

"Lagi si, jadi orang udah tau punya magh bukannya dijaga!" omel Ira menabok pundak Senja, seperti seorang ibu yang sedang mengomeli anaknya yang susah dibilangin.

"Lah, ini jidat lo benjol kenapa?" Ira menyingkirkan poni Senja untuk melihat kening cewek itu lebih jelas.

"Ra!" Senja melotot saat Ira malah menekan benjolnya.

"Keras ya ternyata, gue kira lembek gitu kalau dipencet." katanya tanpa dosa. "Kok bisa sampe benjol si?"

"Nggak tau, kayaknya kebentur lantai tadi pas pingsan."

Ira mengangguk saja, dia nggak tahu soalnya belum pernah ngerasain pingsan seumur hidupnya.

"Terus perut lo gimana? Masih sakit?"

"Udah mendingan, tadi udah makan roti sama minum obat."

Ira mengangguk, "Bagus deh. Jangan diulangin lagi kayak gitu, kasihan badan lo tau!"

"Hehehe iya iya. Lo nggak istirahat, Ra?" tanya Senja melihat Ira yang sepertinya belum terlihat ingin beranjak dari ruang UKS.

"Males gue, sendirian nanti soalnya nggak ada lo," sahutnya Ira mencebik.

Senja bergerak dari kasurnya dan merubah posisi jadi setengah duduk. Dia meraih kantung di nakas dan menyerahkannya pada Ira. "Nih, makan, ada roti."

"Kok nggak lo makan rotinya?"

"Udah tadi, itu masih ada banyak, makan aja."

"Oke," angguknya menganbil satu bungkus roti dan memakannya. "Minumannya mana?" tanya Ira ngelunjak.

"Itu ada dispenser, kalau mau buat teh manis juga ada."

Dan benar saja, Ira langsung bangkit dan menuju counter kecil untuk membuat teh manis dengan mulut yang masih penuh roti. Senja hanya menggeleng.

"Ra..." panggil Senja pada Ira yang kini lagi sibuk makan rotinya dengan cara dicelup dulu ke teh. "Lo tahu nggak siapa yang bawa gue ke UKS?"

Ira sontak mengalihkan perhatian dari makanannya, "Loh emang lo nggak tahu?"

"Yakan lagi pingsan, mana gue tahu?" gelengnya. Pasalnya bahkan ketika Senja sadar, dia hanya sendiri di ruang UKS. Dengan sekantung roti, segelas teh hangat, juga obat magh di atas nakas sebelah bangkarnya. Tidak ada seorangpun di sana. Yang Senja ingat hanya ia melihat siluet murid laki-laki yang berjalan kearahnya sebelum ia hilang kesadaran.

"Oh iya bener juga," kekeh Ira mentertawakan kebodohannya. "Paling si Raga, dia yang ngasih info ke kelas si tadi soalnya."

"Raga tuh yang mana ya anaknya?"

"Lo nggak tahu Raga?!" Ira menatap horror Senja, seolah temannya itu bocah prik yang ansos dan nggak mengenal kehidupan. Ira mendengus melihat Senja yang menggeleng. "Si Raga tuh anak 12 IPS. Temannya si Jeno."

"Oh..." oh aja dulu meskipun Senja belum mendapatkan gambaran yang mana orangnya. "Ciri-cirinya tuh yang kayak gimana?"

"Ck, bener-bener deh lo ya, temen satu angkatan sendiri masa nggak tahu." decak Ira.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Beautiful MistakeWhere stories live. Discover now