Again

120 17 9
                                    

Setelah kejadian itu (name) berubah.

Dia jadi penyindiri dan tak mau berbicara dengan banyak orang.

Lebih parahnya ia menjadi trauma dengan lelaki termasuk ayahnya.

Setiap hari hanya menyesal, bahkan sampai ia lupa akan ayahnya.

Beberapa kali ayahnya mencoba menyemangatinya tapi tetap tak bisa.

Mau tak mau dengan tenaga yang tersisa ayahnya kembali berkerja sendiri untuk menanggung biaya kehidupan (name).

Tapi semangat untuk hidup (name) telah pudar, ia merasa sakit sesakit-sakitnya.

Ia pun lupa akan penyakit ayahnya.

Walau ayahnya memberi (name) makan tapi (name) tak mau makan.

Tentu sedih ayahnya karna putrinya begini terus, ia sudah hampir putus asa untuk menenangkan lagi putrinya.


Suatu siang ayahnya tak sengaja bertemu dengan Levi.

Tentu Levi curiga mengapa ayah (name) kembali berkerja. Karna setelah (name) berkerja ayahnya selalu di suruh diam di rumah oleh (name).

"Maaf sir, kenapa anda berkerja kembali?" Tanya Levi.

Ayah (name) hanya tertawa.

"Hahaha kangen aja sama perkerjaanku saya tak boleh diam terus di rumah." Jawab ayahnya.

Seakan belum puas Levi langsung menatap ayah (name) curiga.

"(Name) apa kabar?" Tanya Levi.

Ayah (name) hanya terdiam.

"Perasaanku tak enak sebenarnya dari waktu itu. Dia di mana?" Tanya Levi.

Ayah (name) menunduk.

"Di rumah, dia sedang sakit." Jawab ayah (name).

Levi tak percaya.

"Bolehkah aku menjenguknya?" Tanya Levi.

Ayah (name) mengangguk.


Ayah (name) lah yang mengantarkan Levi. Karna sama takutnya meninggalkan (name) dengan seorang lelaki, maka ia mengawasi Levi.

(Name) di panggil oleh ayahnya.

(Name) langsung keluar dengan wajah frustasi.

"(Name)!" Panggil Levi.

(Name) mendorong Levi.

"Dia trauma dengan lelaki. Jadi maklumkanlah." Pinta ayah (name).

"Apa yang ia terjadi sampai seperti ini?" Tanya Levi.

Ayah (name) hanya menggeleng.

(Name) langsung menangis mengingatnya.

"Dia tak mau cerita padaku, apa lagi padamu." Bisik ayah (name).

"Dia...dia...kejam...tak punya hati...maafkan aku Levi..." isak (name).

Levi menepuk kepala (name).

"Hoi! Jangan menangis! Katakan padaku apa maksudmu?" Levi menepuk-nepuk bahu (name).

Ayah (name) menepuk bahu Levi.

Ia sudah merasakan ternyata ia tak kuat lagi, rasanya jantungnya akan hancur sebentar lagi.

"Tolong bilang pada (name), jalanilah hidupmu seperti putri yang ku kenal dulu." Bisik ayah (name).

Levi melirik bingung.

Ayah (name) terseyum dan tersungkur ke tanah.

(Name) kaget dan langsung menangkap tubuh ayahnya yang tergeletak di tanah.

To Far Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang