chapter 31: malfunction

3.6K 413 72
                                    

saat ini Jake dan Jungwon ada di ruangan Heeseung. dominant alpha itu memang mengijinkan mereka untuk masuk, tapi tidak memedulikannya sama sekali. kedua manik yang terlihat lelah itu hanya terfokus pada tumpukan kertas dan tab-nya.

entah kapan terakhir kali dia tertidur. padahal dia sudah memiliki segala kekayaan, segala kesuksesan, dan segala keberkahan. ya, semuanya, kecuali cinta. sebulan ini, dia benar-benar hanya fokus pada perusahaan. tidak ada hal lain di benaknya selain kerja, kerja, dan kerja.

keadaan Heeseung masih abu-abu bagi semuanya. tidak ada yang tahu apa yang dirasakan dominant alpha itu, tidak ada yang bisa menebaknya juga. semua orang berspekulasi bahwa dia kecanduan kerja. tapi baik Jake maupun Jungwon, mengerti bahwa ini semua lebih dari sekedar workaholic.

lantas, apa alasan Heeseung menjadi seperti ini? semua bermula saat dirinya hampir gila karena kehilangan Jay. kedua, saat dirinya dipaksa mengerti oleh kenyataan bahwa omega-nya telah tiada. ketiga, saat sebuah makam kosong dikebumikan dengan batu nisan bertuliskan nama omega-nya. keempat, saat dirinya merasa kosong dan tersesat. kelima, dia sudah tidak tahu apa yang harus ia lakukan agar pikirannya terbebas dari Jay.

ya, Heeseung ingin melupakan Jay. rasanya terlalu sakit untuk sadar bahwa sosok yang paling ia cintai tak lagi ada di sisinya. dia ingin lari dari segala hal. sampai ia berada di titik di mana ia ingin menyalahkan semua orang. terutama ayahnya yang dulu memaksanya untuk pergi ke London terlebih dahulu.

bukankah semuanya akan berbeda bila dia pergi bersama dengan Jay? setidaknya walau akan tetap ada kecelakaan pesawat, mereka akan meninggal bersama. dia tak akan sendirian dan Jay tak akan meninggalkannya. kau sungguh kejam Jay, pikirnya.

Heeseung sendiri juga tidak bisa mengerti apa yang sedang ia rasakan. hatinya menolak untuk percaya tapi otaknya berkata untuk mengikhlaskan segalanya. dia benar-benar ada di posisi yang sulit. untuk pertama kali dalam hidupnya, ia mencintai seseorang. untuk pertama kali dalam hidupnya, ia megijinkan seseorang untuk mengaturnya. dan untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasakan kedamaian di dalam diri seseorang.

Jay adalah segalanya. Jay adalah rumahnya. Jay adalah omega-nya. Jay adalah bagian jiwanya. Jay adalah cintanya. Jay adalah miliknya. tapi kini, untuk sekedar mengenang saja, Heeseung tak kuasa. dia tidak kuat. oleh karena itu, dia berusaha menyibukkan diri sampai dirinya sendiri tidak punya waktu untuk berpikir hal lain.

dirinya juga takut untuk tidur. dia selalu terbayang bagaimana Jay meneriakkan namanya saat pesawat itu tenggelam. ia juga selalu terbayang bagaimana omega-nya itu tidak bisa melakukan apa-apa selain meminta pertolongan. itu terlalu menyakitkan. semuanya terlalu menyakitkan baginya.

tapi Heeseung tahu, bukan hanya dia yang kehilangan. oleh sebab itu, ia tidak ingin mengkhawatirkan siapapun. ia akan beraktivitas seperti biasa. dia akan menjalani kesehariannya seolah kehilangan Jay, tidak menjadi sandungan dalam kehidupannya. agar dia, bisa tetap bertahan di dunia yang hampa ini. agar Jay, tak kecewa padanya.

sungguh, dia rindu Jay. dia rindu segala hal tentang omega itu. bila bisa mengulang waktu, ia akan melawan ayahnya. atau ia akan memaksa Jay untuk pergi dengannya langsung. dia tidak akan memedulikan hal lain selain fakta bahwa Jay aman bersamanya. tapi, semuanya sudah terlambat. omega-nya sudah tidak ada.

"Heeseung", panggil Jake.

yang dipanggil tidak menoleh, menunggu tuan muda Shim itu yang melanjutkan kalimatnya. Jake sedikit ragu, tapi Jungwon memberikannya dukungan. membicarakan soal Jungwon, dirinya kurang lebih sama seperti Jake. dipaksa terbiasa oleh keadaan. dipaksa untuk baik-baik saja. apalagi dia adalah anak tunggal keluarga Yang.

"ayo istirahat sebentar, bagaimana dengan jalan santai?"

"tidak terimakasih"

"Heeseung"

encounterWhere stories live. Discover now