Dijual Suami

Penyesalan

"Kamu memang pria kejam. Dia cantik, anggun, kurang apa dia?" 

"Jangan banyak berkomentar. Kamu orang baru dalam hidupku. Urusan dengan Diana, itu menjadi urusanku. Sebagai wanita kedua, kamu hanya wajib melayaniku tanpa banyak bicara, mengerti?"

Anggita tidak mau menjawab. Ia kesal dengan pria di hadapannya. Dirinya sudah terlanjur masuk ke pusaran rumah tangga mereka tanpa Anggita tahu.

Sebagai seorang wanita, ia tak mau menyakiti Diana. Lebih baik ia mundur, itu hal yang benar. Lagi pula, Diana datang pun untuk meminta Anggita mundur. Sayang saja, Marvel terlanjur datang.

"Aku tegaskan sama kamu, Gita. Jangan pernah berniat pergi dan mengalah dari Diana."

"Memang kamu orang jahat."

"Terserah kamu!"

Marvel masuk ke kamar mandi. Ia mengguyur sekujur tubuh dengan air yang keluar dari shower. Kepala panasnya menjadi dingin untuk sesaat. Mengingat Diana pingsan, ia pun gak tega. Namun, ia juga kesal karena Diana berani datang dan membuat Anggita tahu sebelum ia memberitahukan semuanya.

Anggita terduduk di sofa. Ia menatap sekeliling ruangan yang begitu rapi. Tidak membayangkan dirinya yang miskin bisa merasakan hidup berkecukupan tiba-tiba. Namun, ia harus terkurung bagaikan burung di sangkar. Bahkan ia sekarang di cap sebagai pelakor oleh istri Marvel.

Pria itu begitu tega pikirnya. Ia hanya gadis kampung uang tidak tahu kota besar yang kini ia tinggali. Anggita takut jika ia kabur, malah hidupnya tidak jelas dan malah bertemu dengan pria lebih menyeramkan dari Marvel.

"Mana bajuku?" Marvel bertanya saat sudah selesai mandi. Kini, pria itu terlihat sangat tampan dengan rambut basah dan handuk melilit di pinggang.

"Eh, i--iya. Sebentar aku ambil." Gegas Anggita bangkit dan mengambil baju dan celana pendek untuk Marvel.

Marvel memperhatikan Anggita yang bersikap gugup. 

"I--ini." Segera Anggita membuang muka saat memberikan bajunya.

Marvel tahu jika Anggita gugup. Pria itu sengaja menarik tubuh Anggita ke pelukannya. 

"Kenapa buru-buru membuang muka? Kamu deg-degan dekat dengan aku?"

Entah perasaan apa yang Anggita rasakan. Sekujur tubuhnya terasa dingin saat kepalanya bersandar di dada Marvel. Sekuat tenaga Anggita melepaskan diri dari dekapan Marvel.

"Jangan terlalu percaya diri! Lebih baik kamu selesaikan masalah dengan istri kamu."